Kebijakan Pemerintah Mengenai Pengelolaan Tata Ruang
ke elevasi 300-800 meter JTE3 dan jarak terdekat ke elevasi 800-1000 meter JTE4e sehingga dapat disimpulkan bahwa KU2e edge habitat adalah jarak
terdekat ke elevasi 300-1000 meter. Rata-rata jarak terdekat ke masing-masing karakter adalah 0,003 meter.
Karakteristik keempat KU4e, kelima KU5e, dan keenam KU6e yang telah diperoleh yaitu jarak terdekat ke perkebunan kelapa sawit JTST dan jarak
terdekat ke lahan terbuka JTBK, jarak terdekat ke kemiringan lahan 8-15 JTK3, dan jarak terdekat ke hutan rawa gambut JTHR. JTST memiliki rata-rata
32,9 km. JTK3 memiliki rata-rata 3,4 km. JTHR memiliki rata-rata 3,8 km. Karakteristik ketujuh yang diperoleh adalah jarak terdekat ke elevasi lebih dari
1000 meter dengan jarak rata-rata 26,3 km.
Untuk karakteristik kedelapan KU8e, kesembilan KU9e, dan kesepuluh KU10e, masing-masing hasil yang diperoleh adalah jarak terdekat ke lahan
terbangun JTBG, jarak terdekat ke kemiringan lahan 0-3 JTK1, dan jarak terdekat ke kemiringan lahan 3-8 JTK2. Rata-rata jarak untuk KU8 adalah22,6
km sedangkan rata-rata jarak KU9 dan KU10 adalah 4,6 km dan 2,7 km. Jarak terdekat ke elevasi 0-300 meter merupakan karakteristik kesebelas KU11e
dengan rata-rata jarak 0,01 meter. Karakteristik keduabelas KU12e yang didapat adalah jarak terdekat ke hutan lahan kering JTHK dengan rata-rata 7,7 km.
Karakteristik terakhir KU13e yang dihasilkan adalah jarak terdekat ke kemiringan lahan 15-25 JTK4 dengan rata-rata 3,4 km.
Perbandingan Karakteristik Lanskap Habitat Musim Dingin di Kalimantan Barat dengan Kalimantan Selatan
Hasil perbandingan variabel lingkungan core dan edge habitat di Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8. Berdasarkan hasil
tersebut, disimpulkan bahwa core habitat di Kalimantan Barat berbeda nyata core habitat di Kalimantan Selatan. Begitu juga dengan Edge habitat di Kalimantan
Barat memiliki hasil uji t-student berbeda nyata dengan edge habitat di Kalimantan Selatan. Perbedaan karakteristik lanskap habitat SMA di Kalimantan
Barat dan Kalimantan Selatan berdasarkan uji t-student ini menjadikan pengelolaan lanskap habitat SMA di kedua provinsi tersebut berbeda.
Tabel 5. Karakteristik Core Habitat Musim Dingin di Kalimantan Barat
Variabel Lingkungan
KU1c KU2c
KU3c KU4c
KU5c KU6c
KU7c KU8c
KU9c KU10c
JTBA -0.854
-0.111 -0.009
-0.129 -0.012
0.000 -0.201
-0.213 -0.124
0.132 JTBG
0.106 0.084
0.023 0.955
-0.009 0.035
-0.114 -0.031
-0.050 -0.032
JTBK -0.505
-0.120 -0.194
0.244 -0.025
-0.002 -0.212
-0.295 0.011
0.098 JTHK
0.300 0.426
0.018 0.049
0.056 0.072
0.065 0.335
0.149 -0.008
JTHR 0.262
0.088 0.131
-0.041 0.057
0.025 0.093
0.911 0.116
-0.069 JTMG
0.709 0.029
-0.212 0.014
-0.004 0.024
0.035 0.112
-0.240 0.009
JTPS -0.160
0.292 -0.058
0.127 -0.011
-0.020 -0.106
0.056 0.037
0.005 JTSB
-0.034 0.976
-0.011 0.045
0.004 0.042
-0.001 0.043
0.068 -0.033
JTSH -0.034
0.976 -0.011
0.045 0.004
0.042 -0.001
0.043 0.068
-0.033 JTST
-0.443 0.268
-0.234 0.199
-0.012 0.043
-0.137 -0.086
0.046 -0.059
JTE1 0.058
0.008 -0.005
-0.010 0.993
0.055 0.009
0.045 0.038
0.045 JTE2
0.634 -0.060
0.137 -0.324
0.064 -0.022
0.052 0.134
0.027 -0.061
JTE3 0.955
-0.052 0.004
-0.023 0.035
0.017 0.092
0.095 0.007
-0.072 JTE4
0.916 -0.120
0.026 -0.154
0.042 0.045
0.142 0.064
-0.028 0.022
JTE5 0.911
-0.002 -0.048
0.326 0.016
0.053 0.004
0.019 -0.028
-0.026 JTK1
-0.114 -0.060
-0.179 -0.028
0.053 0.057
-0.085 -0.062
-0.172 0.947
JTK2 0.057
