signifikan atau memiliki hubungan dengan kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi, yaitu umur berdasarkan median, umur produktif bekerja BPS,
dan jenis usaha. Hal ini ditunjukkan dari hasil p-value ketiga variabel tersebut yang lebih kecil dari taraf nyata
α = 0,05. Nilai koefisien korelasi ketiga variabel tersebut juga memiliki tanda bintang yang menunjukkan adanya hubungan
antara umur median, umur produktif bekerja BPS, dan jenis usaha dengan kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi. Ketiga variabel lainnya, yaitu
status pernikahan, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan tidak memiliki hubungan dengan kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi. Umur
berdasarkan median dan umur produktif bekerja BPS memiliki nilai koefisien korelasi yang negatif dengan kesetaraan gender sedangkan status pernikahan,
tingkat pendidikan, jenis usaha, dan tingkat pendapatan memiliki nilai koefisien korelasi yang positif dengan kesetaraan gender. Nilai koefisien korelasi yang
positif berarti terdapat hubungan yang positif antara variabel-variabel yang diuji, misalnya hubungan positif antara tingkat pendidikan dengan kesetaraan gender
memiliki arti, yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan peserta maka kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi semakin setara. Hubungan
negatif antara umur dengan kesetaraan gender memiliki arti, yaitu semakin tinggi umur peserta maka kesetaraan gender semakin tidak setara.
8.1 Hubungan Umur dengan Kesetaraan Gender dalam BMT Swadaya
Pribumi Pengkategorian umur berdasarkan nilai tengah median selang umur
responden dibagi ke dalam dua kategori, yaitu umur kurang dari 45 tahun dan umur lebih besar sama dengan dari 45 tahun. Responden berumur kurang dari 45
tahun dan responden berumur lebih dari 45 tahun sama-sama menyatakan bahwa pelaksanaan produk pembiayaan BMT Swadaya Pribumi telah setara gender,
namun jumlah persentase responden berumur kurang dari 45 tahun yang menyatakan pelaksanaan produk pembiayaan BMT Swdaya Pribumi lebih banyak
daripada persentase responden berumur lebih dari 45 tahun yang menyatakan kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi telah setara gender. Selisih
persentase keduanya adalah 26,7 persen. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berumur kurang dari 45 tahun lebih merasakan tingginya tingkat kesetaraan
gender dalam BMT Swadaya Pribumi daripada responden yang berumur lebih dari 45 tahun.
Tabel 25 Jumlah dan Persentase Tingkat Kesetaraan Gender menurut Umur Median Responden di Desa Kembang Kuning, 2011
Tingkat kesetaraan gender
Umur tahun Total
n 45
n ≥ 45
n Tidak setara
0 0,0 4 26,7
4 13,3 Setara
15 100,0 11 73,3
17 86,7 Total n
15 100,0 15 100,0
30 100,0
Keterangan: p-value = 0,032 Taraf nyata = 0,05
Peserta yang dominan berumur kurang dari 45 tahun adalah peserta laki- laki sedangkan peserta yang dominan berumur lebih dari 45 tahun adalah peserta
perempuan lihat Tabel 11 pada BAB V. Hubungan antara umur peserta dengan kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi juga menunjukkan bahwa
peserta berumur kurang dari 45 tahun menyatakan kesetaraan gender dalam pelaksanaan produk pembiayaan BMT Swadaya Pribumi tinggi dan persentasenya
lebih besar daripada peserta berumur lebih dari 45 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa peserta laki-laki memiliki karakteristik umur yang lebih muda daripada
peserta perempuan dan persentase peserta laki-laki yang menyatakan pelaksanaan produk pembiayaan BMT Swadaya Pribumi telah setara gender lebih besar
daripada peserta perempuan. Selain menggunakan pengkategorian umur berdasarkan median selang
umur responden, pengkategorian umur juga dilakukan menurut umur produktif bekerja dari BPS yang dikelompokkan ke dalam tiga kategori umur, yaitu umur
produktif bekerja rendah 15-31 tahun, umur produktif bekerja sedang 32-48 tahun, dan umur produktif bekerja tinggi 49-64 tahun. Berdasarkan Tabel 26,
terlihat bahwa responden pada kategori umur produktif kerja rendah 15-31 tahun, umur produktif kerja sedang 32-48 tahun, dan umur produktif kerja
tinggi 49-64 tahun sama-sama menyatakan bahwa kesetaraan gender dalam BMT Swadaya Pribumi adalah setara gender namun persentase kesetaraan gender
dari ketiga kategori umur tersebut berbeda. Responden pada kategori umur
produktif bekerja rendah dan sedang yang termasuk ke dalam kategori umur muda, 100 persen menyatakan bahwa pelaksanaan produk pembiayaan BMT
Swdaya Pribumi telah setara gender sedangkan responden pada kategori umur produktif bekerja tinggi yang termasuk ke dalam kategori umur tua hanya 60
persen yang menyatakan pelaksanaan produk pembiayaan BMT Swadaya Pribumi telah setara gender. Hal ini menunjukkan bahwa peserta pada kategori umur
produktif bekerja muda rendah dan sedang lebih merasakan pelaksanaan produk pembiayaan BMT Swdaya Pribumi telah setara gender dan peserta yang dominan
berumur muda adalah peserta laki-laki lihat Tabel 12 pada BAB V. Hasil uji korelasi Rank Spearman juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata
atau signifikan antara umur peserta dengan tingkat kesetaraan gender dalam pelaksanaan produk pembiayaaan BMT Swadaya Pribumi.
Tabel 26 Jumlah dan Persentase Tingkat Kesetaraan Gender dalam BMT Swadaya Pribumi menurut Umur BPS Responden di Desa Kembang
Kuning, 2011
Tingkat kesetaraan gender
Umur tahun Total
n 15 – 31
n 32 – 48
n 49 – 64
n Tidak setara
0 0,0 0 0,0
4 40,0 4 13,3
Setara 4 100,0
16 100,0 6 60,0
26 86,7 Total n
4 100,0 16 100,0
10 100,0 30 100,0
Keterangan: p-value = 0,005 Taraf nyata = 0,05
8.2 Hubungan Status Pernikahan dengan Kesetaraan Gender dalam