Sejarah Singkat Kelurahan GAMBARAN MASYARAKAT KELURAHAN ILIR, KECAMATAN

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sitolu Ori, Kabupaten Nias Utara. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Gido dan Kecamatan Hili Serangkai, Kabupaten Nias. Sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Hiliduho, Kecamatan Alasa Talumuzoi, dan Kecamatan Namohalu Esiwa. Sementara sebelah Timur berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia. Terdapat 6 Kecamatan, antara lain Gunung Sitoli dengan 31 desa, Gunung Sitoli Alo’oa, 10 desa, Gunung Sitoli Barat, 9 desa, Gunung Sitoli Idanoi, 26 desa, Gunung Sitoli Selatan, 15 desa, dan Gunung Sitoli Utara, 10 desa. Karena baru dimekarkan dan pemerintahan baru ada sejak Penjabat Wali Kota dilantik, tidak heran masih ada status desa di Kota Gunung Sitoli. Nantinya, secara bertahap statusnya diusulkan jadi Kelurahan. Saat ini baru ada 3 Kelurahan yang berdiam di bukit dekat rumah sakit umum Gunung Sitoli.

2.2 Sejarah Singkat Kelurahan

Kelurahan Ilir yang dulunya disebut Desa Ilir Perubahan terjadi semenjak peningkatan status kota Gunung Sitoli menjadi Kotamadya adalah salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Gunung Sitoli. Desa ini terletak sekitar satu stengah kilometer dari pusat Kota Gunung Sitoli, sebagai pusat pemerintahan. Arti Ilir ini adalah tempat dimana kita mulai bekerja dan mencari nafkah dimulai dari tanah yang kita pijak. Mata pencaharian penduduk adalah sebagai nelayan, petani buruh, pedagang dan sebagian kecil menjadi pegawai pada instansi pemerintahan. Jumlah yang terbesar adalah sebagai petani. Universitas Sumatera Utara Menurut keterangan warga, pendiri desa ini adalah Tuada Balugu Lasoborombanua Telaumbanua. Tahun didirikan tidak diketahui dengan pasti, namun diperkirakan sekitar awal abad 20 Pendiri desa ini adalah salah seorang putera dari Tuhenöri Onozitoli 1 Lambat laun tanah ini berkembang menjadi desa tempat pemukiman penduduk. Penghuni desa ini semakin ramai baik itu keturunan dari pendiri desa, . Menurut kebiasaan di masa lampau, seorang putera bangsawan yang baru berkeluarga biasanya akan berdiri sendiri dengan penguasahakan tanah pemberian orangtuanya. Tanah yang masih berbentuk hutan belukar inilah yang akan diusahakan sebaik mungkin untuk tempat tinggal dan lahan pertanian yang sedapat mungkin memberikan hasil yang diharapkan untuk kehidupan keluarga yang baru. 2 1 Nias dulunya dibagi dalam beberapa Ori, yakni suatu wilayah pemerintahan yang membawahi beberapa desa. Salah satu ori tersebut adalah ori Onozitoli yang sekarang disebut sebagai kota Gunungsitoli. Kepala pemerintahan ori di sebut Tuhenori. 2 Pendiri desa dan keturunannya dengan sendirinya akan menjadi sanaru mbanua pendiri desa di desa tersebut yang berhak menentukan segala sesuatu mengenai wilayahnya, baik ke dalam maupun ke luar. Adapaun penduduk diluar keturunan dari pendiri desa, dianggap sebagai pendatang sifatewu yang tunduk kepada pendiri desa tersebut. maupun penduduk yang datang dari tempat lain dan diterima menetap di desa ini. Meskipun demikian antara penduduk asli dan pendatang dibedakan dalam masalah hak dan kewajiban. Penduduk pendatang dibatasi dalam beberapa hal seperti tidak dapat membeli tanah walaupun dapat mengusahakannya; tidak dapat memasuki susunan pemerintahan kecuali pernah berjasa dalam desa atau memiliki harta benda yang banyak. Dalam hal perkawinan, pendatang tidak diperbolehkan mengawini penduduk asli. Dimasa lampau hal ini dapat menimbulkan ketegangan dalam desa, Universitas Sumatera Utara namun di masa sekarang sesudah sistem pemerintahan berubah, hal ini jarang terjadi, walaupun belum hilang sama sekali.

2.3. Stratifikasi Sosial