diasosiasikan dengan masing-masing profil menunjukkan tipe strategi yang harus dijalankan.
Berdasarkan matriks IFE, skor untuk kekuatan adalah 1.19 sedangkan skor untuk kelemahan adalah 0.96 sehingga selisih diantara keduanya bernilai 0.23.
Nilai tersebut pada profil strategi ditempatkan pada sumbu X. Selanjutnya, pada matriks EFE nilai skor akhir peluang adalah 1.63 sedangkan nilai skor akhir
ancaman adalah 1.57. Selisih antar keduanya bernilai 0.06. Nilai tersebut ditempatkan pada sumbu Y. Perpotongan antara X dan Y tersebut berada di
kuadran dengan tipe strategi agresif. Dengan demikian, berdasarkan hasil analisis kerangka kerja empat kuadran yang didasari hasil identifikasi matriks IFE dan
EFE, maka strategi yang cocok diterapkan di wilayan Cianjur Selatan yaitu tipe strategi agresif. Berdasarkan analisis tersebut maka profil strategi yang muncul
adalah strategi S-O, yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal untuk memperoleh keuntungan dalam
pelaksanaan pembangunan ekonomi di Cianjur Selatan.
8.4 Tahap Pengambilan Keputusan
Tahap ketiga dari perumusan strategi pembangunan ekonomi di Cianjur Selatan yaitu tahap pengambilan keputusan dengan menggunakan matriks QSP
Quantitative Strategic Planning. Dengan metode matriks QSP dapat ditentukan prioritas strategi yang dapat disusun oleh pemerintah daerah Kabupaten Cianjur
untuk pembangunan di Wilayah Cianjur Selatan. Hasil analisis QSPM menunjukkan bahwa strategi yang memiliki nilai
Total Attaractiveness Score TAS terbesar yaitu sebesar 6.796 adalah strategi pengembangan pertanian melalui pola wisata alam agrowisata dan ekowisata
dengan memanfaatkan kerjasama dengan pihak lain serta penerapan konsep hutan kemayarakatan sehingga memungkinkan masyarakat untuk mengakses lahan
hutan, melakukan investasi dan memetik hasil-hasilnya baik ntuk keperluan subsisten maupun komersil. Salah satu ekowisata yang sudah ada di Cianjur
Selatan yaitu Curug Citambur di Kecamatan Pasir Kuda yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Cianjur.
Selanjutnya strategi yang memiliki nilai TAS terendah sebesar 5.941 yaitu strategi peningkatan dan pemanfaatan sumberdaya secara optimal dan
berkelanjutan untuk meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE serta pemberdayaan kecamatan untuk menghadapi persainan antar wiayah dan era
globalisasi. Hasil analisis QSPM terdapat pada Lampiran 9. Prioritas strategi secara berurutan berdasarkan nilai TAS tertinggi sampai
dengan terendah yang dihasilkan dari matriks QSPM sebagai berikut : 1. Pengembangan pertanian melalui pola wisata alam agrowisata, ekowisata
dan penerapan konsep hutan kemasyarakatan social foresty dengan memanfaatkan kerjasama dengan pihak lain sehingga memungkinkan
masyarakat untuk mengakses lahan hutan, melakukan iknvestasi dan memetikhasil-hasilnya baik untuk keperluan subsisten maupun komersil.
