Citra Landsat Pembuatan Model Database Register Petak di IUPHHKHA PT. Mamberamo Alasmandiri, Provinsi Papua.

diperoleh secara periodik dengan teratur misalnya: setiap 16 hari untuk Landsat TM, sehingga tersedianya data pada setiap periode dapat terjamin. Disamping itu, dengan tersedianya data secara periodik tersebut, gejala perubahan alam pola perubahan hutan, terjadinya kerusakan hutan, pertumbuhan hutan, dan sebagainya dapat dipelajari. Keempat, murah cost effective, dengan cakupan wilayah yang luas, maka biaya pengadaan citra per satuan luas menjadi lebih murah.

2.3. Citra Landsat

Landsat merupakan Satelit Sumberdaya Bumi yang pada awalnya bernama ERTS-1 Earts Resources Technology Satellite yang diluncurkan pertama kalinya tanggal 23 Juli 1972 yang mengorbit hingga 6 Januari 1978. Satelit ini mengorbit mengelilingi bumi selaras matahari sunsynchronous. Tepat sebelum peluncuran ERTS-B tanggal 22 Juli 1975, NASA National Aeronautic and Space Administration secara resmi menangani program ERTS menjadi program Landsat untuk membedakan dengan program satelit oseanografi “Seasat” yang telah direncanakan sehingga ERTS-1 dan ERTS-B menjadi Landsat 1 dan Landsat 2. Peluncuran Landsat 3 pada tanggal 5 Maret 1978. Landsat 1 dan 2 membawa dua sensor, yaitu RBV Return Beam Vidicon dan MSS Multispektral Scanner. Landsat 3 terdapat dua perubahan besar pada rancang bangunnya, yaitu tambahan saluran termal 10,4-12,6 mm pada sensor MSS dan resolusi spasial sistem RBV ditingkatkan dengan menggunakan sistem dua kamera lebar bukan multispektral Purwadhi 2001. Landsat 4 diluncurkan Juli 1982, Landsat 5 diluncurkan Maret 1984 dan Landsat 6 Februari 1993, tetapi tidak mencapai orbit dan jatuh ke laut. Landsat 4 dan 5 merupakan pengembangan sensor pada sistem Landsat 1, 2 dan 3 dengan peningkatan resolusi spasial, kepekaan radiometrik, laju pengiriman datanya lebih cepat, dan fokus penginderaan informasi yang berkaitan dengan vegetasi. Landsat 1, 2 dan 3 empat saluran sensor MSS tidak ada saluran termal, sedangkan Landsat 4 dan 5 disamping empat sensor MSS ditambah sensor TM Thematic Mapper, dan ETM Enhance Thematic Mapper untuk Landsat 6 dengan menambahkan saluran termal 10,4-12,6 µm Purwadhi 2001. Sistem RBV terdiri atas kamera televisi seperti yang ditunjukkan untuk mengindera daerah seluas 185 km x 185 km secara serentak. Resolusi medan nominal kamera ini kurang lebih 80 m dan kepekaan spektral masing-masing kamera pada dasarnya sama dengan suatu lapis film inframerah berwarna dengan susunan : 0,475 µm – 0,575 µm hijau, 0,580 µm – 0,680 µm merah, dan 0,690 µm – 0,830 µm inframerah pantulan. Sistem MSS meliputi lebar sapuan sebesar 185 km dalam empat saluran panjang gelombang dua pada spektrum tampak pada 0,5 µm – 0,6 µm hijau dan 0,6 µm – 0,7 µm merah, dan dua pada spektrum inframerah pantulan pada 0,7 µm – 0,8 µm dan 0,9 µm – 1,1 µm. Lillesand dan Kiefer, 1990 Menurut Purwadhi 2001 sistem TM meliputi lebar sapuan scanning sebesar 185 km, direkam dengan menggunakan tujuh saluran panjang gelombang, yaiutu tiga saluran panjang gelombang tampak, tiga saluran panjang gelombang inframerah dekat, dan satu saluran panjang gelombang inframerah termal. Panjang gelombang yang digunakan pada setiap saluran Landsat TM adalah saluran 1 gelombang biru 0,45-0,52 