Gambar 15. Luas Kelas Kemiringan Lahan Provinsi Kalimantan Barat Sumber : ASTER DEM
Kemiringan lahan Provinsi Kalbar dibagi menjadi enam kelas. Kelas kemiringan lahan yang mendominasi adalah 3-8 dengan total area
20.494.890 ha Gambar 15. Provinsi Kalbar memiliki klasifikasi kemiringan lahan yang didominasi oleh kelas kemiringan agak datar.
BPKH Wilayah III Pontianak 2011 menyatakan bahwa Kalimantan Barat memiliki wilayah yang luas dan banyak daerah kecamatan yang
terpisahkan oleh sungai sehingga untuk mencapainya tidak hanya cukup dengan kendaraan darat tetapi juga dengan menggunakan kendaraan air seperti
perahu motor speedboat. Jalan raya yang memiliki fungsi sebagai penghubung dan mempermudah mobilitas penduduk dan perdagangan dari dan
ke suatu daerah berperan penting dalam menunjang kelancaran kegiatan ekonomi dan kegiatan kegiatan lainnya secara umum. Panjang jalan yang
tersedia sampai dengan tahun 2008 tercatat sampai dengan 15.929 km yang terdiri dari 9,89 jalan negara, 10,39 jalan provinsi dan 79,71 jalan yang
menghubungkan kabupatenkota BPS Prov. Kalbar, 2011.
Menurut BPHK III Pontianak 2011, sungai besar utama yang terdapat di Provinsi Kalimantan Barat adalah Sungai Kapuas yang juga merupakan
sungai terpanjang di Indonesia yang mengalir dari hulu di Kabupaten Kapuas menuju ke hilir di Kota Pontianak. Panjang Sungai Kapuas mencapai 1.086
km, dimana sepanjang 942 km diantaranya dapat dilayari. Secara umum, Provinsi Kalimantan Barat terbagi menjadi 27 sistem Daerah Aliran Sungai
DAS berdasarkan skala prioritas pengelolaan konservasinya. DAS terluas adalah DAS Kapuas mencapai luas 10.156.053,50 Ha dan DAS yang terkecil
adalah DAS Begunjai yang hanya seluas 7.872,77 Ha
Core habitat SMA di Kalimantan Barat terletak di empat kabupaten, antara lain Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sanggau,
dan Kabupaten Ketapang. Edge habitat SMA di Kalimantan Barat memiliki luasan yang lebih besar daripada core habitat dan tersebar diseluruh Provinsi
Kalimantan Barat. Edge habitat yang terletak di Hutan Rawa Gambut Pematang Gadung didominasi oleh beberapa jenis penutupan lahan, yaitu
hutan rawa, lahan persawahan, semak belukar, dan lahan terbuka Gambar 17. Vegetasi yang mendominasi di daerah rawa adalah Koompasia excelsa,
Pandanus spp., dan pohon genua. Aktivitas manusia yang mendominasi kawasan ini adalah kegiatan pertanian.
Gambar 16. Lanskap Edge Habitat di Hutan Rawa Gambut Pematang Gadung Sumber : Andre Sutjipto 2012
Gambar 17. Keberadaan Sikep Madu Asia di Hutan Rawa Gambut Pematang Gadung Sumber : Andre Sutjipto 2012
3. Kondisi Sosial Budaya
Menurut Biro Pusat Statistik atau BPS 2012 jumlah penduduk Provinsi Kalbar bertambah terus setiap tahunnya. Tahun 1971 penduduk Provinsi
Kalbar berjumlah 2.019.936 jiwa, kemudian bertambah jumlahnya menjadi 2.486.068 jiwa di tahun 1980. Penduduk Provinsi Kalbar terus mulai tahun
1990, 1995, 2000, hingga tahun 2010 dengan rincian urutn jumlah penduduk 3.229.153 jiwa, 3.635.730 jiwa, 4.034.198 jiwa, dan 4.395.983 jiwa Gambar
18. Jumlah penduduk Kalimantan Barat tahun 2012 sekarang ini berjumlah 4.484.378 jiwa dengan rincian 51,12 berjenis kelamin laki-laki dan 48,88
berjenis kelamin perempuan. Rata-rata pertumbuhan penduduk terbesar terjadi di Kapuas Hulu dengan laju pertumbuhan 2,2 per tahun dan laju
pertumbuhan penduduk terendah di daerah Sambas dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 0,9 per tahun. Ragam suku yang ada di Provinsi
Kalimantan Barat terdiri atas suku Dayak sebanyak 43, Sambas sebanyak 15, Tionghoa 11, Jawa 11, Kendayan sebanyak 10, dan Melayu
sebanyak 10 dari total penduduk Kalbar BPS Kalbar 2010. Ragam suku di Kalbar tersaji dalam Gambar 19.