TAS = 6.814 Sektor pertanian secara umum merupakan sektor yang paling potensial
untuk dikembangkan di Cianjur Selatan. Hal ini terkait juga dengan potensi pariwisata yang besar meskipun lokasi dari potensi pariwisata
tersebut kurang menyebar secara merata. Sebagai upaya mengembangkan pertanian dengan memanfaatkan potensi yang ada serta dalam upaya
meningkatkan kegiatan perindustrian dan perdagangan maka pola agrowisata, ekowisata, dan hutan kemasyarakatan merupakan pendekatan
yang tepat. Kerjasama dan koordinasi yang baik antara pemerintah dengan swasta,
masyarakat maupun
instansi sangat
diperlukan dalam
implementasi pendekatan ini. 2. Pengembangan industri yang menunjang aspek pertanian agroindustri
sebagai upaya mengoptimalkan pemanfaatan dan pengelolaan SDA secara berkelanjutan dengan memanfaatkan potensai yang dimiliki Kab. Cianjur
kondisi perekonomian, kebijakan Pemda Kab.Cianjur, letak geografis serta kerjasama dengan pihak swasta atau pihak lainnya. TAS = 6.746
Memanfaatkan pengelolaan
sumberdaya alam
secara optimal
danberkelanjutan merupakan langkah yang harus ditempuh Kabupaten Cianjur dalam pembangunan daerah Cianjur Selatan untuk mendorong
pertumbuhan sektor-sektor andalan khususnya memperkuat peran sektor
pertanian yang merupakan sektor dominan dalam pembangunan ekonomi melalui pendekatan agribisnis dan agroindustri. Hal ini sekaligus dapat
mereduksi kelemahan yang dimiliki Cianjur Selatan dimana sektor perindustrian dan perdagangan belum berkembang. Dengan memanfaatkan
berbagai faktor yang mendukung pembangunan ekonomi di Cianjur Selatan dari sisi kebijakan maupun keunggulan komparatif dan
keunggulan kompetitif wilayah, diharapkan strategi ini mampu menciptakana dan memperluas lapangan pekerjaan, memberika efek
ganda terhadap pendapatan daerah dan mendukung kelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
3. Menemukan dan mempromosikan citra komoditi dan produk keunggulan daerah sehingga memberikan nilai tambah PDRB dan PAD bagi
masyarakat daerah dengan menggunakan kriteria potensi nilai tambah langsung suatu komoditiproduk bagi keluarga miskin. TAS = 6.725
Menemukan dan mempromosikan citra komoditi dan produk unggulan daerah merupakan salah satu cara untuk membangun daya tarik dalam
pembangunana ekonomi daerah. Setiap daerah memiliki produk unggulan yang terus dikembangkan sehingga menjdai trademark bagi daerah
tersebut. Dalam kaitannya dengan penciptaan daya tarik bagi investasi di daerah, perlu juga diperhatikan ciri khas yang dapat dijadikan citra dari
komoditi atau jasa unggulan daerah tersebut.Namun demikian, pengembangna komoditi yang sudah ada sekarang maupun komoditi baru
yang potensial untuk diadopsi harus menciptakan nilai tambah bagi masyarakat miskin dan perekonomian daerah pada umumnya.
4. Menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk mendukung daerah dengan memperluas kapasitas fiskal daerah dan memperluas basis produksi sektor
ekonomi rakyat. TAS = 6.698 Perlu adanya penyehatan iklim investasi untuk mencipatakan kondisi yang
kondusif sehingga menarik investasi dalam upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat daerah. Dengan
demikian, para pembuat kebijakan dan masyarakat setempat perlu memahami faktor-faktor yang penting dalam menentukan tingkat
kesehatan iklim bisnis dari sudut pandang investor, sehingga kebijakan maupun pelayanan diarahkan untuk menciptakan kondisi-kondisi tersebut.
5. Pengembangan rencana tata ruang jangka menengah dan jangka panjang yang mengacu kepada kejelasan dan keterjaminan hak-hak properti
sebagai bentuk fasilitas Pemda untuk menciptakan skala ekonomi dan keadilan akses terhadap sumber daya. TAS = 6.559
Sinkronisasi kebijakan tata ruang untuk wilayah Cianjur Selatan dengan rencana strategis pembangunan daerah sangat diperlukan. Beberapa
kebijakan seperti hak kepemilikan lahan, hak untuk mengakses atau memakai lahan hutan bekas perladangan maupun lahan bekas HPH swasta
yang telah habis izinnya diberikan kepada masyarakat terutama keluarga miskin. Dengan kata lain, rakyat memegang hak akses hak pakai bukan
hak milik atas sebagian lahan yang berada dalam domain kehutanan yang kemudian dialihkan statusnya menjadi domain pertanian.
