Empat orang responden perempuan menjawab kelima aspek kontrol dalam kuesioner dengan jawaban memiliki kontrol terhadap pembiayaan dan usaha yang
ditekuni karena mereka berstatus janda dan dua responden berstatus menikah yang memiliki kontrol dalam mengelola usaha dan mengajukan pembiayaan kepada
BMT Swadaya Pribumi karena suaminya tidak ikut campur dan tidak ikut membayar angsuran atas pembiayaan yang istrinya ajukan.
“Bapak gak tahu berapa saya minjem atau membantu saya membayar angsuran, semuanya saya yang mengajukan dan
membayarnya sendiri...” Ibu Rh, 51 tahun.
7.3 Manfaat yang Dinikmati oleh Peserta Produk Pembiayaan BMT
Swadaya Pribumi Manfaat yang dinikmati oleh peserta produk pembiayaan BMT Swadaya
Pribumi merupakan salah satu alat dalam menganalisis tingkat kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi. Manfaat yang dinikmati perempuan dan laki-laki
peserta produk pembiayaan dibedakan menjadi dua kategori, yaitu rendah dan tinggi. Manfaat yang dinikmati oleh peserta produk pembiayaan BMT Swadaya
Pribumi dikatakan tinggi apabila peserta perempuan dan peserta laki-laki merasakan dan mengalami peningkatan pendapatan, peningkatan status sosial,
kebutuhan makan atau kebutuhan dasar terpenuhi, dan merasakan adanya peningkatan kemampuan berwirausaha setelah memperoleh pelatihan
kewirausahaan. Manfaat yang dinikmati oleh peserta produk pembiayaan BMT Swadaya Pribumi dikatakan rendah apabila perempuan dan laki-laki tidak
merasakan dan tidak mengalami peningkatan pendapatan, peningkatan status sosial, kebutuhan makan atau kebutuhan dasar terpenuhi, dan merasakan adanya
peningkatan kemampuan berwirausaha setelah memperoleh pelatihan kewirausahaan. Besarnya manfaat yang dinikmati oleh setiap peserta dijawab
cukup beragam oleh peserta karena masing-masing peserta memiliki pandangan dan penilaian berbeda mengenai manfaat berupa besarnya pendapatan, status
sosial, dan pengetahuan yang mereka peroleh selama menjadi peserta produk pembiayaan BMT Swadaya Pribumi.
Tabel 22
Tingkat m Rend
Ting Total n
Sumber: Da
P memperol
responden Swadaya
memperol 53,3 pers
manfaat y
Gambar 1
T peningkata
0.0 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
60.0 70.0
Jumlah d oleh Pese
Kelamin d
manfaat dah
ggi n
ata primer 201
Perbedaan ju leh manfaat
n perempuan Pribumi 60
leh manfaat sen peserta
ang dinikm
6 Persen Peserta
Kelam
Tidak seluru an status s
R
dan Persenta erta Produk
di Desa Kem
Laki-la n
10
5 15
11.
umlah resp t tidak terla
n merasa di 0,0 seda
t yang rend a, baik pes
mati dari BM
ntase Respo a Produk P
min di Desa K
uh peserta osial setela
Rendah
ase Respond k Pembiaya
mbang Kun Jenis kela
aki
66,7 33,3
100,0 onden pere
lu besar, ha irinya memp
angkan seba dah dari BM
serta laki-l MT Swadaya
onden Men Pembiayaan
Kembang K
merasakan ah mempero
den Menuru aan BMT S
ning, 2011
amin Perempu
n 6
9
15 empuan dan
anya selisih peroleh man
agian besar MT Swadaya
aki maupu a Pribumi re
nurut Manf n BMT Sw
Kuning, 201
adanya pe oleh pembi
Tinggi
ut Manfaat Swadaya Pr
uan 40,0
60,0 100,0
n responden h 6,7 persen
nfaat yang responden
a Pribumi un perempu
endah.
