Definisi Operasional PENDEKATAN KONSEPTUAL

8 Kebutuhan praktis gender adalah kebutuhan segera, kebutuhan material yang diperlukan perempuan dan laki-laki yang tidak harus memerlukan perubahan-perubahan terhadap hubungan gender yang ada. Contoh: tempat tinggal, makanan, air, dan pekerjaan yang memadai. 9 Kebutuhan strategis gender adalah kebutuhan yang memerlukan perubahan-perubahan jangka panjang terhadap hubungan gender agar kebutuhan itu tercapai. Kebutuhan strategis secara langsung dapat berkaitan dengan kebutuhan praktis. Contoh: kebutuhan praktis perempuan untuk mendapatkan tempat tinggal atau makanan dapat berkaitan dengan kebutuhan strategis mereka untuk mendapatkan hak yang sama untuk memiliki tanah atau hak untuk mendapatkan serangkaian pilihan pekerjaan dan mendapatkan sumber penghasilan.

2.5 Definisi Operasional

Tabel 5 Definisi Operasional Penelitian Analisis Gender terhadap Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan CSR Bidang Pemberdayaan Ekonomi Lokal PT Holcim Indonesia Tbk No. Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran Data 1. Karakteristik Individu a. Jenis kelamin Identitas biologis peserta. Laki-laki = 1 Perempuan = 2 Nominal b. Umur 1.Umur berdasarkan median 2.Umur berdasarkan BPS Lamanya hidup peserta produk BMT Swadaya Pribumi. Umur median: 45 tahun = 1 ≥ 45 tahun = 2 Umur BPS: 15-31 tahun = 1 32-48 tahun = 2 49-64 tahun = 3 Ordinal c. Status pernikahan Identitas pernikahan peserta saat diwawancarai. Belum menikah = 1 Menikah = 2 Cerai janda duda = 3 Nominal d. Tingkat Jenis pendidikan Tidak tamat Ordinal pendidikan sekolah tertinggi yang ditamatkan oleh peserta. SDtamat SD = 1 rendah Tamat SMP = 2 sedang Tamat SMAPT = 3 tinggi e. Jenis usaha Usaha yang ditekuni oleh peserta saat memperoleh pembiayaan dari BMT Swadaya Pribumi. Usaha makanan = 1 Usaha non- makanan = 2 Nominal f. Tingkat pendapatan per bulan Rata-rata hasil kerja berupa uang yang diterima peserta atas pekerjaan utama peserta setiap bulan. Rp400.000 s.d Rp4.500.000 = 1 rendah Rp4.500.000 s.d Rp 8.600.000 = 2 sedang Rp8.600.000 = 3 tinggi Ordinal 2. Peran Pembagian Kerja dalam Rumahtangga a. Peran produktif Kegiatan yang menghasilkan uang yang terdiri dari satu kegiatan mencari nafkah. Laki-laki saja = 1 Perempuan saja = 2 Bersama = 3 Nominal b. Peran Reproduktif Kegiatan mengurus rumahtangga dan keluarga yang terdiri dari 12 kegiatan rumahtangga masak, cuci pakaian, cuci piring, menyapu,mengepel, menyetrika, urus anak, mandikan anak, menyuapi anak, gendong anak, antar anak ke posyandu, dan perbaiki perkakas rumahtangga. Laki-laki saja = 1 Perempuan saja = 2 Bersama = 3 Nominal c. Peran Sosial Kegiatan kemasyarakatan yang terdiri dari 6 kegiatan arisan, pengajian, PKK, kerjabakti,kematian, pernikahan. Laki-laki saja = 1 Perempuan saja = 2 Bersama = 3 Nominal 3. Tingkat Kesetaraan Gender Peserta dalam BMT Swadaya Pribumi Pengkategorian: Tidak setara gender = 15-22 Setara gender = 23-30 a. Akses terhadap sumberdaya Peluang atau kesempatan yang dimiliki peserta dalam memperoleh izin usaha, pembiayaankredit, pembayaran angsuran, pelatihan kewirausahaan, dan pendampingan usaha. Skor total 6-9 = 1 rendah Skor total 10-12 = 2 tinggi Ordinal b. Kontrol terhadap sumberdaya Kuasa yang dimiliki peserta atas besarnya pinjaman, pemanfaatan uang, jenis usaha, dan kendali atas usaha. Skor total 5-8 = 1 rendah Skor total 9-10 = 2 tinggi Ordinal c. Manfaat yang dinikmati Manfaat yang dinikmati oleh peserta berupa peningkatan pendapatan, status sosial, kebutuhan dasar, dan kemampuan berwirausaha. Skor total 4-6 = 1 rendah Skor total 7-8 = 2 tinggi Ordinal 4. Tingkat Keberhasilan BMT Swadaya Pribumi Pengkategorian: Keberhasilan rendah = 11-15 Keberhasilan tinggi = 16-19 a. Pemenuhan kebutuhan praktis Pemenuhan kebutuhan peserta terhadap permodalan usaha, pengetahuan Skor total 5-8 = 1 rendah Skor total 9-11 = 2 tinggi Ordinal kewirausahaan, kebutuhan ekonomi, perbaikan kondisi hidup, dan perkembangan usaha. b. Pemenuhan kebutuhan strategis Pemenuhan kebutuhan peserta dalam memperoleh kesempatan yang setara dalam memperoleh pembiayaan, mengikuti kegiatan pelatihan kewirausahaan, dan pengambilan keputusan dalam keluarga. Skor total 6-7 = 1 rendah Skor total 8-9 = 2 tinggi Ordinal

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive, yaitu di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Bogor yang merupakan kawasan Ring 1 penerima program CSR PT Holcim Indonesia Tbk, salah satunya program pembiayaan usaha mikro dari Baitul Maal wa Tamwil Swadaya Pribumi. Desa Kembang Kuning dinilai oleh PT Holcim Indonesia Tbk sebagai desa yang terkena dampak paling besar dari kegiatan operasional PT Holcim Indonesia Tbk karena lokasinya yang berdekatan dengan Holcim Indonesia Pabrik Narogong. Sebelum menentukan lokasi penelitian, peneliti melakukan observasi dan telaah dokumen yang berkaitan dengan lokasi penelitian. Peneliti juga menanyakan langsung kepada pihak-pihak yang melakukan penelitian terhadap CSR PT Holcim Indonesia Tbk. Penjajagan lokasi penelitian dilakukan pada bulan Juli- Oktober dan penelitian dimulai pada bulan Oktober dan berakhir pada bulan November akhir tahun 2011.

3.2 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif berperan sebagai landasan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dan didukung pendekatan kualitatif yang berguna untuk menjawab perumusan masalah secara lebih mendalam sehingga memperkuat data yang diperoleh melalui pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yang digunakan adalah penelitian survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok Singarimbun dan Effendi, 2008. Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan kepada sejumlah responden. Kuesioner merupakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun penelitian survai pada penelitian ini digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel- variabel melalui pengujian hipotesis yang disebut juga sebagai penelitian penjelasan atau explanatory research Singarimbun dan Effendi, 2008.