Data Pendukung Teknik Analisis Data

Ilir, b nyanyian perkawinan atau sinunő falőwa apa saja yang mereka ketahui dan, c perubahan apa saja yang mereka ketahui tentang sinunő falőwa yang sekarang dipakai di upacara perkawinan di kota Gunung Sitoli.

c. Data Pendukung

Data pendukung dapat menyempurnakan hasil observasi dan wawancara seperti letak lokasi Gunung Sitoli dan batas-batas wilayahnya yang diperoleh dari lembaga-lembaga resmi seperti Kantor Desa, Kecamatan, dan dari hasil- hasil penelitian dan berbagai referensi yang relevan dengan permasalahan penelitian yang berupa : jurnal, surat kabar, buku-buku dan internet.

1.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif yang menganalisis tentang keberadaan musik Nias saat ini, khususnya pengunaan sin unő falőwa dalam upacara perkawinan orang Nias di kota Gunung Sitoli. Analisa data dilakukan dengan mengorganisasikan data hasil observasi dan wawancara dalam tema-tema kategori. Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja. Setelah semua data terkumpul selanjutnya akan dibandingkan serta dicari yang saling berhubungan. Dengan cara ini diharapkan akan ditemukan konsep dan kesimpulan yang menjelaskan laporan atau hasil penelitian yang disusun secara sistematis. Analisa data akan dilakukan mulai dari penyusunan laporan sampai penelitian ini selesai. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN MASYARAKAT KELURAHAN ILIR, KECAMATAN

GUNUNG SITOLI 2.1 Lokasi dan Letak Gunung Sitoli Gunung Sitoli merupakan kota tertua dan terbesar yang ada di Kepulauan Nias. Setelah ditingkatkan statusnya dari Kecamatan menjadi Kota Otonom, kota ini yang dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 47 Tahun 2008 ini semakin mengalami pertubuhan di segala bidang. Perlahan namun pasti, geliat Kota Gunung Sitoli sebagai pintu gerbang Kepulauan Nias semakin dirasakan. Ibaratnya, ada idealisme dan semangat baru menuju arah kemajuan. Berdasarkan catatan sejarah, Gunung Sitoli atau sering disebut Luaha sudah dikenal dan dikunjungi sejak abad ke 18. Posisi kota Luaha ini terletak pada muara sungai Nou atau pasar Gunung Sitoli saat ini. Dari keterangan bapak Faziduhu Telaumbanua nama kota Gunung Sitoli diberikan oleh para pedagang yang berasal dari Indocina daratan Asia. Kelak, para pedagang inilah yang disebut-sebut sebagai nenek moyang orang Nias. Namun tidak ada catatan sejarah yang memastikan kebenaran hal ini. Merujuk secara harfiah, jelas kata Gunung Sitoli berasal dari kata Gunung dan kata Sitoli. Gunung berarti tanah yang tinggi berbukit dan Sitoli berasal dari nama orang pertama yang berdiam di bukit dekat rumah sakit daerah Onozitoli sekarang. Jumlah penduduk 125.495 jiwa tahun 2008 dengan luas wilayah 469,36 km persegi. Universitas Sumatera Utara