Konsep Pendapatan Usahatani Kerangka Pemikiran Teoritis

27 Modal adalah uang atau barang yang bersama-sama dengan faktor produksi lain menghasilkan barang-barang. Modal dalam usahatani sering diklasifikasikan ke dalam: modal tetap fixed capital, seperti lahan dan bangunan; modal kerjausaha working capital seperti alat-alat, mesin, tanaman di lapangan dan ternak produksi yang dipelihara; dan modal lancarberubah currentvariable capital seperti bibitbenih tanaman, pupuk, obat-obatan dan makanan ternak, serta uang tunai untuk upah buruh. Pengelolaan adalah unsur produksi yang sifatnya tidak berbentuk, akan tetapi peranannya penting dalam produksi. Pengelolaan yaitu faktor yang menggerakkan unsur-unsur produksi lainnya dalam tujuan menghasilkan produk yang diinginkan. Dalam usahatani, peran pengelolaan biasanya dibawakan oleh orang yang disebut petani. Budidaya paprika termasuk ke dalam kegiatan usahatani karena di dalamnya terdapat unsur-unsur usahatani yaitu adanya tanaman yang diusahakan berupa paprika, petani sebagai pengelola atau pemilik, lahan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan produksi, dan biaya sebagai modal yang dibutuhkan untuk melakukan usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan. Usahatani sebagai suatu kegiatan untuk menghasilkan produk pertanian pada akhirnya akan dinilai dari biaya yang dikeluarkan dengan penerimaan yang diperoleh. Selisih biaya dan penerimaan disebut dengan pendapatan usahatani.

3.1.1 Konsep Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani dapat digambarkan sebagai balas jasa dari penggunaan faktor produksi. Tujuan utama dari analisis pendapatan adalah menggambarkan keadaan sekarang dari suatu kegiatan usahatani. Besarnya pendapatan usahatani tergantung dari penerimaan yang diterima dan pengeluaran yang digunakan dalam jangka waktu yang ditetapkan. Penerimaan adalah hasil kali antara produksi yang dihasilkan dengan harga satuan produk yang dimaksud. Sedangkan pengeluaran adalah biaya yang digunakan untuk penggunaan sarana produksi yang bersangkutan. Menurut Hernanto 1989, biaya produksi dalam usahatani dapat dibedakan menjadi empat yaitu: 28 1. Biaya tetap, yaitu biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya: pajak tanah, sewa tanah, penyusutan alat-alat, dan bunga pinjaman; 2. Biaya variabel, merupakan biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan jumlah produksi yang dihasilkan, yang termasuk ke dalam biaya variabel diantaranya: pengeluaran-pengeluaran untuk bibit, obat-obatan, dan biaya tenaga kerja musiman. 3. Biaya tunai, adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dibayar tunai. Biaya tetap misalnya pajak tanah dan bunga pinjaman. Sedangkan biaya variabel misalnya pengeluaran untuk bibit, pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja luar keluarga; 4. Biaya tidak tunai diperhitungkan, yaitu biaya penyusutan alat-alat pertanian, sewa lahan milik sendiri, biaya tetap dan tenaa kerja keluarga. Suatu metode produksi dikatakan lebih efisien dibandingkan metode produksi lainnya apabila menghasilkan output yang lebih tinggi nilainya untuk tingkatan korbanan marjinal yang sama atau dapat mengurangi input untuk memperoleh output yang sama. Ukuran efisiensi usahatani dapat diukur dengan menghitung perbandingan antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan RC ratio. Perbandingan tersebut menggambarkan penerimaan yang diterima untuk setiap biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Usahatani dikatakan efisien apabila nilai RC ratio lebih besar dari satu. Semakin besar nilai RC ratio, maka usahatani yang dilakukan semakin efisien.

3.1.2 Analisis Proyek