Akses Peserta terhadap Sumberdaya dari BMT Swadaya Pribumi

BAB VII ANALISIS GENDER TERHADAP PELAKSANAAN PRODUK

PEMBIAYAAN BMT SAWADAYA PRIBUMI Tingkat kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi dianalisis menggunakan alat analisis yang disebut analisis gender. Analisis gender pada penelitian ini dianalisis berdasarkan tingkat akses peserta perempuan dan laki-laki terhadap sumberdaya dari BMT Swadaya Pribumi, tingkat kontrol peserta perempuan dan peserta laki-laki terhadap sumberdaya dari BMT Swadaya Pribumi, serta tingkat manfaat yang dinikmati oleh perempuan dan laki-laki peserta BMT Swadaya Pribumi. Bab ini akan menjelaskan hasil dari analisis gender dalam pelaksanaan produk pembiayaan BMT Swadaya Pribumi secara kuantitatif dan kualitatif.

7.1 Akses Peserta terhadap Sumberdaya dari BMT Swadaya Pribumi

Akses peserta terhadap sumberdaya merupakan salah satu alat dalam menganalisis tingkat kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi. Akses terhadap sumberdaya merupakan peluang atau kesempatan yang dimiliki oleh perempuan dan laki-laki untuk memperoleh sumberdaya. Pada penelitian ini, sumberdaya yang dimaksud terdiri dari modal uang, pelatihan kewirausahaan yang diadakan oleh PT Holcim Indonesia Tbk dan BMT Swadaya Pribumi, serta pendampingan usaha oleh BMT Swadaya Pribumi. Akses peserta perempuan dan peserta laki-laki untuk memperoleh sumberdaya dalam BMT Swadaya Pribumi dibedakan menjadi dua kategori, yaitu rendah dan tinggi. Akses peserta terhadap sumberdaya dikatakan tinggi apabila perempuan dan laki-laki memiliki peluang dan kemudahan untuk menjadi peserta produk pembiayaan BMT Swadaya Pribumi, untuk membuka usaha, untuk membayar angsuran dengan tepat waktu, untuk diundang dalam pelatihan kewirausahaan yang diadakan PT Holcim Indonesia Tbk bersama BMT Swadaya Pribumi, dan untuk memperoleh pendampingan usaha oleh BMT Swadaya Pribumi. Akses peserta terhadap sumberdaya dikatakan rendah apabila perempuan dan laki-laki memiliki peluang yang rendah dan mengalami kesulitan untuk menjadi peserta produk pembiayaan BMT Sw dengan te diadakan P memperol Tabel 20 Tingkat Rend Ting Total n Sumber: Da D responden sumberday yang mem Pribumi 6 memiliki a Gambar 1 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 adaya Prib epat waktu PT Holcim leh pendamp Jumlah d terhadap Kelamin d t Akses dah ggi n ata primer 201 Data Tabel n perempua ya dalam B miliki akses 6,7 persen akses tinggi 4 Persen Sumbe Desa K Ren bumi, untuk u, untuk d m Indonesia pingan usah dan Persent Sumberda di Desa Kem Laki-la n 3 12 15 11. 20 menunj an sama-sam BMT Swad tinggi untu lebih bany i terhadap s ntase Resp erdaya dari Kembang K ndah k membuka diundang d Tbk bersam ha oleh BM tase Respon ya dalam mbang Kun Jenis Kela aki 20,0 80,0 100,0 jukkan bah ma memilik daya Pribum uk mempero yak daripad umberdaya ponden M BMT Sw Kuning, 2011 Tinggi a usaha, u dalam pelat ma BMT Sw T Swadaya nden Menu BMT Sw ning, 2011 amin Perempu n 4 11 15 hwa baik re ki tingkat a mi, namun j oleh sumber a jumlah r dari BMT Menurut T adaya Pribu 1 Laki-la Pe untuk mem tihan kewi wadaya Prib a Pribumi. urut Tingka adaya Prib uan 26,7 73,3 100,0 esponden la akses yang jumlah resp rdaya dalam responden p Swadaya Pr Tingkat A umi dan Je aki rempuan mbayar ang irausahaan bumi, dan u at Akses Pe bumi dan Total n 7 23 30 1 aki-laki ma tinggi terh ponden lak m BMT Swa perempuan ribumi. Akses terh enis Kelam Laki-la Peremp gsuran yang untuk eserta Jenis 23,3 76,7 100,0 aupun hadap ki-laki adaya yang hadap min di aki puan Seluruh responden menyatakan bahwa mereka tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh izin membuka usaha karena sebagian besar responden tidak