Teknik Budidaya Paprika Keragaan Usahatani Paprika di PT Saung Mirwan

51

H. Input Lain

Input produksi lain digunakan untuk mendukung kelangsungan proses produksi paprika hidroponik. Input lain tersebut meliputi power sprayer, sprayer gendong, termometer, drum besar, batu bata, kawat lilit, timbangan elektrik, silet, benang kasur, bensin, handsprayer, sikat lantai, dan sabut colek. Power sprayer, sprayer gendong, dan handsprayer digunakan untuk menyemprot pestisida. Drum besar berkapasitas 200 liter digunakan untuk menyimpan nutrisi dan mencuci polybag sedangkan batu bata digunakan untuk alas polybag agar tidak langsung menyentuh lantai, satu polybag menggunakan dua batu bata. Kawat lilit digunakan sebagai penyangga batang bawah tanaman dan penghubung benang kasur sebagai penyangga batang tanaman agar tanaman tidak tumbuh rebah. Silet digunakan untuk kegiatan pewiwilan, sedangkan bensin digunakan sebagai bahan bakar power sprayer untuk penyemprotan pestisida yang dilakukan seminggu sekali.

5.3.2 Teknik Budidaya Paprika

Pembudidayaan paprika meliputi persemaian, penyiapan lahan,penanaman, pemeliharaan, panen, dan pasca panen. 1. Persemaian Persemaian terhadap biji paprika dilakukan untuk menekan tingkat kerusakan benihbibit karena penanaman secara langsung memiliki risiko kerusakan yang tinggi. Selain itu, tanaman yang baru tumbuh sangat rentan terhadap lingkungan atau cuaca yang ekstrim sehingga berisiko banyak tanaman bibit yang mati. Oleh sebab itu, sebelum ditanam di kebun, sebaiknya biji disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Selama awal pertumbuhan, lingkungan tempat tumbuh benihbibit dapat diatur sehingga pada saat ditanam di kebun, pertumbuhan tanaman dapat lebih terjamin dan seragam. Persemaian biji paprika di PT Saung Mirwan dilakukan pada kotak persemaian yang berukuran 24x30x5 dengan kapasitas 400 benih per kotak semai. Adapun media sekam yang digunakan adalah sekam, pasir, dan kompos yang sudah disterilisasi dengan perbandingan 1:1:1. Benih di masukkan ke setiap lubang yang sudah berisi media semai dengan kedalaman 52 0,5-1 cm. Setelah benih dimasukkan, kotak persemaian tersebut ditutup dengan tisue atau koran dan disemprot air dikabut setiap 2 jam atau tergantung cuaca. Koran tissue penutup tersebut dapat dibuka setelah umur benih satu minggu. Setelah umur 10 hari, persemaian disiram 3-5 kali sehari dengan larutan nutrisi sampai umur 30 hari. 2. Persiapan lahan tanam Lahan untuk budidaya paprika harus disiapkan dengan baik agar tercipta kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman. Penyiapan lahan untuk budidaya paprika meliputi sanitasi lahan, pengolahan tanah, pengapuran tanah, pemupukan dasar, sterilisasi lahan pemasangan mulsa,. Sanitasi merupakan kegiatan membersihkan greenhouse dari rumput dan sisa tanaman yang tidak diinginkan. Setelah itu tanah diolah dengan cara digemburkan dan dibuat bedengan. Pembuatan bedengan harus memperhatikan arah yaitu membujur dari timur ke barat agar penerimaan cahaya matahari merata ke seluruh tanaman. Pengapuran tanah bertujuan untuk menaikkan nilai pH tanah supaya sesuai dengan yang kebutuhan tanaman. Selain itu pengapuran tanah juga bermanfaat untuk memperbaiki struktur tanah, mendorong aktivitas jasad renik tanah dalam proses nitrifikasi dan penguraian bahan organik tanah, menurunkan kandungan zat-zat yang bersifat racun, memperbaiki pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produktivitas tanaman. Pemupukan dasar adalah pemberian pupuk kandang yang dilakukan setelah pengolahan tanah. Pupuk kandang disebarkan secara merata pada permukaan tanah bedengan , kemudian tanah dicangkul tipis-tipis sedalam 30 cm sampai pupuk kandang tercampur rata. Pemberian pupuk kandang berguna untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan ketersediaan bahan organik zat hara dalam tanah, dan meningkatkan kehidupan organisme tanah. Pemberian pupuk kandang pada budidaya paprika di PT Saung Mirwan adalah sebanyak 10 karung untuk setiap bedeng atau kurang lebih 60 tanaman. Tahap terakhir dalam penyiapan lahan adalah pemasangan mulsa. Penggunaan mulsa bermanfaat untuk menekan pertumbuhan rumput atau 53 gulma sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik, menurunkan frekuensi penyiangan, menekan pertumbuhan hama, menstabilkan kelembapan tanah, mengefektifkan penyerapan pupuk dan menjaga kondisi tanah tetap gembur. 