µm, saluran 2 gelombang hijau 0,52-0,60 µm, saluran gelombang merah 0,63-0,69 µm, saluran 4 gelombang inframerah dekat 0,76-0,90 µm, saluran 5 gelombang inframerah pendek 1,55-1,75 µm, saluran 6 gelombang inframerah termal 10,40-12,50 µm, dan saluran 7 gelombang inframerah pendek 2,08-2,35 µm. Sensor ETM merupakan pengembangan dari sensor TM dengan menambahkan saluran pankromatik 0,50-0,90 µm, yang didesain mempunyai resolusi spasial 15 x 15 m. Sensor ETM juga didesain dapat merekam citra multispektral dengan enam saluran seperti pada sensor TM, yaitu menggunakan panjang gelombang tampak visible, inframerah dekat, inframerah pendek dengan resolusi 30 m, sedangkan satu saluran termal dengan resolusi diperbaiki menjadi 60 m. Landsat 7 adalah satelit yang diluncurkan oleh Amerika Serikat pada tahun 1999, satelit ini merupakan satelit sumberdaya alam dengan kisaran panjang gelombang meliputi daerah sinar tampak dan inframerah. Karakteristik dari Landsat 1, 2, 3; Landsat 4, 5; dan Landsat 7 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Karakteristik satelit landsat 1 hingga 5 dan Landsat 7 Karakteristik Landsat 1,2,3 Landsat 4, 5 Landsat 7 Orbit Sinkron matahari Sinkron matahari Sinkron matahari Ketinggian 880-940 km 705 km Sudut inklinasi 99,1˚ 98,2˚ Sensor saluran spektral bandµm RBV Band 1:0,475-0,575 MSS Band 4:0,50-0,60 TM dan ETM+ Band 2:0,58-0,68 Band 5:0,60-0,70 Band 1 : 0,45 - 0,52 Band 3:0,69-0,89 Band 6:0,70-0,80 Band 2 : 0,52 - 0,61 Band 7:0,80-1,10 Band 3 : 0,63 - 0,69 Sensor saluran spektral bandµm MSS TM Band 1:0,45-0,52 Band 4 : 0,78 - 0,90 Band 4 Band 2:0,52-0,60 Band 5 : 1,55 - 1,75 Band 5 Band 3:0,63-0,69 Band 6 : 10,4 - 12,5 Band 6 Band 4:0,76-0,90 Band 7 : 2,08 - 2,35 Band 7 Band 5:1,55-1,75 Band 8 : 0,52 - 0,90 Band 6:10,4-12,5 Pankromatik Band 7:2,08-2, 35 Resolusi spasial 80 m 30 m dan 120 m band 6 30 m dan 15 m band 8 Cakupan 185 km x 185 km 185 km x 185 km 185 km x 185 km Pengulangan rekaman 18 hari 16 hari Sumber : Purwadhi dan Santoso 2010 Landsat 7 memiliki sensor ETM+ Enhanced Thematic Mapper Plus, yang terdiri bari 8 band. Karakteristik band pada Landsat 7 ETM+ dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Karakteristik Band pada Landsat 7 ETM+ Band Panjang gelombang µm Resolusi spasial m Aplikasi 1 0,450 - 0,515 30 x 30 Untuk pemetaan perairan pantai, pembedaan tanah dan vegetasi, analisa tanah dan air, dan pembedaan tumbuhan berdaun lebar dengan konifer. 2 0,525 - 0,605 30 x 30 Untuk inventarisasi vegetasi dan penilaian kesuburan. 3 0,630 - 0,690 30 x 30 Untuk pemisahan kelas vegetasi, dan memperkuat kontras antara penampakan vegetasi dengan non vegetasi. 4 0,750 - 0,900 30 x 30 Untuk deteksi akumulasi biomassa vegetasi, identifikasi jenis tanaman, dan memudahkan pembedaan tanah dan tanaman, serta lahan dan air. 5 1,550 - 1,750 30 x 30 Untuk menunjukkan kandungan air pada tanaman, kondisi kelembaban tanah dan berguna untuk membedakan awan dengan salju. 6 10,400 - 12,500 60 x 60 Untuk analisa stress vegetasi, pembedaan kelembaban tanah, klasifikasi vegetasi, analisis gangguan vegetasi dan pemetaan suhu. 7 2,090 - 2,35 30 x 30 Untuk pemetaan formasi geologi dan pemetaan hidrothermal. 8 0,520 - 0,900 15 x 15 Untuk peningkatan resolusi spasial. Sumber : Humaidi 2005

2.4. Penataan Areal Hutan