BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian hasil analisa wawancara dalam bentuk narasi. Hasil wawancara dianalisis dengan menggunakan teori-teori pemilihan pasangan yang
dikemukakan oleh Degenova 2008. Peneliti menggambarkan data penelitian dalam tiga tema utama. Ketiga tema tersebut mendukung peneliti untuk
mengungkap gambaran proses pemilihan pasangan pada kembar, diantaranya adalah :
- Latar belakang keluarga
- Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pasangan pada kembar
- Proses pemilihan pasangan yang dilakukan oleh kembar
Data yang berkaitan dengan gambaran proses pemilihan pasangan pada kembar akan dijabarkan, dianalisa dan diinterpretasi per responden.
A. Analisa Data
1. Responden I
a. Identitas diri
Nama : Mari bukan nama sebenarnya
Usia : 23 tahun
Suku : Batak toba
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Universitas Sumatera Utara
Urutan dalam keluarga : Anak ke 8 dari 10 bersaudara
Status : Belum menikah
b. Jadwal Pelaksanaan Wawancara
No Tanggal Wawancara Waktu Wawancara Tempat Wawancara
1 9 Oktober 2010
12.15 WIB – 13.10 WIB
Perpustakaan USU
2 23 Oktober 2010
14.10 WIB – 15.22 WIB
Perpustakaan USU
3 11 Desember 2010
09.30 WIB – 10.30 WIB
Biro Rektor USU
c. Data Observasi
Wawancara pertama dilakukan di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Suasana di sekitar Perpustakaan USU pada hari itu cukup ramai.
Keramaian di Perpustakaan USU ini didukung pula dengan cuaca yang cukup terik dan membuat siang itu menjadi terasa gerah. Pada siang itu, Mari tidak
datang sendirian. Ia datang bersama Mira, kembarannya. Wawancara ini nantinya akan dilakukan secara bergantian antara Mari dan Mira. Setelah
dilakukan sedikit obrolan dengan keduanya, akhirnya diputuskan bahwa Mari yang akan terlebih dahulu diwawancarai. Sembari menunggu adiknya, Mira
pun lebih memilih untuk berjalan-jalan di sekitar Perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
Wawancara dilakukan di pinggiran semen lorong jalan perpustakaan. Terlihat hamparan rumput yang cukup luas, bila kita memandang ke arah
depan. Selain itu terdapat juga banyak pepohonan yang tumbuh disana. Cuaca hari itu terasa sejuk dengan adanya hamparan rumput dan pepohonan yang
tumbuh disana. Sambil duduk, peneliti meminta izin untuk menggunakan tape recorder dalam wawancara ini. Setelah mendapatkan izin menggunakan tape
recorder, wawancara pun dimulai. Mari merupakan seorang perempuan berjilbab. Ia terlihat santun dengan
baju kaos lengan panjang berwarna abu-abu dan rok panjang berwarna hitam. Jilbab hitam panjangnya terlihat rapi dengan bros berbentuk kupu-kupu yang
dikaitkan di jilbabnya. Mari juga memakai sandal yang berwarna hitam, yang dilapisi dengan stocking berwarna kulit. Diperkirakan oleh peneliti, Mari
memiliki postur tubuh setinggi 158 cm dan berat sekitar 49 kg. Sosok Mari yang ramah tampak dari setiap jawaban yang ia berikan. Mari
selalu mendengarkan dengan seksama setiap pertanyaan dari peneliti. Setiap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selalu dijawabnya dengan panjang lebar.
Sesekali ia tertawa apabila merasa lucu dengan jawaban yang ia sampaikan. Terkadang malah, ia akan tersipu malu dengan wajah yang kemerahan apabila
menceritakan gambaran keluarga yang dia inginkan. Mari selalu semangat dan antusias bila menceritakan pengalaman-pengalaman yang dirasakan dengan
kembarannya. Wajahnya selalu tersenyum dan sangat bersemangat ketika bercerita mengenai kembarannya. Tangan dan kakinya pun kadang ikut
bergerak, sebagai pendukung dari cerita-cerita yang ia lontarkan.
Universitas Sumatera Utara
Wawancara kedua kembali dilakukan di Perpustakaan USU. Suasana pada hari itu lebih sunyi bila dibanding pada saat wawancara pertama. Cuaca yang
sedikit mendung pada hari itu tidak sesuai dengan keramahan yang ditunjukkan oleh Mari dan Mira. Mereka berdua tampak ceria. Hari itu, Mari
mendapat giliran terakhir untuk diwawancarai. Sambil menunggu Mira selesai diwawancara, ia memilih membaca buku tak jauh dari tempat dilakukan
wawancara. Ada sikap yang sedikit berbeda yang ditunjukkan Mari saat awal
wawancara. Jawabannya terbata-bata dan ia tampak melamun. Karena merasa heran dengan perubahan yang terjadi dengannya, peneliti pun mencoba
menanyakan keadaannya. Lalu, ia menceritakan pertemuannya dengan seorang wanita yang dia anggap aneh. Tapi setelah menceritakan kisah
pertemuannya tadi, Mari kembali bersikap sebagaimana biasanya. Jawabannya tidak lagi terbata-bata, ia kembali bisa menceritakan dengan semangat
pengalaman-pengalaman yang dirasakan dengan kembarannya. Ekspersinya yang bervariasi mulai ia munculkan kembali. Sikapnya yang penuh canda
tawa bahkan wajahnya tersipu malu ketika ia bercerita tentang sosok pasangan yang ia idamkan. Suasana yang santai pun kembali tercipta pada siang hari itu.
Wawancara ketiga dilakukan pada pagi hari di Biro Rektor USU. Suasana di Biro Rektor pada pagi hari itu cukup ramai. Banyak orang yang lalu lalang
melintasi tempat itu. Karena keramaian itulah Mari mengajak peneliti untk mencari tempat yang lebih sunyi. Setelah mendapatkan tempat yang dirasa
sesuai, wawancara pun dimulai.
Universitas Sumatera Utara
Pagi itu Mari terlihat santai dengan kaos lengan panjang berwarna merah marun, rok berbahan jeans dan jilbab yang berwarna abu-abu. Pagi hari itu,
Mari terlihat berbeda dengan kacamata yang ia pakai. Sikap Mari pada wawancara ketiga ini pun tidak berbeda jauh dengan wawancara pertama dan
kedua. Proses wawancara yang dilakukan selama ini berjalan dengan lancar.
2. Responden II