Kolaborasi pengelolaan lanskap dengan provinsi Kalimantan Tengah dan

utama yang menyusun karaktersitik core habitat. Karakteristik edge habitat yang diperoleh sebanyak tiga belas komponen utama. Melalui perbandingan karakteristik core dan edge habitat musim dingin SMA di Kalimantan Barat dapat disimpulkan bahwa terdapat lima karakteristik utama penyusun habitat musim dingin SMA di Kalimantan Barat. Karakteristik utama yang diperoleh antara lain kawasan lanskap pertanian dengan tipe penutupan lahan sawah dan semak belukar rawa, hutan rawa gambut, lahan terbangun, elevasi kurang dari 300 meter, dan kelas kemiringan lahan kurang dari 25. Selain mengidentifikasi core dan edge habitat SMA di Kalbar, penelitian ini menguji perbedaan karakteristik habitat SMA di Kalbar dan Kalsel. Hasil yang diperoleh untuk uji t-student pada masing-masing core dan edge habitat adalah karakteristik habitat musim dingin SMA di Kalbar dan Kalsel berbeda nyata. Dengan diperolehnya hasil perolehan karakteristik SMA di Kalbar, rencana pengelolaan habitat musim dingin SMA di Kalbar berbeda dengan rencana pengelolaan lanskap habitat di Kalsel. Pengelolaan lanskap habitat ini dilakukan dalam jangka pendek dan jangka panjang.Pengelolaan jangka pendek dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pengelolaan habitat SMA secara umum, pengelolaan core habitat, dan pengelolaan edge habitat. Pengelolaan jangka pendek yang dapat dilakukan di core dan edge habitat antara lain sosialisasi kepada petani dan peternak lebah madu mengenai keberadaan SMA, konservasi landform agak datar hingga berbukit, dan restorasi lanskap koridor untuk konektivitas habitat SMA. Pengelolaan lanskap jangka pendek yang dapat dilakukan di core habitat yaitu konservasi badan air, pelestarian kawasan hutan mangrove, dan penetapan core habitat sebagai kawasan lindung sedangkan pengelolaan jangka pendek yang hanya dapat dilakukan di edge habitat adalah pelestarian hutan rawa gambut, pelestarian hutan lahan kering, dan kolaborasi pengelolaan lanskap dngan provinsi Kalimantan Tengah dan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Rencana pengelolaan jangka panjang terdiri atas lima poin, antara lain penetapan kawasan melalui aspek hukum, pendidikan konservasi kepada pihak pengelola lanskap, pengembangan ekowisata berbasis burung migran, kampanye dan sosialisasi kepada masyarakat Kalimantan Barat, serta memberikan kepada peternak penghasil lebah dan petani yang ikut serta melestarikan keberadaan SMA. Saran Keberadaan burung seringkali bukan menjadi perhatian penting bagi masyarakat luas. Padahal dengan keberadaan burung yang ada di alam dapat menjadi suatu indikator lingkungan, terlebih lagi keberadaan burung pemangsa yang berada pada posisi top predator pada rantai makanan. Karakteristik lanskap habitat musim dingin SMA di Kalbar perlu dijaga dan dikelola dengan baik oleh pemerintah dan masyarakat sekitar. Pengelolaan lanskap habitat musim dingin perlu dilakukan agar karakteristik lanskapnya tidak mengalami perubahan. Rencana pengelolaan lanskap habitat SMA dibedakan menjadi perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Pengelolaan jangka pendek dibedakan menjadi pengelolaan secara umum, pengelolaan core habitat, dan pengelolaan edge habitat. Pengelolaan jangka pendek secara umum yang dapat dilakukan pada