0.074 -0.001
0.033 0.055
0.991
0.027 0.021
-0.015 0.050
JTK3 0.268
-0.002 0.084
-0.123 0.011
0.032 0.929
0.092 0.056
-0.091 JTK4
-0.026 0.142
0.176 -0.055
0.046 -0.017
0.054 0.111
0.938 -0.179
JTK5 -0.065
-0.017 0.895
0.027 -0.010
0.000 0.094
0.140 0.207
-0.217 JTK6
0.168 -0.268
0.316 -0.266
0.042 0.002
0.011 0.039
0.097 -0.103
Eigenvalue 6.475
3.542 2.582
1.409 1.129
0.941 0.840
0.812 0.650
0.621 Variability
23.746 11.464
5.481 6.570
4.814 4.801
5.036 5.628
5.203 4.993
Cumulative 23.746
35.210 40.692
47.262 52.076
56.877 61.913
67.541 72.744
77.737
Keterangan : JTBA : Jarak Terdekat ke Badan Air
JTBG : Jarak Terdekat ke Lahan Terbangun JTBK : Jarak Terdekat ke Lahan Terbuka
JTHK : Jarak Terdekat ke Hutan Lahan Kering JTHR : Jarak Terdekat ke Hutan Rawa Gambut
JTMG : Jarak Terdekat ke Hutan Mangrove JTPS : Jarak Terdekat ke Pertanian SemakPerkebunan
JTSB : Jarak Terdekat ke Semak Belukar Rawa JTSH : Jarak Terdekat ke Sawah
JTST : Jarak Terdekat ke Perkebunan Kelapa Sawit JTE1 : JarakTerdekat ke Elevasi 0-300 meter
JTE2 : Jarak Terdekat ke Elevasi 300-500 meter JTE3 : Jarak Terdekat ke Elevasi 500-700 meter
JTE4 : Jarak Terdekat ke Elevasi 700-1000 meter JTE5 : Jarak Terdekat ke Elevasi lebih dari 1000 meter
JTK1 : Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 0-3 JTK2 : Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 3-8
JTK3 : Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 8-15 JTK4 : Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 15-25
JTK5 : Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 25-40 JTK6 : Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan lebih dari
40
Tabel 6.Karakteristik Edge Habitat Musim Dingin di Kalimantan Barat
Variabel Lingkungan
KU1e KU2e
KU3e KU4e
KU5e KU6e
KU7e KU8e
KU9e KU10e
KU11e KU12e
KU13e
JTBA 0.088
-0.059 0.004
0.473 -0.083
0.053 -0.186
0.117 0.090
0.183 0.082
0.098 -0.174
JTBG 0.234
-0.046 0.002
0.162 -0.040
0.081 0.010
0.912 0.010
0.044 0.087
0.136 -0.056
JTBK 0.213
-0.096 0.002
0.740 -0.009
0.090 -0.133
0.245 0.124
0.162 0.179
0.177 -0.113
JTE1 0.282
-0.043 0.001
0.204 0.036
0.080 -0.140
0.096 0.094
0.073 0.886
0.103 -0.047
JTE2 -0.138
0.222 -0.008
-0.174 0.021
-0.019 0.241
-0.075 -0.120
-0.115 -0.069
-0.068 0.199
JTE3 -0.002
0.001 1.000
0.001 -0.002
-0.001 0.002
0.001 0.000
0.000 0.000
-0.001 0.001
JTE4 -0.002
0.001 1.000
0.001 -0.002
-0.001 0.003
0.000 0.000
0.000 0.000
-0.001 0.001
JTE5 -0.134
0.104 0.007
-0.203 0.009
-0.062 0.912
0.009 -0.071
-0.033 -0.130
-0.057 0.030
JTHK 0.312
-0.079 -0.003
0.213 -0.007
0.130 -0.064
0.158 -0.010
0.000 0.108
0.871 -0.080
JTHR 0.092
-0.002 -0.001
0.092 0.022
0.976 -0.052
0.069 -0.018
-0.001 0.062
0.094 -0.010
JTMG -0.040
0.139 0.004
-0.028 0.008
0.080 0.097
-0.048 -0.063
-0.100 0.000
-0.023 0.053
JTPS 0.303
-0.089 0.001
0.184 -0.022
0.073 -0.110
0.246 0.119
0.032 0.176
0.150 -0.106
JTSB 0.931
-0.065 -0.003
0.158 0.020
0.060 -0.077
0.126 0.063
0.089 0.136
0.140 -0.072
JTSH 0.931
-0.065 -0.003
0.158 0.020
0.060 -0.077
0.126 0.063
0.089 0.136
0.140 -0.072
JTST 0.252
-0.081 0.001
0.861 0.035
0.088 -0.170
0.068 0.138
0.194 0.135
0.133 -0.043
JTK1 0.174
-0.108 0.001
0.268 0.031
-0.003 -0.036
0.049 0.947
0.145 0.074
-0.001 -0.101
JTK2 0.098
-0.086 0.000
0.151 0.046
-0.021 -0.066
0.011 0.180
0.879 0.079
-0.006 -0.043
JTK3 0.029
0.035 -0.004
0.011
0.995
0.021 0.007
-0.031 0.040
0.022 0.025
-0.005 0.030
JTK4 -0.118
0.135 0.002
-0.090 0.037
-0.012 0.029
-0.055 -0.043
-0.085 -0.042
-0.067 0.931