Gambar 18. Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Kalimantan Barat Tahun 1970- 2010 Sumber : BPS Kalbar 2010
Menurut sensus Biro Pusat Statistik atau BPS Kalbar 2012, lapangan pekerjaan utama masyarakat Provinsi Kalbar adalah lapangan kerja di bidang
pertanian dengan total 1.387.700 jiwa atau 64 dari total penduduk yang berusia produktif diatas 15 tahun. Total area sawah irigasi menurut Portal
Indonesia 2012 mencapai 61.138 ha dan ditambah dengan sawah non-irigasi seluas 373.480 ha. Produksi pertanian di Kalimantan Barat didominasi oleh
hasil pertanian buah-buahan dengan total produksi 380.900 ton di tahun 2010 Gambar 20. Produksi palawija, sayur mayur, dan tanaman hasil hutan di
provinsi ini, yaitu 207.182 ton, 64.218 ton, dan 4.457 ton Portal Indonesia 2012.
Penduduk dengan mata pencaharian pertanian tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Barat, dengan pola sebaran mata
pencaharian yaitu sub sektor kehutanan dan perkebunan mayoritas berada di daerah hulu seperti Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Sanggau,
1970 1980
1990 1995
2000 2010
Jumlah Penduduk Jiwa 2,019,936 2,486,068 3,229,153 3,635,730 4,034,198 4,395,983 500,000
1,000,000 1,500,000
2,000,000 2,500,000
3,000,000 3,500,000
4,000,000 4,500,000
5,000,000
Sekadau, dan Ketapang. Sedangkan penduduk dengan mata pencaharian di sub sektor pertanian tanaman pangan khususnya tanaman padi dan tanaman
pangan lain, pada umumnya tersebar di wilayah pesisir seprti Kabupaten Sambas, Bengkayang, Pontianak dan Landak. Jika dilihat dari tingkat
pendidikannya, sebagian besar penduduk yang bekerja di bidang pertanian berlatar pendidikan setingkat SD atau tidak tamat SD. Hal ini berbeda jika
dibandingkan dengan penduduk yang bermata pencaharian di bidang industri, perdagangan, atau sektor jasa yang memiliki kecenderungan berpendidikan
lebih tinggi, yaitu setingkat SMP atau SMA.
Gambar 19. Ragam Suku yang Tinggal di Provinsi Kalimantan Barat Sumber : BPS Kalbar 2010
Gambar 20. Total Produksi Pertanian Provinsi Kalimantan Barat 2010 Sumber : Portal Indonesia 2012
Tabel 4. Penduduk Usia Kerja yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama
Pendidikan Lapangan Usaha
Total Pertanian
Industri Perdagangan
Jasa Lain-lain
TidakBelum Pernah Sekolah
122.529 5.380
11.043 3.243
3.998 146.193
TidakBelum Tamat SD
418.525 17.859
41.967 19.048
51.615 549.014
43
15 11
11 10
10 Dayak
Sambas Tionghoa
Jawa Kendayan
Melayu