6. Pengelolaan SDA secara optimal dan berkelanjutan serta memperbaiki sarana dan prasarana untuk mendorong investasi lokal sehingga
terbentuknya suatu jejaring usaha dalam rangka menghadapi era globalisasi yang menuntut daya saing yang tinggi. TAS = 6.543
Strategi ini berguna dalam meningkatkan pembangunan ekonomi di wilayah Cianjur Selatan melalui pengelolaan sumberdaya secara optimal
dan berkelanjutan yang disertai dengan pembangunan sarana dan prasarana yang tepat guna. Sarana dan prasarana merupakan aspek penting
dalam menunjang aktivitas kehidupan masyarakat. Hal tersebut diharapkan dapat mendorong investasi lokal yang pada akhirnya dapat membentuk
suatu jejaring usaha yang saling menguntungkan. 7. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen pelayanan publik
melalui penataan birokrasi dengan meningkatkan koordinasi dan kerjasama antara pemerintah daerah, DPRD, serta masyarakat dan swasta.
TAS = 6.358 Persepsi terdapatnya manajemen pelayanan publik yang baik penting
diciptakan untuk menarik minat investor. Penerapan prinsip-pronsip good governnace tata kepemerintahan yang baik secara konsisten pada seluruh
tingkatan administrasi dapat menghasilkan pelayanan publik yang efektif dan efisien sehingga terhindar dari perangkap ekonomi biaya tinggi.
Penataan birokrasi yang dilakukan pemerintah daerah ini dalam kerangka desentralisasi yang ditujukan untuk mendukung pembangunan ekonomi
daerah. 8. Pengembangan sarana dan prasarana produksi, dan distribusi pada pusat
pertumbuhan dan pelayanan serta pengembangan sarana prasarana transportasi dan komunikasi untuk menunjang sektor industri dan
perdagangan melalui pemanfaatan perkembangan teknologi yang didukung oleh pengembangan peran swasta dan masyarakat dalam
pengelolaan sarana prasarana wilayah. TAS = 6.343 Industrialisasi pedesaan khususnya yang pro masyarakat miskin dapat
diciptakan dengan adanya perluasan akses masyarakat kepada sumberdaya ekonomi yang salah satu nya ditempuh melalui pengembangan
infrastruktur fisik seperti sarana produksi, koleksi dan distribusi; transportasi; energi dan telekomunikasi. Dalam strategi ini diperlukan
adanya peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana wilayah Cianjur Selatan.
9. Pengembangan pertanian melalui pola diversifikasi produk jenis komoditi maupun penganekaragaman bidang usaha dan pola transformasi
produk dengan memperhatikan penciptaan skala ekonomi dan memanfaatkan fasilitas Pemda untuk menciptakan iklim usaha yang
kondusif. TAS = 6.338 Diversifikasi produk jenis komoditi dapat berupa penganekaragaman
jenis komoditi maupun bidang usaha, sedangkan transformasi merupakan perubahan bnetuk atau struktur produk. Tujuan dari diversifikasi dan
transformasi adalah agar pengusaha Mikro, Kecil, dan Mnengah UMKM mapun sektor swasta di daerah mampu meminimumkan resiko kegagalan
secara umum, memperhatikan diri dari ancaman produk luar yang masuk pasar, dan menciptakan lapangan kerja serta nilai tambah bagi masyarakat
lokal khususnya dan perekonomian daerah pada umumnya.
10. Peningkatan kualitas SDM baik melalui jalur formal maupun informalpelatihan kejuruan untuk menyiapkan ketersediaan tenaga kerja
yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan dunia usaha dengan lebih melibatkan peran aktif masyarakat dan seluruh stakeholder sebagai upaya
menciptakan suatu sistem kehidupan dan pemerintahan yang baik good governance melalui pemanfataan dukungan kebijakan Pemda Kab.
