Penggunaan Input Produksi Keragaan Usahatani Paprika di PT Saung Mirwan

46 biasanya jarak waktu penanaman antar greenhouse berkisar satu sampai enam minggu. Melalui ketiga greenhouse tersebut, hingga saat ini PT Saung Mirwan telah berproduksi sebanyak 18 kali tanam. Paprika yang dihasilkan adalah paprika berwarna hijau, merah, dan kuning. Paprika hijau merupakan paprika merah atau kuning yang masih muda, sedangkan buah paprika merah dan kuning merupakan buah matang dari paprika.

5.3.1. Penggunaan Input Produksi

Dalam mengusahakan produk pertanian dibutuhkan sumberdaya yang dapat mendukung terciptanya suatu produk. Sumberdaya yang digunakan saat faktor produksi dikenal dengan sebutan input. Terdapat beberapa input produksi yang digunakan oleh PT Saung Mirwan dalam mengusahakan paprika, diantaranya bangunan greenhouse, sistem irigasi, benih, nutrisi, pestisida, media tanam, tenaga kerja, pupuk, dan input lain yang mendukung proses budidaya paprika hidroponik. Uraian mengenai masing-masing input tersebut dijelaskan pada bagian berikut.

A. Bangunan Greenhouse

Rumah plastik atau yang lebih dikenal dengan nama greenhouse diperlukan bila mengusahakan tanaman paprika secara komersial. Greenhouse yang dimiliki PT Saung Mirwan terdiri dari dua jenis, yaitu greenhouse penyemaian dan pembibitan serta greenhouse budidaya. Kedua jenis greenhouse ini harus dibedakan karena tanaman muda atau bibit hasil penyemaian rentan terhadap perubahan kondisi lingkungan atau serangan hama dan penyakit. PT. KSDW memiliki tiga bangunan greenhouse yang digunakan untuk membudidayakan paprika dan dua greenhouse untuk penyemaian dengan luas 72 dan 50 meter persegi. Bangunan greenhouse budidaya di PT. KSDW dapat dilihat pada Gambar 4. 47 Gambar 3. Bentuk Bangunan Greenhouse Budidaya Paprika di PT Saung Mirwan Gambar 3 memperlihatkan bahwa greenhouse budidaya dibuat permanen dengan tiang besi sebagai penyangga sehingga dapat digunakan berulang kali serta lebih lama umur teknisnya dibandingkan dengan kerangka jenis kayu dan bambu. Atap greenhouse dibuat dari plastik transparan atau yang dapat menghalangi cahaya masuk secara langsung sehingga jumlah sinar yang masuk dapat dikurangi serta kain kassa dengan kerapatan satu millimeter sebagai penutup samping agar udara dapat tetap masuk kedalam greenhouse. Bagian dalam greenhouse memerlukan lantai yang steril sehingga lantai disemen dan dibuat juga saluran kecil untuk mengalirkan air sisa irigasi yang menetes agar tidak terjadi genangan di lantai.

B. Sistem Irigasi atau Penyiraman

Pemberian air ke tanaman dapat dilakukan secara manual atau dengan bantuan alat yang dikenal dengan sistem irigasi selang. Pemberian air secara manual biasanya dilakukan saat tanaman berada di greenhouse penyemaian dan pembibitan dengan menggunakan handsprayer. Beberapa perangkat alat irigasi yang digunakan PT Saung Mirwan dapat dilihat pada Gambar 4. 48 Gambar 4. Tangki penampung nutrisi, kolam penampungan air, Pompa dan pipa irigasi, dan selangpipa penyalur Gambar 4 menunjukkan beberapa alat penting pada sistem irigasi budidaya paprika dalam greenhouse yang digunakan PT Saung Mirwan. Air yang terdapat pada kolam penampungan lalu ditampung dalam tangki penampung nutrisi yang berkapasitas 8000 liter. Air dalam tangki tersebut kemudian dicampurkan dengan larutan nutrisi dan diaduk dengan pompa pengaduk. Selanjutnya, larutan nutrisi tersebut didistribusikan ke tanaman melalui pipa-pipa penyalur yang terdapat di masing-masing bedeng penanaman.

