adalah suatu proses perkenalan yang dilakukan oleh pria dan wanita. Proses ini dilakukan dengan cara yang islami. Proses seperti inilah yang diinginkan
Mari dalam memilih pasangan. Senada dengan apa yang dinyatakan dalam Degenova 2008 bahwa
pemilihan pasangan merupakan suatu proses penyaringan yang dilakukan oleh setiap individu dalam memilih calon pasangan hidup sampai akhirnya terpilih
calon pasangan hidupnya. Degenova 2008 juga menyatakan bahwa proses pemilihan pasangan terdiri dari beberapa tahapan penyaringan. Tahapan
penyaringan dari proses pemilihan pasangan ini terdiri dari 5 bagian sebelum akhirnya setiap individu memutuskan untuk menikah.
a. Area yang ditentukan The Field of Eligibles
Tahapan pertama dalam proses pemilihan pasangan adalah menentukan kriteria pasangan yang diharapkan. Pertimbangan-pertimbangan dalam
memilih pasangan, dilakukan berdasarkan syarat-syarat yang telah dibuatnya. Syarat-syarat pasangannya ini nanti akan dikatakan pada pasangannya dalam
proses ta’aruf yang dijalaninya. Persyaratan yang diberikan Mari untuk calon pasangannya nanti berkisar pada masalah keluarga dan agama. Saat sudah
menikah nanti, Mari menginginkan pasangannya dapat tinggal dan hidup bersama keluarganya di kampung. Hal ini dikarenakan Mari sangat
mengkhawatirkan kondisi kedua orang tuanya yang mulai menua. Namun, syarat untuk tinggal bersama keluarganya ini tidak menjadi prioritas utama
Universitas Sumatera Utara
lagi bagi Mari. Dengan seiring berjalannya waktu, Mari lebih memilih untuk mengikuti apa yang ditentukan oleh suaminya nanti.
Selain masalah keluarga, persyaratan yang dibuat Mari adalah mengenai poligami. Poligami adalah suatu keadaan dimana suami memiliki istri lebih
dari satu. Mari tidak menyetujui hal-hal yang berkaitan dengan poligami. Selama Mari merasa masih mampu melakukan kewajibannya sebagai seorang
istri, Mari menolak adanya poligami. Ini menjadi persyaratan yang paling penting, yang akan diajukan Mari saat proses ta’aruf dimulai. Mari juga
percaya kualitas dari seseorang seperti kepribadian dan kesolehan yang dimiliki pasangannya akan lebih menjamin hubungan pernikahannya terjalin
dengan lebih baik. Degenova 2008 juga menyatakan bahwa dalam memilih pasangan hal
yang pertama akan dilakukan adalah melihat apakah calon pasangan yang dipilihnya sudah sesuai dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan. Apabila
pasangan itu memenuhi syarat pasangan yang telah dibuat, maka individu itu dapat melewati tahap pertama dalam proses pemilihan pasangan yang
dibuatnya. Namun sebaliknya, kalau individu itu tidak memenuhi syarat yang dibuatnya, maka ia tidak akan dipilih sebagai calon pasangannya. Selain
persyaratan yang telah dibuatnya, kualitas dari pasangan seperti sikap dan kepribadian juga akan menentukan proses pemilihan pasangan yang
dilakukan. Kualitas dari calon pasangan juga akan menjamin hubungan terjalin dengan lebih baik bila dibanding dengan kuantitas. Maka tak jarang,
banyak orang yang sudah lebih dulu menentukan dari pasangannya.
Universitas Sumatera Utara
b. Kedekatan Propinquity