33
masih dapat diterima. Atau dicari sampai NPV=0, Net BC =1, dan IRR= tingkat discount factor yang digunakan.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
PT Saung Mirwan merupakan salah satu produsen paprika di Bogor. Perusahaan ini membudidayakan paprika karena tanaman tersebut merupakan
komoditi yang potensial karena permintaannya yang terus meningkat. Jawa barat merupakan sentra produksi paprika, namun di Kabupaten Bogor usahatani paprika
masih tergolong sedikit. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Bogor Tahun 2009 luas panen tanaman paprika di Kabupaten Bogor hanyalah sebanyak
2 Ha dan produksinya hanya sebesar 4,6 ton atau 0,38 persen dari total produksi tanaman sayuran di Kabupaten Bogor.
PT Saung Mirwan juga menghadapi permintaan yang tinggi terhadap paprika. Rata-rata permintaan paprika yang diterima oleh PT Saung Mirwan
adalah 1 Ton per minggu. Namun perusahaan tersebut hanya dapat memenuhi sekitar 730 kg paprika setiap minggunya. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani
paprika di PT Saung Mirwan masih perlu untuk dikembangkan. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu dilakukan penelitian dari sisi
finansial usahatani paprika. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui efisiensi usahatani yang dijalankan dan kelangsungan usahataninya di masa
mendatang. Analisis finansial usahatani yang dikaji adalah mengenai analisis
pendapatan nilai RC, Titik Impas Produksi TIP untuk mengetahui tingkat keuntungan dan efisiensi usahatani yang dijalankan. Kemudian dilakukan analisis
kelayakan finansial usahatani melalui analisis beberapa kriteria investasi yaitu NPV, IRR, Net BC, dan payback period. Selain itu dilakukan analisis switching
value untuk melihat berapa persen perubahan pada variabel yang diduga bisa menyebabkan perubahan sehingga proyek dikatakan masih dapat diterima.
Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelangsungan usahatani di masa mendatang.
Hasil analisis tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk pengembangan usahatani paprika yang dijalankan. Adapun alur kerangka
pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2.
34
Gambar 2 . Kerangka Pemikiran Operasional
PT Saung Mirwan
Usaha Budidaya Paprika
Analisis Pendapatan Usahatani:
Analisis RC Titik Impas Produksi TIP
Rekomendasi Pengembangan Usaha
Gap permintaan dan hasil produksi
Analisis Kelayakan Usahatani:
NPV IRR
Net BC Payback Period
Switching Value
LayakTidak Layak
Layak Tidak Layak
35
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan yang bergerak di bidang bunga dan sayuran yaitu PT Saung Mirwan di Desa Sukamanah, Kecamatan
Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan
terbesar yang memproduksi dan memasok kebutuhan paprika di Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Mei sampai Agustus
2010.
4.2 Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian dengan metode deskriptif dengan jenis metode kasus atau studi kasus. Metode deskriptif adalah pencarian fakta
dengan interpretasi yang tepat terhadap status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran dan suatu kelas peristiwa. Sedangkan
metode studi kasus merupakan prosedur dan teknik penelitian tentang subjek yang diteliti berupa individu, lembaga, kelompok atau masyarakat, dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran secara rinci tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu yang
kemudian akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Objek penelitian ini adalah PT Saung Mirwan dan yang menjadi subjek adalah orang-orang yang
menjadi kunci di dalam perusahaan dan pihak-pihak yang dapat mendukung dalam pemerolehan data serta informasi.
4.3 Data dan Instrumentasi
Berdasarkan sumber perolehan data, maka jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data
yang diperoleh langsung dari sumber atau objek penelitian melalui : pengamatan langsung, untuk mengetahui kondisi fisik usaha, proses penanganan produk, dan
wawancara langsung dengan pihak manajemen usaha. Data sekunder diperoleh dari data-data arsip PT Saung Mirwan, serta data lain yang berasal dari
kepustakaan, buku, jurnal ilmiah, skripsi, Badan Pusat Statistik BPS, Direktorat