Bosi VI : Famadadao Omo Membangun rumah Bosi VII : Fa’aniha banua memasuki persekutuan desa

2.4.6. Bosi VI : Famadadao Omo Membangun rumah

Seorang anak laki-laki yang telah berkeluarga tidak dapat terus-menerus menetap di rumah orang tuanya. Untuk itu ia harus berusaha untuk memiliki rumah sendiri. Rumah dapat dibangun di dekat rumah orang tua atau di tempat lain yang jauh dari rumah orang tua. Dimasa lampau pada saat tanah masih cukup luas dengan penduduk sedikit, keluarga baru lebih suka membangun rumah di lokasi baru. Bila mereka termasuk keturunan bangsawan, maka pada saat mereka memasuki rumah baru mereka akan diiringi beberapa orang pembantu dan membawa alat-alat pertanian. Ketika membangun rumah beberapa hal mesti diperhatikan. Ukuran panjang dan lebar menggunakan bilangan ganjil 5,7, atau 9, sebab menurut kepercayaan ukuran dengan bilangan ganjil ini akan membuat rumah menjadi kuat, dapat menolak ilmu hitam, menolak sial, dan menolak penyakit. Pintu rumah mesti menghadap ke arah matahari terbit. Hal ini dipercaya sebagai sumber berkat dari matahari. Matahari dalam bahasa Nias disebut luo. Dahulu orang Nias menyembah Luobalangi atau lowalangi adalah pencipta dan sumber kehidupan, itulah sebabnya pintu rumah biasanya menghadap ke sebelah timur dengan harapan agar rumah tersebut dapat mendatangkan rejeki dan keberuntungan. Setelah rumah selesai dibangun, pemilik rumah mengadakan acara lafofanö tuka melepas tukang. Kepada tukang diberikan satu ekor babi dan satu balaki emas 1 balaki sama dengan 12,5 gram; khusus kepada sanu’a orang yang mengukur rumah diberikan 5 keping uang perak ”floring” mata uang Belanda; kepada solohe Universitas Sumatera Utara balö zinali pemegang ujung tali pengukur diberikan satu ringgit; kepada penduduk desa banua diberikan satu balaki emas yang diterima oleh salah seorang pengetua adat. Ini adalah prosedur yang berlaku dimasa lampau, sementara dimasa sekarang pembayaran di atas dapat digantikan dengan uang tunai rupiah.

2.4.7. Bosi VII : Fa’aniha banua memasuki persekutuan desa

Bila rumah telah selesai didirikan, pemilik rumah beberapa waktu kemudian mengadakan jamuan makan kepada penduduk desa sebagai syarat agar dapat diterima secara resmi 6

2.4.8. Bosi VIII : Famaoli menjadi anggota adat