Kondisi Fisik Wilayah Struktur Perekonomian

4.2 Kondisi Fisik Wilayah

Secara geografis Kabupaten Cianjur terletak di tengah Propinsi Jawa Barat yaitu diantara 6 21’ - 7 25’ Lintang Selatan dan 106 42’ - 107 25’ Bujur Timur. Sebagian besar wilayah Kabupaten Cianjur adalah pegunungan kecuali di bagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Lahan-lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, dan perkebunan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat. Keadaan ini ditunjang dengan banyaknya sungai besar dan kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai sumberdaya pengairan tanaman pertanian. Sungai terpanjang adalah Sungai Cibuni yang bermuara di Samudra Hindia. Dari luas wilayah Kabupaten Cianjur seluas 361,435 Ha, pemanfaatannya meliputi 83,034 Ha 23.71 berupa hutan produktif dan konservasi; 58,101 Ha 16.59 berupa tanah pertanian lahan basah; 97,227 Ha 27.76 berupa lahan pertanian kering dan tegalan; 57,735 Ha 16,49 berupa tanah perkebunan; 3,500 Ha 0.10 berupa tanah dan penggembalaanpekarangan; 1,239 Ha 0.035 berupa tambakkolam; 25,261 Ha 7.20 berupa pemukimanpekarangan; dan 22,483 Ha 6.42 berupa penggunaan lain-lain. Keanekaragaman sumberdaya alam merupakan modal dasar pembangunan dan potensi investasi yang menjanjikan.

4.3 Struktur Perekonomian

Struktur perekonomian wilayah Kabupaten Cianjur masih menitikberatkan pada sektor pertanian. Hal ini ditunjukkan oleh kontribusi sektor pertanian dalam PDRB atas dasar harga konstan selama periode 2006 - 2010 berada diatas 40 persen, sementara sektor lain seperti sektor perdagangan, hotel, dan restoran menyumbang peranan rata-rata diatas 25 persen. Sektor terkecil adalah sektor jasa yaitu mendorong PDRB Kabupaten Cianjur hanya sebesar 9-10 persen. Tabel 4.1 Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga konstan Tahun 2006-2010 Uraian Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 PDRB adh konstan miliar Rp 7.048 7.342 7.639 7.939 8.273 Kontribusi sektor Pertanian 45,90 44,77 43,79 44,47 42,43 Kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran 25,30 25,91 26,42 26,31 27,55 Kontribusi sektor Jasa-jasa 9,78 9,92 9,98 9,84 9,97 Ket : angka sangat sementara estimasi triwulan IV 2010 Sumber : BPS Cianjur, 2006-2010 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa walaupun kontribusi sektor pertanian merupakan sektor yang paling besar dalam mendorong PDRB Kabupaten Cianjur, akan tetapi pertumbuhannya terus menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa struktur perekonomian Kabupaten Cianjur telah mengalami perubahan. Dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 kontribusi sektor pertanian sudah berkembang bukan hanya bertumpuh pada sektor pertanian melainkan juga pada sektor-sektor yang lainnya yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran serta jasa-jasa. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Cianjur pada Tahun 2011 mengalami pertumbuhan yang cukup positif. Laju pertumbuhan PDRB adalah salahsatu indikator untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pada kurun waktu 2006-2010, laju pertumbuhan ekonomi LPE berfluktuasi. LPE tetap tumbuh namun sedikit mengalami perlambatan kinerja. Hal tersebut sesuai dengan rata- rata pertumbuhan ekonomi dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 sebesar 3.96 persen. Adapun LPE pada tahun 2006 sebesar 3,34 persen sedangkan pada tahun 2007 menjadi 4,18 persen. Kemudian pada tahun 2008 laju pertumbuhan ekonomi menurun menjadi 4,04 persen, namun angka ini kembali sedikit meningkat menjadi 4,05 persen pada Tahun 2009 dan pada Tahun 2010 meningkat menjadi 4,21 persen. Peningkatan pertumbuhan ekonomi kabupaten Cianjur didukung dengan terkendalinya laju inflasi. Inflasi tahun 2006 adalah sebesar 6,02 persen, sedangkan inflasi pada tahun 2007 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu menjadi 5,27 persen. Pada tahun 2008 inflasi mengalami peningkatan menjadi 6,8 persen dan Tahun 2009 turun kembali menjadi 6,4 persen dan penurunan terus berlanjut hingga tahun 2010 menjadi 6,07 persen. Peningkatan LPE yang cukup signifikan diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan dan jumlah pengangguran di kabupaten Cianjur, namun proporsi peningkatan pertumbuhan ekonomi secara makro tersebut belum sepenuhnya dapat mempengaruhi proporsi penduduk miskin dan tingkat pengangguran terbuka di kabupaten Cianjur. Struktur perekonomian kabupaten Cianjur didominasi oleh sektor pertanian, Pertumbuhan sektor pertanian didukung oleh pertumbuhan lima sub sektor yaitu pertanian tanaman bahan makanan, perkebunan, perikanan, peternakan dan perhutanan. Sektor pertanian tanaman bahan makanan adalah sub sektor yang sangat menonjol. Atas dasar harga konstan 2000, lebih dari 70 persen PDRB sektor pertanian berasal dari sub sektor tanaman bahan makanan, sedangkan untuk sub sektor peternakan menempati urutan kedua dengan memberikan kontribusi pada tahun 2010 sebesar 32,95 persen. Subsektor perikanan menempati urutan ketiga yaitu memberikan kontribusi sebesar 2,15 persen. Hal tersebut terlihat dalam Tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Distribusi Persentase Sektor Pertanian Terhadap PDRB Atas Harga Konstan No. Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009 2010 PERTANIAN 45,90 44,77 43,79 44,47 42,43 1. Tanaman Pangan 35,65 34,72 33,91 34,86 32,95 2. Perkebunan 1,03 1,07 1,12 1,06 1,02 3. Peternakan 6,57 6,36 6,16 6,02 6,11 4. Kehutanan 0,31 0,30 0,30 0,29 0,20 5. Perikanan 2,34 2,32 2,30 2,24 2,15 Sumber : RPJMD Kab.Cianjur 2011-2016 Berdasarkan Tabel 4.2 untuk kurun waktu tahun 2006-2010 sektor pertanian pertumbuhannya negatif yaitu sebesar 0,57 persen. Sub sektor yang pertumbuhannya negatif yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 1,51 persen dan subsektor kehutanan sebesar 27,64 persen. Sedangkan yang pertumbuhannya positif yaitu subsektor perkebunan yaitu sebesar 0,07 persen, peternakan sebesar 5,78 persen dan perikanan sebesar 0,15 persen. Subsektor peternakan merupakan subsektor yang terdapat dalam sektor pertanian yang pertumbuhannya tinggi. Hal tersebut dikarenakan adanya kebijakan Propinsi yang menjadikan Kabupaten Cianjur sebagai salah satu daerah yang akan dikembangkan untuk pengembangan kluster sapi potong. 4.4 Potensi Sumberdaya Daerah 4.4.1 Potensi Sumberdaya Manusia