mengurus izin usaha mereka ke kelurahan untuk memperoleh izin usaha. Sebagian besar responden juga menyatakan bahwa mereka tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh pembiayaan dari BMT Swadaya Pribumi. Syarat yang mudah dalam mengajukan pembiayaan menjadi alasan mereka untuk mengajukan pembiayaan ke BMT Swadaya Pribumi. “...di BMT mah syaratnya mudah, tidak seperti di Bank X pakai foto-foto rumah atau warung dulu, ada tahapan ini atau itu. Pokoknya di BMT syaratnya mudah buat minjem...” Bpk Sp, 58 tahun. Kemudahan dalam mengajukan pembiayaan juga terlihat dari jenis jaminan. Sebagian besar responden tidak menyertakan surat jaminan untuk mengajukan pembiayaan. Sebagian besar responden hanya menjadi nasabah dalam produk simpanan tabungan untuk dapat mengajukan pembiayaan, seperti yang diutarakan oleh responden berikut ini: “...kalau di BMT antara warga dan pengurus BMT sudah saling kenal jadi tidak dipersulit dalam persyaratannya, tidak perlu pakai jaminan juga bisa minjem asal menabung di BMT saja...” Bpk Ugn, 42 tahun. Kemudahan tersebut tidak dirasakan oleh seluruh responden, terdapat beberapa responden yang harus melampirkan surat jaminan, seperti BPKB motor, surat jual atau beli tanah, ataupun sertifikat rumah. “...persyaratan BMT memang mudah daripada persyaratan di bank, namun saya merasa bahwa bunga di BMT terlalu besar, dan terdapat diskriminasi antara penduduk asli dengan penduduk pendatang. Saya harus menyertakan jaminan BPKB motor sedangkan nasabah yang lain tidak memakai jaminan tetap bisa mendapatkan pembiayaan...” Bpk Sl, 44 tahun. Beberapa responden juga menyatakan pernah menunggak karena sedang tidak ada uang pada saat jatuh tempo pembayaran angsuran, ada keperluan mendesak, dan lain-lain. Bunga yang dianggap terlalu besar juga dinyatakan oleh beberapa responden lainnya, namun syarat yang mudah serta pencairan dana yang cepat menjadi alasan responden untuk tetap mengajukan pembiayaan kepada BMT Swadaya Pribumi. Akses terhadap sumberdaya dari BMT Swadaya Pribumi tidak hanya dilihat dari aspek pembiayaan saja, namun juga dari fasilitas atau keuntungan yang ditawarkan oleh BMT Swadaya Pribumi dan PT Holcim Indonesia Tbk, seperti kegiatan pelatihan kewirausahaan dan pendampingan usaha. “...pelatihan kewirausahaan pada tahun 2011 ini telah diadakan sebanyak empat kali. Dua kali diadakan sebelum lebaran dan dua kali diadakan setelah lebaran. Pelatihan yang diberikan adalah: 1 manajemen usaha klontongan, 2 menyusun laporan keuangan, 3 perencanaan pengembangan usaha, dan 4 budiadaya lele. Pelatihan diadakan di Gedung Serbaguna PT Holcim Indonesia Tbk. Narasumber kegiatan pelatihan juga di undang oleh PT Holcim Indonesia Tbk. Pelatihan ini diberikan kepada nasabah dan masyarakat umum yang berlokasi di sekitar PT Holcim Indonesia Tbk...” Bapak Su. Sebagian besar responden mengaku diundang oleh BMT Swadaya Pribumi untuk mengikuti kegiatan pelatihan, namun tidak seluruhnya dapat menghadiri pelatihan tersebut karena beberapa alasan tertentu, seperti harus berdagang, tidak sempat hadir karena ada acara keluarga, dan lain-lain. Kegiatan pendampingan usaha diakui oleh Manajer BMT Swadaya Pribumi masih sulit untuk dilakukan secara langsung dan satu per satu ke lokasi usaha peserta produk pembiayaan karena keterbatasan waktu, dana, dan sumberdaya manusia pengurus BMT Swadaya Pribumi. Banyaknya jumlah peserta BMT Swadaya Pribumi juga menjadi salah satu kendala untuk dilakukannya pendampingan usaha sehingga untuk saat ini pendampingan usaha hanya dilakukan dengan menanyakan perkembangan usaha kepada peserta pembiayaan ketika peserta datang ke BMT Swadaya Pribumi.

7.2 Kontrol Peserta terhadap Sumberdaya dari BMT Swadaya Pribumi