C. Benih

Pemilihan varietas baik mengenai warna dan bobot per buahnya perlu diperhatikan karena erat kaitannya dengan permintaan pasar. Varietas benih paprika merah yang digunakan PT Saung Mirwan adalah Edison sedangkan benih paprika kuning yang digunakan adalah Sunny. Hal ini disebabkan bobot dan 49 bentuk buah dari kedua varietas ini lebih disenangi. Varietas Edison dan Sunny dapat menghasilkan buah paprika dengan bobot kurang lebih 200 gram per buah. Bentuk yang dihasilkan adalah berbentuk lonceng dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Bentuk Paprika yang Dihasilkan PT Saung Mirwan

D. Nutrisi dan Pupuk

Pemberian nutrisi pada budidaya paprika secara mempunyai peranan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kebutuhan nutrisi bagi tanaman akan dipenuhi dengan baik apabila zat-zat hara sebagai nutrisi tanaman selalu tersedia dipermukaan akar pada kondisi siap serap dan komposisi yang tepat. Ketersediaan unsur hara dipengaruhi oleh dua hal yaitu jumlah unsur hara yang cukup dan kepekatan yang tepat. Jumlah unsur hara yang cukup artinya setiap unsur yang dibutuhkan oleh tanaman terpenuhi dan tersedia, sedangkan kepekatan yang tepat berhubungan dengan konsentrasi larutan yang akan diserap tanaman. Pupuk atau nutrisi untuk tanaman paprika sudah tersedia di pasaran dalam bentuk siap pakai yang terdiri atas dua campuran yaitu pupuk A dan B, disebut dengan AB Mix. Pupuk A mengandung unsur Kalsium Ca sehingga dalam keadaan pekat tidak boleh dicampur dengan Sulfat dan Fosfat yang terdapat dalam pupuk B. Pupuk A dan B yang tercampur dalam keadaan pekat akan mengalami proses pengendapan sehingga unsur-unsur tidak dapat diserap oleh tanaman. Paket pupuk A dan B yang terpisah masing-masing dilarutkan dalam 90 liter air dan dimpan dalam drum besar sebagai larutan pekat. Selanjutnya untuk mendapatkan larutan pupuk yang lebih encer dan siap siram, dari masing-masing larutan pekat tersebut diambil 5 liter dan diencerkan dengan 990 liter air. Satu set 50 pupuk dapat diencerkan menjadi kurang lebih 18.000 liter larutan nutrisi siap siram.

E. Pestisida

Seperti halnya tanaman lain, paprika membutuhkan pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit. Jenis pestisida yang digunakan adalah Folicur dan Imidacloprit. Jumlah dan waktu pemberian pestisida yang digunakan dalam satu musim tanam disesuaikan dengan jumlah hama dan penyakit yang menyerang. Biasanya PT Saung Mirwan melakukan penyemprotan pestisida sebanyak satu kali seminggu dengan dosis 150-300 ml pestisida per minggu dimana setiap 0,75-1 ml pestisida dicampur dengan satu liter air. F. Media Tanam Media yang digunakan PT. Saung Mirwan dalam budidaya paprika adalah media tanah. Saat penyemaian, media yang digunakan adalah arang sekam.

G. Tenaga Kerja

PT Saung mirwan mempekerjakan tenaga harian dan tenaga borongan untuk melakukan budidaya paprika disamping kepala produksi dan penanggung jawab masing-masing greenhouse sebagai pengelola dan pengawas. Tenaga kerja harian merupakan tenaga kerja yang setiap hari mamantau dan memelihara tanaman dimana setiap orang diberi tanggung jawab untuk memelihara 2000 tanaman atau empat lokasi. Sementara tenaga kerja borongan merupakan tenaga kerja yang yang dipekerjakan untuk melakukan kegiatannya tertentu dan diupah berdasarkan banyak bedeng yang dikerjakan. Rincian tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 . Rincian Tenaga Kerja pada budidaya paprika di PT Saung Mirwan Jenis Tenaga Kerja Jumlah Satuan Harga Nilai Tenaga Kerja Harian 3 Rpminggu 288.000 7.488.000 Borongan ngored 300 Rpbedeng 3.500 1.050.000 Borongan Wiwil 400 Rpbedeng 7.500 3.000.000 Borongan Olah Tanah 100 Rpbedeng 7.500 750.000 Borongan Spraying 960 Rpbedeng 1.500 1.440.000 13.728.000 51

H. Input Lain

Input produksi lain digunakan untuk mendukung kelangsungan proses produksi paprika hidroponik. Input lain tersebut meliputi power sprayer, sprayer gendong, termometer, drum besar, batu bata, kawat lilit, timbangan elektrik, silet, benang kasur, bensin, handsprayer, sikat lantai, dan sabut colek. Power sprayer, sprayer gendong, dan handsprayer digunakan untuk menyemprot pestisida. Drum besar berkapasitas 200 liter digunakan untuk menyimpan nutrisi dan mencuci polybag sedangkan batu bata digunakan untuk alas polybag agar tidak langsung menyentuh lantai, satu polybag menggunakan dua batu bata. Kawat lilit digunakan sebagai penyangga batang bawah tanaman dan penghubung benang kasur sebagai penyangga batang tanaman agar tanaman tidak tumbuh rebah. Silet digunakan untuk kegiatan pewiwilan, sedangkan bensin digunakan sebagai bahan bakar power sprayer untuk penyemprotan pestisida yang dilakukan seminggu sekali.

5.3.2 Teknik Budidaya Paprika