Sempadan Sungai Skoring Kawasan Lindung

nutfah KPPN, kawasan pengungsianperlindungan satwa liar, kawasan pantai berhutan mangrove, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan, kawasan rawan bencana alam dan hutan produksi alam yang masih tetap dipertahankan keberadaannya dalam areal kerja .

5.1.1.1. Sempadan Sungai

Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung pasal 1 ayat 7 sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatankanalsaluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Penentuan lebar sempadan sungai diperlukan untuk perbaikan fungsi ekologi aquatik dan kualitas air. Menurut pasal 9 Permenhut No. P.3Menhut-II2008 kriteria sempadan sungai adalah 100 m di kiri kanan sungai besar dan 50 m di kiri kanan anak sungai, untuk sungai di kawasan pemukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10-15 m. Lebih terperinci lagi kriteria lebar sempadan sungai dijelaskan dalam buku Pedoman Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Kehutanan yang diterbitkan oleh Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk lebar sungai kurang dari 30 m sempadan sungainya 50 m dan untuk lebar sungai lebih dari 30 m sempadan sungainya 100 m. Sempadan sungai diidentifikasi dengan cara dideliniasi sesuai alur jaringan sungai dan lebarnya sesuai peraturan untuk sungai besar dan sungai kecil. Kondisi sempadan sungai dilapangan dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Kondisi sempadan sungai di lapangan.

5.1.1.2. Skoring Kawasan Lindung

Peta penetapan fungsi hutan yang digunakan sebagai referensi untuk mengoreksi skoring yang dibuat yaitu peta yang diperoleh dari PT. Mamberamo Alasmandiri sesuai Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 910Kpts-IV99 tanggal 14 Oktober 1999 tentang Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 1071Kpts-II92 Tanggal 12 November 1992 mengenai Pemberian Hak Pengusahaan Hutan PT Mamberamo Alasmandiri. Peta referensi penetapan fungsi kawasan hutan dalam format shp yang diperoleh dari PT. Mamberamo Alasmandiri dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Peta penetapan fungsi kawasan hutan dalam format shp yang diperoleh dari PT. Mamberamo Alasmandiri. Skoring dilakukan untuk mengetahui penetapan fungsi hutan pada suatu areal. Skoring pada penelitian ini ditujukan untuk mengetahui areal kawasan lindung dengan skoring ≥ 175 SK Mentan No. 837KptsUm111980. Skoring kawasan lindung menggunakan peta kelas lereng dengan skala 1:650.000 memberikan hasil yang kurang memadai. Hal ini dikarenakan penentuan skoring seharusnya menggunakan peta dengan skala yang lebih besar, sehingga diperoleh informasi kelas lereng yang lebih detail. Penentuan skoring kawasan lindung memegang peranan penting terhadap fungsi hidroorologis. Fungsi hidroorologis suatu Daerah Aliran Sungai DAS akan optimal jika daerah-daerah yang berkelerengan tinggi dalam suatu DAS dipertahankan tetap berhutan, sehingga penentuan kawasan lindung dengan menggunakan kriteria skoring sangat dibutuhkan untuk menjaga kelestarian fungsi hidroorologis.

5.1.1.3. Kawasan Sekitar Danau