faat yang wadaya Pri
1
eningkatan iayaan dari
yang Dinik ribumi dan
Total n
16 14
30 1 n laki-laki d
n. Sebagian tinggi dari
laki-laki m 66,7. Se
uan menya
Dinikmati ibumi dan
pendapatan BMT Swa
Laki-la Peremp
kmati Jenis
53,3 46,7
100,0 dalam
besar BMT
merasa ebesar
atakan
oleh Jenis
n dan adaya
aki puan
Pribumi, sebagian besar mengatakan bahwa pendapatan sebelum dan sesudah sama saja karena pembiayaan tidak sepenuhnya untuk kegiatan usaha tetapi juga
untuk memenuhi kebutuhan keluarga, kebutuhan anak sekolah, kebutuhan berobat anak yang sakit, dan lain-lain.
“...yang kemaren ibu pinjem dari BMT adalah untuk biaya rumah sakit anak, tidak digunakan untuk usaha, makanya
pendapatannya sama saja karena modal usahanya juga tidak bertambah...”
Ibu Wl, 47 tahun. Manfaat dalam peningkatan kemampuan berwirausaha juga dirasakan
tidak terlalu besar, baik bagi responden perempuan maupun responden laki-laki karena materi dalam pelatihan dirasakan tidak sesuai dengan jenis usaha mereka
masing-masing sehingga tidak seluruhnya dapat dipraktekkan dalam kegiatan usaha responden namun pelatihan tersebut mampu memberikan pengetahuan
tambahan bagi responden mengenai jenis usaha lainnya, seperti budidaya lele yang menjadi salah satu materi dalam pelatihan kewirausahaan tahun 2011.
“Ibu mah seneng aja neng ikut kumpul-kumpul pelatihan yang di gedung serbaguna Holcim itu neng, tapi ibu kurang ngerti
kalau tentang usaha-usaha lain selain usaha beras, ibu pengennya ada pelatihan juga tentang usaha beras...”
Ibu Hs, 66 tahun.
Manfaat dalam pemenuhan makan atau kebutuhan dasar dirasakan sudah cukup terpenuhi oleh sebagian besar responden dari sebelum atau sesudah
memperoleh pembiayaan dari BMT Swadaya Pribumi. Hasil data mengenai manfaat yang dirasakan responden memberikan hasil yang menarik, peserta laki-
laki memiliki akses dan kontrol yang tinggi terhadap sumberdaya BMT Swadaya Pribumi tetapi manfaat yang responden laki-laki nikmati tergolong rendah,
sebaliknya responden perempuan memiliki akses dan kontrol yang lebih rendah daripada responden laki-laki tetapi manfaat yang responden perempuan nikmati
lebih tinggi daripada responden laki-laki. Responden perempuan menjawab pertanyaan mengenai manfaat yang mereka nikmati dengan jawaban dan
tanggapan yang baik, menurut sebagian besar responden perempuan, keadaan mereka saat ini sudah lebih baik dan mereka mensyukuri keadaan mereka saat ini
dan merasa pembiayaan yang mereka peroleh dari BMT Swadaya Pribumi bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan mereka dan keluarga. Dari segi
pendapatan, responden perempuan menikmati peningkatan pendapatan yang mereka peroleh walaupun jumlah peningkatannya tidak besar dan belum tentu
dapat memenuhi seluruh kebutuhan keluarganya. Berbeda dengan responden perempuan, sebagian besar responden laki-laki merasa keadaan mereka sebelum
dan sesudah memperoleh pembiayaan berjalan sama saja dan tidak ada perubahan yang lebih baik. Sebagian besar responden laki-laki menjawab tidak merasakan
adanya peningkatan pendapatan, peningkatan status sosial, dan peningkatan pengetahuan kewirausahaan setelah menjadi peserta produk pembiayaan BMT
Swadaya Pribumi. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan ukuran mengenai manfaat yang dirasakan oleh peserta perempuan dan peserta laki-laki.
“Keadaan saya saat ini setelah meminjam uang ke BMT malah semakin terpuruk, karena saya tidak memiliki penghasilan tetap
seperti sebelumnya sehingga kesulitan dalam membayar angsuran setiap bulannya...”
Bapak Sl, 44 tahun.
7.4 Kesetaraan Gender dalam BMT Swadaya Pribumi