Cianjur. Pengoptimalan pelaksanaan OTDA ataupun kelembagaan organisasi lokal yang mendukung kebijakan pembangunan. TAS =
6.312 Permintaan pasar tenaga kerja yang sangat beragam menyebabkan
terbatasnya kurikulum yang disediakan pemerintah untuk merespon semua kebutuhan jalur pendidikan baik formal maupun informal pelatihan
kejuruan. Oleh karena itu, dibutuhkan peningkatan partisipasi swasta atau kemitraan publik dan masyarakat dalam pembangunan sumberdaya
manusia. 11. Memanfaatkan potensi SD pertambangan secara optimal dan berkelanjutan
untuk menarik minat investor dengan memanfaatkan dukungan Pemda serta mengoptimalkan pelaksanaan OTDA melalui penyediaan yang
menunjang sinergi pasar dan modal dalam mendorong penggunaan SDA secara efisien dan berkelanjutan. TAS = 6.125
Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor unggulan di Cianjur Selatan sehingga peningkatan pemanfaatan potensi bahan galian secara
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sangat diperlukan. Pemanfaatan potensi tersebut dapat berupa pengembangan usaha pertambangan umum
serta pengendalian dan penertiban penambangan tanpa ijin. 12. Sinkronisasi kebijakan dan perencanaan pembangunan antara Pemerintah
Pusat dan Pemda dalam memformulasikan kebijakan ekonomi dengan membangun suatu “blue print” pembangunan ekonomi yang dapat menjadi
acuan untuk
mendapatkan sinergi
pembangunan dengan
mempertimbangkan kondisi potensi daerah dan kelembagaan lokal. TAS = 6.080
Sinkronisasi antara kebijakan pemerintah pusat dan daerah harus ditingkatkan agar program-program pembangunan dapat berjalan dengan
efektif dan efisien. Dengan demikian, peningkatan akses dan partisipasi masyarakat dalam perumusan politik ekonomi serta kebijakan
pembangunan dan pengawasan anggaran menjadi sesuatu yang penting. Untuk tujuan tersebut diperlukan adanya suatu regulasi yang fleksibel,
yang mampu menumbuhkan dan menggiatkan dialog stakeholders. 13. Membangun database dan menerapkan deteksi dini akan terjadinya
bencana alam. Strategi ini ditujukan untuk mengumpulkan data-data berupa tanda-tanda akan terjadinya bencana alam dengan melakukan
pengawasan maupun deteksi dini sehingga bencana alam yang tidak diinginkan dapat dihindari atau dikurangi. TAS = 6.068
Pembangunan database dan penerapan deteksi dini akan terjadinya bencana alam ditujukan untuk menunjang pemabngunan strategi sarana
dan prasarana. Dalam pelaksananaan strategi ini dibutuhkan kerjasama dan koordinasi antar kecamatan di Cianjur Selatan dengan wilayah sekitarnya
serta pemerintah pusat dalam mendeteksi wilayah-wilayah yang rawan bencana. Dengan demikian, pelaksanaan pembangunan pada daerah-
daerah yang rawan bencana dapat lebih efektif dan dapat lebih dirasakan manfaatnya.
14. Peningkatan dan pemanfaatan sumberdaya secara optimal dan berkelanjutan untuk meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE
serta pemberdayaan kecamatan untuk menghadapi persainan antar wiayah dan era globalisasi. TAS = 5.942
Globalisasi ekonomi dan otonomi daerah diharapkan dapat memberikan semangat kompetisi antar daerah dalam melakukan pembangunan. Dengan
demikian, peningkatan dan pemanfaatan sumberdaya secara optimal dan berkelanjutan melalui pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya dapat membawa daerah pada kondisi yang memiliki daya tarik investasi dan
daya saing dalam menghadapi persaingan antar wilayah di era globalisasi.
Hasil analisis pada tahap pencocokan dengan menggunakan profil strategi menunjukkan hal yang tidak berbeda dengan hasil pengambilan keputusan
berdasarkan matriks QSP. Hasil dari analisis QSPM menunjukkan bahwa prioritas utama yang terpilih dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi di Cianjur Selatan
adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal Strategi S-O. Strategi yang diprioritaskan berdasarkan analisis
QSPM ini merupakan kombinasi antara strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T, maupun strategi W-T. Namun tetap didominasi oleh strategi S-O.
IX. KETERKAITAN ANTARA ALTERNATIF STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI DAN IDENTIFIKASI WILAYAH