diharapkan. Saat sudah memilih pasangan yang sesuai dengan kriteria, maka akan muncul persiapan untuk memulai tahap yang lebih serius.
Dalam memilih pasangan, Ridho memilih melaluinya dengan proses pacaran. Melalui proses pacaran, Ridho dapat mengetahui lebih dalam
mengenai karakter dari pasangannya. Selain itu bagi Ridho pacaran juga merupakan salah satu cara untuk melangkah menuju tahap yang lebih serius.
Ketika pacaran, Ridho bukan hanya akan menjalani hubungan dengan pasangannya saja, tetapi juga akan berhubungan dengan orang tua dari
pasangan dan orang tuanya sendiri. Untuk itulah, Ridho merasa perlu mengetahui karakter dari pasangannya agar dapat dipertanggung jawabkan di
hadapan kedua orang tuanya nanti. Hal ini senada dengan apa yang dijelaslkan dalam Degenova 2008,
bahwa pemilihan pasangan biasanya didasari dengan memilih calon yang dapat melengkapi apa yang dibutuhkan dan berdasarkan suatu pemikiran
bahwa seseorang akan memilih pasangan yang dapat melengkapi kebutuhany yang diperlukannya. Proses pemilihan pasangan merupakan suatu proses
penyaringan dimana seorang individu akan memilih pasangan, hingga akhirnya ia mendapat pasangan yang terbaik.
a. Area yang ditentukan The Field of Eligibles
Ridho merasa tertarik untuk melanjutkan suatu hubungan dengan seseorang, apabila individu tersebut mempunyai sikap yang hiperaktif. Bagi
Ridho, hiperaktif adalah sikap dari seorang individu yang dapat menciptakan suasana menjadi lebih hidup dan meriah. Ridho lebih tertarik dengan individu
Universitas Sumatera Utara
yang hiperaktif karena terkadang Ridho mempunyai sifat yang pendiam. Apabila nantinya Ridho mempunyai pasangan yang juga memiliki sifat yang
pendiam, tentu hubungannya akan terasa membosankan. Untuk alasan itulah Ridho lebih memilih pasangan yang hiperaktif daripadanya. Kualitas pasangan
yang diharapkan Rido lebih kepada kepada pendidikan yang dimiliki pasangannya. Apabila pasangannya mempunyai pendidikan yang baik, maka
pemikirannya pun akan semakin baik. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Degenova 2008, bahwa
sebelum memilih pasangan, hal pertama yang akan diperhatikan setiap individu adalah calonnya telah sesuai dengan kriteria yang ditentukannya.
Apabila pasangannya telah sesuai dengan kriteria yang diharapkannya, maka hubungan itu pun bisa berlanjut ke tahap yang lebih serius. Setelah
mengetahui karakter dari pasangannya, maka individu tersebut akan lebih mengetahui kualitas dari pasangannya. Pernikahan dengan kualitas pernikahan
yang baik, cenderung berasal dari kualitas pasangan.
b. Kedekatan Propinquity
Bagi Ridho cinta pada pandangan pertama adalah suatu hal yang tidak mungkin akan terjadi padanya. Bagi Ridho, intensitas perjumpaan dengan
seorang individu yang dapat memicu terjadinya ketertarikan. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam Degenova 2008, yang mengatakan bahwa
ketertarikan terhadap seseorang bisa terjadi dari lingkungan yang ada di
Universitas Sumatera Utara
sekitarnya. Sangat banyak pasangan, yang berjumpa dengan pasangannya di tempat-tempat yang sering mereka kunjungi.
Selain itu, Ridho sendiri memilih untuk tidak terlibat dalam hubungan jarak jauh. Ridho sendiri pernah mempunyai pengalaman pacaran jarak jauh.
Namun, karena kurangnya komunikasi di antara keduanya, hubungan tersebut harus berakhir. Alasan lain yang membuat Ridho menolak untuk melakukan
hubungan jarak jauh adalah karena adanya keterikatan di antara keduanya, tapi tidak dapat saling bertemu, yang menyebabkan keduanya tidak bisa
menghabiskan banyak waktu dengan pasangannya. Untuk alasan itulah, Ridho menghindari hubungan jarak jauh, dan lebih memilih pasangan yang berada
satu kota dengannya. Degenova 2008 menjelaskan bahwa ada banyak pertimbangan saat memilih pasangan, salah satunya adalah masalah kedekatan
propinquity. Kedekatan secara geografi juga menjadi salah satu hal yang direnungkan dari setiap pasangan, sebelum akhirnya memutuskan untuk
memilih.
c. Daya Tarik Attraction