Peran Pembagian Kerja Gender

2.1.6 Peran Pembagian Kerja Gender

Peran pembagian kerja gender terlihat dari perbedaan peran atau kegiatan yang dilakukan oleh perempuan dan laki-laki berdasarkan nilai sosial- budaya yang berlaku. Perempuan dan laki-laki dibeda-bedakan dalam melakukan peran atau kegiatan karena persepsi masyarakat yang lazim terbentuk secara umum. Peran gender berbeda antar masyarakat atau bahkan antar kelompok di dalam masyarakat tertentu dan seringkali mengalami perubahan setiap saat. Peran gender menampilkan kesepakatan pandangan dalam masyarakat dan budaya tertentu perihal ketepatan dan kelaziman bertindak untuk seks tertentu atau jenis kelamin tertentu, namun secara perseorangan ada kemungkinan bahwa seorang perempuan danatau lelaki memiliki peran aktual gender yang bertentangan dengan peran gender per jenis seks yang dipandang tepat dan lazim serta disepakati di masyarakat bersangkutan Hubeis, 2010. Peran perempuan dan laki-laki diklasifikasikan dalam tiga jenis peran, yaitu peran reproduktif, produktif, dan sosial. Menurut Simatauw et al. 2001 peran produktif adalah kegiatan yang menghasilkan uang atau mengahasilkan barang-barang lainnya yang tidak dikonsumsi atau digunakan sendiri, misalnya bertani, beternak, berburu, menjadi buruh, berdagang. Peran reproduktif adalah kegiatan-kegiatan yang sifatnya merawat dan mengurusi keperluan keluarga seperti, merawat anak, mengambil air, memasak Simatauw et al. 2001. Peran sosial terdiri dari peran merawat masyarakat dan politik masyarakat. Peran merawat masyarakat, yaitu kegiatan-kegiatan masyarakat yang sifatnya menjalin kebersamaan, solidaritas antar masyarakat, menjaga keutuhan masyarakat, seperti arisan, pengajian, upacara adat. Peran politik masyarakat yaitu kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mengambil keputusan yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat, seperti pemilihan kepala desa, rapat pembagian tanah, dan lain-lain Simatauw et al. 2001. Menurut Hubeis 2010 peran reproduktif domestik adalah peran yang dilakukan oleh seseorang untuk melakukan kegiatan yang terkait dengan pemeliharaan sumberdaya insani SDI dan tugas kerumahtanggan seperti menyiapkan makanan, mengumpulkan air, mencari kayu bakar, berbelanja, memelihara kesehatan dan gizi keluarga, mengasuh dan mendidik anak. Peran produktif menurut Hubeis 2010 menyangkut pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa untuk dikonsumsi dan diperjualbelikan petani, nelayan, konsultasi, jasa, pengusaha, dan wirausaha. Peran sosial menurut Hubeis 2010 adalah peran masyarakat terkait kegiatan jasa dan partisipasi politik. Tabel 3 Klasifikasi Tiga Peran Gender: Peran Reproduktif, Peran Produktif, dan Peran Sosial Gender Reproduktif Produktif Sosial Perempuan Peran Utama: Istri, Ibu, Ibu Rumahtangga Keluarga 1. Acap diansumsikan tidak memiliki peran produktif 2. Pembantu turut mencari nafkah keluarga 1. Manajemen, jasa penyuluhan terkait pada aspek peran reproduktif 2. Pekerja tidak dibayar informal Lelaki Bapak Kepala keluarga Peran Utama: Mencari nafkah keluarga 1. Kepemimpinan 2. Politik 3. Ketahanan militer 4. Pekerja dibayar formal Sumber: Hubeis 2010. Pembagian peran gender mempengaruhi pembagian kerja, relasi antara perempuan dan laki-laki, akses dalam memperoleh sumberdaya dan manfaat, kontrol atau kuasa dalam memperoleh suamberdaya dan manfaat. Implikasi pembagian kerja gender yang tercantum dalam Panduan Pelatihan PUG Depkeu, T.t adalah sebagai berikut: 1 Perempuan menjalankan pekerjaan yang beragam dan pergantian peran yang lebih banyak dan lebih cepat daripada laki-laki 2 Pekerjaan perempuan lebih banyak berhubungan dengan pekerjaan rumahtangga dan pengasuhan anak reproduktif, sementara laki-laki bertanggung jawab untuk melakukan pekerjaan yang lebih nyata terlihat oleh masyarakat seperti pekerjaan ekonomi maupun politik.

2.1.7 Analisis Gender dalam CSR Bidang Pemberdayaan Ekonomi Lokal