JTK5 -0.089
0.257 -0.002
-0.080 -0.015
0.043 0.097
-0.031 -0.105
-0.138 -0.002
-0.039 0.242
JTK6 -0.127
0.869
0.003 -0.119
0.053 -0.004
0.118 -0.054
-0.108 -0.110
-0.046 -0.080
0.164
Eigenvalue 6.857
2.138 2.000
1.318 1.199
0.980 0.917
0.806 0.757
0.720 0.568
0.532 0.502
Variability 10.955
4.690 9.524
9.110 4.818
4.890 5.047
5.050 5.016
4.665 4.626
4.466 5.171
Cumulative 10.955
15.645 25.170
34.280 39.098
43.988 49.034
54.084 59.100
63.764 68.391
72.857 78.027
30
Keterangan : JTBA : Jarak Terdekat ke Badan Air
JTBG : Jarak Terdekat ke Lahan Terbangun JTBK : Jarak Terdekat ke Lahan Terbuka
JTHK : Jarak Terdekat ke Hutan Lahan Kering JTHR : Jarak Terdekat ke Hutan Rawa Gambut
JTMG : Jarak Terdekat ke Hutan Mangrove JTPS
: Jarak
Terdekat ke
Pertanian SemakPerkebunan
JTSB : Jarak Terdekat ke Semak Belukar Rawa JTSH : Jarak Terdekat ke Sawah
JTST : Jarak Terdekat ke Perkebunan Kelapa Sawit
JTE1 : JarakTerdekat ke Elevasi 0-300 meter JTE2 : Jarak Terdekat ke Elevasi 300-500 meter
JTE3 : Jarak Terdekat ke Elevasi 500-700 meter JTE4 : Jarak Terdekat ke Elevasi 700-1000 meter
JTE5 : Jarak Terdekat ke Elevasi lebih dari 1000 meter
JTK1 : Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 0- 3
JTK2 : Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 3- 8
JTK3 : Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 8- 15
JTK4 : Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 15- 25
JTK5 : Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan 25- 40
JTK1 : Jarak Terdekat ke Kemiringan Lahan lebih dari 40
Tabel 7. Hasil Uji T-student Variabel Lingkungan Core Habitat di Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan
Variabel t Observed
Value |t|
Critical Value
p-value Two Tailed
Alpha Kesimpulan
Hasil
JTBA 63.475
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTBG
175.760 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
JTBK 138.441
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTHK
80.118 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
JTHR 97.268
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTMG
339.101 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
JTPS 64.360
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTSB
129.766 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
JTST 57.334
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTE1
-90.161 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
JTE2 -224.378
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTE3
-277.460 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
JTE4 -362.467
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTE5
101.386 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
JTK1 22.523
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTK2
55.268 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
JTK3 111.409
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTK4
84.839 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
JTK5 116.521
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTK6
213.419 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
Hipotesis :
H
: Variabel Tidak Berbeda Nyata
1
H : Variabel Berbeda Nyata Tabel 8. Hasil Uji T-student Variabel Lingkungan Edge Habitat di Kalimantan
Barat dan Kalimantan Selatan
Variabel t Observed
Value |t|
Critical Value
p-value Two Tailed
Alpha Kesimpulan
Hasil
JTBA 349.673
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTBG
490.460 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