3. Penanaman Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman bibit paprika adalah penentuan saat tanam atau waktu tanam, pengaturan jarak tanam, pembuatan lubang tanam, pemindahan bibit, dan cara penanaman. Bibit paprika yang hendak ditanam adalah paprika yang berumur 30 hari dan penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari. Pengaturan jarak tanam dilakukan pada saat pembuatan lubang tanam. Jarak antar tanaman diatur sedemikian rupa hingga populasinya kurang lebih 2,3 tanaman per meter. Pembuatan lubang tanaman dilakukan bersamaan dengan pelubangan mulsa plastik. Untuk mensterilisasi tanah, sebaiknya setiap lubang tanam diberikan furadan 0,3 gr per lubang tanam. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya semut, rayap, atau serangga lain. Setelah tiga hari dapat dilakukan penanaman dengan memindahkan bibit tanaman dari persemaian ke media tanam tanah. Setelah bibit ditanam, segera dilakukan penyiraman. 4. Pemeliharaan tanaman  Penyiraman nutrisi, diberikan dengan mengalirkan larutan nutrisi sebanyak 5 liter untuk tiap meter persegi lahan. Pemberian nutrisi dilakukan dua kali seminggu  Sistem penyiraman pada budidaya paprika di PT Saung Mirwan dilakukan dengan mengalirkan air ke selang yang terdapat disetiap bedeng. Penyiraman dilakukan berdasarkan cuaca. Pada saat cuaca panas penyiraman akan lebih sering dilakukan untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan air tanah dan air tanaman. 5. Pemasangan tali ajir Tali ajir merupakan penopang atau penguat supaya tanaman dapat berdiri tegak. Pada tanaman paprika, tali ajir juga berfungsi untuk menopang tanaman yang telah berbuah. Pemasangan tali ajir dilakukan 1 minggu sebelum tanam dengan menggantungkan tali ajir sebanyak jumlah tanaman dan diatur sesuai baris tanaman. Pelilitan cabang dilakukan pada saat 2 54 minggu stelah waktu tanam dan dilakukan dengan cara melilitkan tali ajir pada batang tanaman searah dengan jarum jam. 6. Pewiwilan Pewiwilan merupakan pembuangan tunas yang tidak produktif dan dilakukan pada umur 3 minggu. Pewiwilan dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut: a. Pelihara 2 cabang yang baik dan jaraknya yang berjauhan b. Pelihara 2 daun disetiap ranting termasuk bunga bakal buah c. Buanglah daun bila terlalu rimbun d. Masukkan tangan ke dalam larutan susu sebelum melakukan kegiatan pewiwilan 7. Pengendalian hama dan penyakit Hama dan penyakit merupakan organisme yang menginfeksi dan merusak tanaman sehingga dapat menurunkan hasil. Jenis-jenis hama yang sering menyerang tanaman paprika di PT Saung Mirwan adalah hama trips yang menyerang buah sehingga buah menjadi kerdil dan terdapat guratan berwarna putih pada buah. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan kebutuhan dengan menyemprotkan pestisida yang sesuai dengan hama yang sedang dihadapi. 8. Panen Tanaman paprika yang sudah berbuah dapat dipanen pada umur dua bulan pertama setelah tanam. Selanjutnya pemanenan dapat dilakukan setiap minggu. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, atau pada saat cuaca tidak hujan dan tidak panas. Buah cabai paprika dapat dipanen pada saat matang hijau paprika hijau, matang kuning paprika kuning, atau matang merah paprika merah, tergantung permintaan pasar. Tanda-tanda buah paprika yang sudah dapat dipetik adalah sebagai berikut: a. Warna buah hijau mengkilat, kuning, atau kemerahan sesuai permintaan b. Bila ditekan, daging buah terasa keras khusus untuk paprika hijau c. Daging buah tebal 55 d. Buah mudah dilepaskan dari tangkainya Cara panen buah paprika dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya, dengan menggunakan gunting potong. Tangkai buah diusahakan tidak lepas dari buahnya karena buah yang dipetik tanpa tangkai akan mudah terinfeksi patogen dan terserang penyakit selama penyimpanan. Pemetikan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak daun dan ranting- ranting muda. Buah yang telah dipetik kemudian dimasukkan kedalam wadah pengumpulan berupa keranjang bambu atau keranjang plastik dan ditempatkan di tempat yang teduh. Buah yang disusun dalam wadah pengumpulan sebaiknya tidak lebih dari dua lapis tindihan agar tidak merusak bentuk paprika. 56

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN