Metode Pengolahan dan Analisis Data

mendapat skor 5 lima, dan jika sangat tidak setuju akan mendapat skor 1 satu; 4. Mencari dan mengeliminasi pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dipakai dalam penelitian, yaitu: a. Pernyataan yang tidak diisi lengkap oleh responden; b. Pernyataan yang secara jumlah keseluruhan responden tidak menunjukkan hubungan yang substansial dengan nilai totalnya; c. Pernyataan yang r-hitungnya kurang dari r-tabel. 5. Pernyataan-pernyataan hasil saringan tersebut akan membentuk Skala Likert yang dapat dipakai untuk mengukur skala sikap serta menjadi kuesioner baru untuk pengumpulan data berikutnya. Lima klasifikasi jawaban yang mungkin adalah sebagai berikut: a. Jawaban A dengan skor 5 sangat setuju b. Jawaban B dengan skor 4 setuju c. Jawaban C dengan skor 3 cukup setuju d. Jawaban D dengan skor 2 tidak setuju e. Jawaban E dengan skor 1 sangat tidak setuju Skor-skor nilai yang telah diperoleh dari jawaban responden ditabulasikan. Kemudian Masing-masing kategori ditentukan berdasarkan rumus rentang skala Umar, 2004 yaitu : ……………………………....1 Keterangan : RS = rentang skala m = jumlah alternative jawaban tiap item sehingga didapatkan rentang skala sebesar 0,8, skala penilaian dapat dilihat pada Tabel 2. Jawaban-jawaban yang diperoleh dari responden akan dihitung jumlah dan rataannya. Nilai rataan ini yang diambil sebagai kesimpulan dari keseluruhan responden. Sedangkan sebelum pengolahan data tersebut dilakukan, Kuesioner harus diuji dengan uji validitas, dan uji reliabilitas terlebih dahulu. Tabel 2. Skala penilaian Skala Pernyataan Jawaban Interpretasi Pelaksanaan 1,00 – 1,80 Sangat tidak setuju Sangat tidak baik 1,81 – 2,60 Tidak setuju Tidak baik 2,61 – 3,40 Cukup setuju Cukup baik 3,41 – 4,20 Setuju Baik 4,21 – 5,00 Sangat setuju Sangat baik

3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu alat pengukuran tingkat kevalidan item-item dalam suatu instrumen. Apabila suatu instrumen dikatakan valid, maka instrumen tersebut haruslah mampu mengukur data dari variabel yang diukur secara akurat, dimana alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Suliyanto, 2006. Tahapan yang harus dilakukan untuk melakukan uji validitas adalah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur yaitu dengan cara: a. Mencari definisi dan rumusan konsep serta literatur, jika sekiranya sudah ada rumusan yang cukup rasional maka rumusan tersebut dapat langsung dipakai. Tetapi apabila rumusan tersebut belum operasional, maka peneliti harus merumuskannya seoperasional mungkin. b. Jika dalam literatur tidak diperoleh definisi atau rumusan konsep yang akan diukur, peneliti harus mendefinisikan dengan para ahli lain. Pendapat para ahli kemudian disarikan ke dalam bentuk rumusan yang operasional. c. Menanyakan langsung kepada calon responden penelitian mengenai aspek- aspek konsep yang menyusun pertanyaan yang operasional. 2. Melakukan uji coba skala pengukuran pada sejumlah responden. Jumlah responden untuk uji coba minimal adalah 30 orang karena distribusi skor atau nilai akan lebih mendekati normal. Asumsi kurva normal sangat dibutuhkan dalam perhitungan statistik. 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total. Signifikan 0,05. Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas kuesioner adalah: ……………………………....2 Dimana: n = Jumlah responden x = Skor pertanyaan ke-n y = Skor total xy = Skor pertanyaan ke-n dikalikan skor total r = Koefisien korelasi Uji validitas dilakukan terhadap 30 orang responden pada pegawai struktural Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan dengan menjawab kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan yang menggambarkan sistem penilaian kinerja, 6 pertanyaan tentang indikator pengungkap penilaian motivasi kerja, dan 15 pertanyaan mengenai indikator yang mempengaruhi pengungkap penilaian motivasi kerja. Uji validitas menggunakan teknik pearson’s product moment. Nilai alpha yang digunakan adalah 0,05 dan nilai r tabel adalah sebesar 0,361. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excell dan SPSS 15.0. Berdasarkan hasil perhitungan, r hitung variabel seluruhnya diatas 0,361 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan pada kuesioner adalah valid. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran dalam suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan daftar-daftar pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Repeated Measure atau pengukuran ulang. Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, kemudian dilihat apakah tetap konsisten dengan jawabannya. 2. One Shot atau pengukuran sekali saja. Pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pernyataan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Uji reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut: …………………………..3 Dimana: r = Koefisien reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan = Total varian = Total varian butir Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai 1. Tingkat reliabilitas tersebut dapat diinterpretasikan pada Tabel 3. Tabel 3. Tingkat Reliabilitas Alpha Cronbach Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 – 0,20 Kurang Reliabel 0,20 – 0,40 Agak Reliabel 0,40 – 0,60 Cukup Reliabel 0,60 – 0,80 Reliabel 0,80 – 1,00 Sangat Reliabel Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden. Nilai yang diukur dinyatakan sahih apabila nilai r lebih dari 0,6. Nilai cronbach’s alpha yang dihasilkan dalam perhitungan adalah sebesar 0,957 lebih dari 0,6 sehingga kuesioner dinyatakan reliable. Uji reliabilitas menggunakan aplikasi program SPSS 15.0, hasil dari perhitungan dapat dilihat pada lampiran.

3.5.3 Analisa Deskriptif

Analisis ini bersifat uraian atau penjelasan dengan membuat tabel-tabel, mengelompokkan, dan menganalisis data berdasarkan pada hasil jawaban kuesioner yang diperolah dari tanggapan responden dengan menggunakan tabulasi data. Statistif deskriptif berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data, seperti rata-rata, median maupun variasi data.

3.5.4 Analisis Korelasi Rank Spearman

Analisis terhadap hubungan sistem penilaian kinerja dengan motivasi kerja pegawai dilakukan dengan analisisis korelasi Rank Spearman. Langkah –langkah dalam pengujian korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut : 1. Menentukan hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara sistem penilaian kinerja dengan motivasu kerja pegawai. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : H : Tidak ada hubungan nyata antara X dengan Y H 1 : Terdapat hubungan nyata antara X dengan Y 2. Menghitung koefisien korelasi Rank Spearman menggunakan rumus sebagai berikut : ……………………………....4 Keterangan : r s = koefisien korelasi Rank Spearman di 2 = selisih antara rank bagi X dan Y n = banyaknya pasangan data Besarnya nilai r terletak antara -1 r 1, artinya : a. r = 1 Hubungan X dan Y sempurna positif mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif b. r = -1 Hubungan X dan Y sempurna negative mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif c. r = 0 Hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan. Jika r antara 0 sampai 1 maka kedua variable berkorelasi dengan keeratan relatif. Semakin mendekati 1, maka keeratan hubungan akan semakin kuat. Perhitungan korelasi Rank Spearman dilakukan dengan menggunakan software SPSS 15.0 for windows. Menentukan kuat lemahnya korelasi digunakan batasan Champion sebagai berikut : a. 0,00 sampai 0,25 atau 0,00 sampai -0,25 disebut no association, yaitu kondisi yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel X dan Y. b. 0,26 sampai 0,50 atau -0,26 sampai -0,50 disebut moderately low association, yaitu kondisi yang menunjukkan hubungan yang lemah antara variabel X dan Y. c. 0,51 sampai 0,75 atau -0,51 sampai -0,75 disebut moderately high association, yaitu kondisi yang menunjukkan hubungan yang agak kuat antara variable X dan Y. d. 0,75 sampai 1,00 atau -0,75 sampai -1,00 disebut high association, yaitu kondisi yang menunjukkan hubungan yang kuat antara variable X dan Y. 3. Menguji hipotesis dengan ketentuan sebagai berikut : Dasar pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan tolak H jika peluang tingkat signifikansi dan tolak H 1 jika nilai peluang tingkat signifikasi. Tingkat signifikasi yang dipilih adalah 0,01 1 karena angka ini dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara dua variabel atau lebih dan merupakan tingkat signifikansi yang sudah sering digunakan dalam penelitian ilmu sosial. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H : Tidak terdapat hubungan nyata antara sistem penilaian kinerja dengan motivasi kerja H 1 : Terdapat hubungan yang nyata antara sistem penilaian kinerja dengan motivasi kerja pegawai

IV. PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Instansi

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anggaran dan Perbendaharaan Pusdiklat AP merupakan instansi Eselon II dibawah Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Mulai tahun anggaran 2008 Pusdiklat AP telah menjadi satuan kerja tersendiri dan berkedudukan di Bogor, Jawa Barat, yang diresmikan pada tanggal 9 Januari 2008 oleh Pgs. Kepala BPPK DR. I Made Gde Erata, MA Web Pusdiklat AP, 2014. Pusdiklat AP dipimpin oleh seorang pejabat eselon II sebagai Kepala Pusdiklat yang dibantu 4 empat pejabat eselon III, yaitu Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Diklat, Kepala Bidang Penyelenggaraan, dan Kepala Bidang Evaluasi dan Pelaporan Kinerja. Selain jabatan struktural, Pusdiklat Anggaran juga memiliki jabatan fungsional yaitu Widyaiswara yang bertugas untuk mendidik dan melatih PNS pada lembaga diklat pemerintah. Lokasi yang strategis antara Kota Bogor dan Puncak, Pusdiklat AP sangat mendukung untuk kegiatan pendidikan. Suasana yang jauh dari kebisingan perkotaan dan pemandangan yang indah akan membuat peserta lebih terkonsentrasi dalam kegiatan pembelajaran. Didukung akses jalan yang mudah menjadikan Pusdiklat AP tempat yang ideal untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan. Web Pusdiklat AP 2014 menyebutkan bahwa Visi Pusdiklat AP adalah menjadi pusat unggulan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang profesional di bidang anggaran dan kebendaharaan umum. Sedangkan misinya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan terbaik di bidang anggaran dan kebendaharaan umum. Tupoksi Pusdiklat AP antara lain: 1. Tugas Pokok Membina dan melaksanakan pendidikan, pelatihan, dan penataran keuangan negara di bidang anggaran dan kebendaharaan umum berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Kepala BPPK. 2. Fungsi a. Perencanaan dan perumusan kebijaksanaan teknis pendidikan, pelatihan, dan penataran keuangan negara di bidang anggaran dan kebendaharaan umum; b. Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penataran di bidang anggaran dan kebendaharaan umum; dan c. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pendidikan, pelatihan, dan penataran di bidang anggaran dan kebendaharaan umum.

4.2. Struktur Organisasi Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

Dengan mengetahui struktur organisasi suatu instansi, kita dapat mengetahui fungsi dari masing-masing pegawai dan bagaimana mereka saling terkait dalam suatu hubungan kerja yang teratur rapi. Menurut Web Pusdiklat AP 2014 struktur organisasi Pusdiklat AP terdiri dari satu orang Eselon II sebagai kepala pusdiklat, tiga orang Eselon III sebagai kepala bidang, satu orang eselon III sebagai kepala bagian, sebelas orang Eselon IV sebagai kepala sub bidang dan kepala sub bagian, dua puluh lima orang widyaiswara pengajar diklat sebagai pejabat fungsional, serta para pelaksana. Bagan struktur Organisasi dapat dilihat pada Lampiran 1. Sedangkan tugas dari setiap struktur organisasinya yaitu: 1. Kepala Pusdiklat Kepala Pusdiklat bertugas memimpin pusdiklat dan menentukan arah kebijakan umum kantor. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala pusdiklat dibantu oleh bagian tata usaha, bidang perencanaan dan pengembangan diklat, bidang penyelenggaraan, dan bidang evaluasi dan pelaporan kinerja. 2. Bagian Tata Usaha TU Bagian TU bertugas sebagai supporting unit yang membantu ketiga bidang lainnya agar kinerja seluruh pusdiklat tidak terhambat. Dalam menjalankan tugasnya, kabag TU dibantu oleh: a. Sub bagian Tata Usaha, Kepegawaian, dan Humas, yang bertugas mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan kepegawaian dan hubungan dengan pihak luar pusdiklat; b. Sub bagian Rumah Tangga dan Pengelolaan Aset, yang bertugas menangani masalah internal pusdiklat serta mengelola aset pusdiklat;