JTBK 402.470
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTHK
273.093 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
JTHR 262.469
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTMG
143.105 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
JTPS 338.359
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTSB
351.362 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
JTST 393.768
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTE1
-98.935 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
JTE2 -465.725
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTE3
-524.445 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
JTE4 -568.816
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTE5
-145.489 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
JTK1 247.395
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTK2
254.986 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
JTK3 261.904
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTK4
-10.279 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
JTK5 -36.442
1.960 0.0001
0.05 Tolak Ho
Variabel Berbeda Nyata JTK6
-26.810 1.960
0.0001 0.05
Tolak Ho Variabel Berbeda Nyata
Hipotesis :
H
: Variabel Tidak Berbeda Nyata
1
H : Variabel Berbeda Nyata
PEMBAHASAN
Karakteristik Habitat Musim Dingin SMA di Kalimantan Barat
Migrasi adalah bagian utama dari siklus kehidupan dari banyak burung pemangsa di dunia dengan tujuan untuk bertahan hidup. Hal ini dikarenakan
persediaan makanan di habitat berkembangbiaknya tidak mencukupi lagi akibat pengaruh cuaca sehingga mereka harus bermigrasi menuju ke daerah yang
memiliki persediaan makanan yang lebih mencukupi. Menurut Hutto 1985 terdapat dua faktor yang mempengaruhi pemilihan habitat suatu spesies, yaitu
faktor intrinsik dari dalam habitat seperti ketersediaan makanan dan keterlindungan dari predator serta faktor ekstrinsik dari luar habitat seperti
bantuan angin dan arah angin. Kebutuhan burung dalam berkembang biak dan bertahan hidup terdiri atas ketersediaan makanan, tempat untuk berkembang biak,
tempat untuk beristirahat sementara, dan bernyanyi Hutto 1985.
Pada habitat musim dinginnya, kebutuhan SMA yang utama adalah ketersediaan makanan dan tempat beristirahat sementara. Makanan utama SMA
adalah larva lebah dan tawon yang jatuh ke permukaan tanah, lubang pohon, bahkan diambil langsung dari sarangnya ARRCN 2012. Selain itu juga, SMA
mengkonsmsi lebah dewasa, tawon dewasa, lalat, dan serangga lainnya serta mamalia kecil, reptil, telur, dan burung-burung kecil. Suku dayak Mate-Mate di
Kalimantan Barat menginformasikan bahwa terdapat enam spesies pohon utama yang merupakan pohon inang dari lebah madu de Jong 2000. Menurut Harmonis
et al. 2006, koloni lebah Apis dorsata didapati bersarang pada beberapa jenis pohon seperti Banggeris Koompassia exelsa, Rambai Laut Sonneratia
caseolaris, LomuJelemu Canarium dichotomum, Nyawai Ficus variegata, Meranti Shorea sp., Kapur Dryobalanops sp., Keruing Dipterocarpus sp.,
Bangkirai Shorea laevifolia, Rengas Gluta renghas, Kapuk Ceiba petandra, Karet Hevea brasiliensis, Laban Vitex pubescens, Perupuk Lophopetalum sp.,
Putat Planchonia valida, Kejawi dan Panggang. Banggeris merupakan pohon inang yang paling dominan di seluruh lokasi penelitian dan pohon ini dikenal
sebagai pohon madu bee trees.
Habitat musim dingin SMA tersusun atas core dan edge habitat. Kedua habitat ini memiliki karakteristik yang berbeda.