Hutan lindung Waropen, hutan lindung suaka margasatwa Foja, dan kawasan konservasi habitat buaya merupakan areal yang berbatasan dengan PT.
Mamberamo Alasmandiri sehingga harus diberikan buffer zone di daerah perbatasan untuk melindungi kelestarian fungsi hutan lindung dan kawasan
konservasi tersebut. Menurut buku Pedoman Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Kehutanan yang diterbitkan oleh Pusat Standardisasi dan Lingkungan
Departemen Kehutanan buffer zone hutan lindung dan kawasan konservasi lebarnya 500 m telah ditata batas atau 1000 m belum ditata batas. Buffer zone
hutan lindung Waropen, buffer zone hutan lindung suaka margasatwa Foja, dan buffer zone kawasan konservasi habitat buaya dapat dilihat pada Gambar 6 serta
kondisi buffer zone Hutan Lindung Suaka Margasatwa Foja di lapangan dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 6 Buffer zone PT. Mamberamo Alasmandiri.
Gambar 7 Buffer zone Hutan Lindung Suaka Margasatwa Foja.
5.1.1.5. Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah KPPN
Plasma nutfah adalah substansi yang terdapat dalam kelompok makhluk hidup, dan merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan dan
BZ HL Waropen BZ HL SM Foja
BZ Konservasi Habitat Buaya
dikembangkan atau dirakit untuk menghasilkan jenis tumbuhan maupun hewan. Keragaman jenis yang tinggi merupakan sumber plasma nutfah yang tak ternilai
harganya yang dapat memberikan nilai ekonomi dan sosial yang sangat penting. Tujuan dari pembuatan KPPN adalah untuk melestarikan dan mengelolanya
secara berkelanjutan serta memanfaatkan untuk kelestarian alam. KPPN di lapangan ditempatkan pada hutan yang masih virgin dengan keadaan topografi
yang mewakili, yaitu adanya topografi tinggi sampai dengan lokasi rendah serta juga memperhatikan faktor keamanan lokasi, baik dari gangguan kegiatan
manusia ataupun dari bahaya kebakaran hutan. Kriteria daerah perlindungan plasma nutfah menurut Keppres No. 32 Tahun 1990 adalah areal yang ditunjuk
memiliki jenis plasma nutfah tertentu yang belum terdapat di dalam kawasan konservasi yang telah ditetapkan, areal tempat pemindahan satwa yang merupakan
tempat kehidupan baru bagi satwa, mempunyai luas yang cukup dan lapangan yang tidak membahayakan.
PT. Mamberamo Alasmandiri mempunyai dua KPPN yang luasnya 300 ha untuk setiap KPPN. Kedua KPPN itu berada di bagian hutan Gesa petak 2J, 3J,
4J dan bagian hutan Aja petak 30AH, 31AI, 31AH. Plasma nutfah yang dilindungi di kawasan ini adalah jenis flora seperti Cemara Casuarina sp. dan
fauna seperti Kasuari Casuarius casuarius, Elang bondol Haliastur indus, Babi hutan Sus sp., Cendrawasih Paradisaea sp., Maleo Macrocephalon
maleo dan beberapa satwa lainnya. KPPN dideliniasi sesuai dengan data yang diperoleh. Kondisi KPPN di lapangan dapat dilihat pada Gambar 8.
a b c
Gambar 8 Papan nama KPPN Bagian Hutan Aja di lapangan a, jejak kaki Babi di KPPN b dan jejak kaki burung Kasuari di KPPN c.
PT. Mamberamo Alasmandiri juga memiliki beberapa kawasan lindung lain, yaitu kawasan dengan kelerengan 40, kawasan perlindungan satwa liar koridor
satwa, kawasan in situ Cemara Casuarina sp seluas 1,9 ha, kawasan pengamatan tegakan alami Duabanga Duabanga moluccana 1,42 ha, dan
tegakan benih Merbau Intsia bijuga. Kawasan ini tidak dipetakan karena data yang diperoleh dari perusahaan tidak memadai untuk melakukan identifikasi.
Kawasan lindung lain di lapangan yang ada di PT. Mamberamo Alasmandiri dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Kawasan Lindung lain di PT. Mamberamo Alasmandiri
Kawasan Lindung Gambar
Kawasan kelerengan 40
Koridor Satwa
Kawasan konservasi in situ Cemara
Pengamatan tegakan alami
Duabanga
Tegakan Benih
Kawasan lindung yang tercantum pada buku Pedoman Penyusunan Dokumen AMDAL Bidang Kehutanan yang diterbitkan oleh Pusat Standardisasi
dan Lingkungan Departemen Kehutanan yang sesuai dengan Keputusan Presiden No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung tidak terdapat di PT.
Mamberamo Alasmandiri adalah kawasan bergambut di hulu sungai dan rawa, kawasan resapan air, sempadan pantai, kawasan pantai berhutan mangrove,
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan, kawasan rawan bencana alam. Kawasan bergambut, sempadan pantai dan kawasan pantai berhutan mangrove
tidak terdapat di areal PT. Mamberamo Alasmandiri karena areal pengelolaan merupakan areal hutan lahan kering dan tidak berada disekitar pantai.
Kriteria kawasan resapan air adalah curah hujan yang tinggi, struktur tanah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan
secara besar-besaran. Curah hujan di areal PT. Mamberamo Alasmandiri cukup tinggi sehingga diperlukan adanya kawasan resapan air untuk keperluan
penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir. Kriteria kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan adalah tempat serta ruang disekitar bangunan
bernilai budaya tinggi, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu yang mempunyai manfaat tinggi untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Bangunan bernilai budaya tinggi, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu tidak terdapat di areal PT. Mamberamo Alasmandiri, sehingga
areal pengelolaan ini tidak memiliki kawasan lindung berupa kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan alam. Potensi terjadinya bencana alam seperti
letusan gunung berapi, gempa bumi dan tanah longsor diareal PT. Mamberamo Alasmandiri sangat kecil sehingga PT. Mamberamo Alasmandiri tidak
menetapkan kawasan rawan bencana alam.
5.1.2. Kawasan Infrastruktur Pengelolaan