Analisis Persepsi Pegawai Terhadap Motivasi Kerja
Tabel 11. Distribusi frekuensi persepsi pegawai terhadap pernyataan motivasi kerja
Variabel No Pernyataan
Rataan Skor
Keterangan Bekerja
keras 1
Saya bersedia menyelesaikan pekerjaan di luar jam kerja dengan dihitung kerja
lembur 4,18
Baik
2
Saya bersedia menyelesaikan pekerjaan di luar jam kerja tanpa dihitung kerja lembur
3,47 Baik
Bekerja sama
3 Saya bersedia membantu menyelesaikan
tugas rekan kerja apabila ia berhalangan hadir
3,96 Baik
4 Saya bersedia membantu kesulitan rekan
kerja 4,09
Baik Bertanggung
jawab 5
Saya bersedia bekerja sesuai dengan peraturan dan standar yang telah
ditetapkan instansi 4,18
Baik 6
Saya bersedia menerima sanksi bila tidak dapat menyelsaikan tugas
3,89 Baik
Motivasi untuk bekerja keras dapat dilihat dari kesediannya untuk bekerja lembur. Pegawai pada umumnya bersedia untuk bekerja lembur, baik itu dibayar
ataupun tidak. Penilaian oleh pegawai menunjukkan perbedaan kesediaan kerja lembur yang dibayar 4,18 dengan kerja lembur tanpa dibayar 3,47. Kerja
lembur diharapkan akan menambah penghasilan yang diterima, namun jika tidak dibayarpun pegawai masih bersedia untuk melaksanakannya.
Motivasi untuk bekerja sama antar sesama rekan kerja cukup baik. Hal ini bersumber dari rasa solidaritas yang dimiliki sesama pegawai. Pegawai setuju
untuk saling membantu dan berbagi kesulitan yang dialami oleh rekannya. Motivasi untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaannya diukur dengan
kesediaan pegawai untuk bekerja sesuai dengan standar dan bersedia menerima sanksi apabila tidak dapat menyelesaikan tugas. Pegawai setuju untuk bekerja
sesuai standar dan bertanggung jawab atas pekerjaannya tersebut dan bersedia menerima sanksi bila tidak dapat menyelesaikan tugasnya.
Secara keseluruhan, pegawai mempunyai motivasi yang baik dalam melaksanakan pekerjaannya. Pegawai telah mampu bekerja keras untuk
menyelesaikan pekerjaannya, bekerja sama dengan rekan kerja, dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dipercayakan kepadanya.
Tabel 12 menunjukkan bahwa motivasi kerja pegawai sudah baik, dimana faktor motivasi paling kuat adalah hubungan sesama rekan kerja dan nilai
terendah dihasilkan dari faktor peraturan dan kebijakan. Faktor hubungan atasan dan atasan menunjukkan nilai yang positif bagi motivasi pegawai 3,79. Pegawai
merasa diperhatikan oleh atasan sehingga menciptakan kondisi kerja yang kondusif bagi para pegawai.
Tabel 12. Distribusi frekuensi persepsi pegawai terhadap pernyataan faktor-faktor motivasi kerja
Variabel No Pernyataan
Rataan Skor
Keterangan Hubungan
atasan dan bawahan
1 Atasan saya memberikan bimbingan
kepada saya dalam bekerja 3,97
Baik 2
Atasan saya memberikan pujian atas hasil kerja saya
3,77 Baik
3 Atasan saya memberikan kritikan dan
saran bila saya melakukan kesalahan 3,81
Baik Hubungan
sesama rekan kerja
4 Saya memiliki hubungan yang baik
dengan rekan kerja 4,26
Sangat baik 5
Saya saling membantu pekerjaan dengan sesama rekan kerja
4,18 Baik
6 Saya saling mengingatkan mengenai
pekerjaan dengan sesama rekan kerja 4,02
Baik Peraturan
dan kebijakan
7 Saya setuju dengan peraturan dan sanksi
yang diberlakukan instansi 3,82
Baik 8
Saya puas terhadap kebijakan instansi mengenai kompensasi
3,61 Baik
9 Peraturan sudah dilaksanakan dengan
obyektif dan adil 3,35
Cukup baik Kondisi
kerja 10
Saya puas dengan ketenangan, kenyamanan, kebersihan dan keamanan
kerja di kantor 3,88
Baik 11
Perlengkapan kerja saya memadai 3,89
Baik 12
Saya senang dengan pekerjaan yang saya lakukan
3,95 Baik
Kompensasi 13 Gaji yang saya terima sudah memuaskan
3,72 Baik
14 Gaji yang saya terima cukup untuk
memenuhi seluruh kebutuhan saya sehari- hari
3,67 Baik
15 Saya puas dengan fasilitas penunjang yang
disediakan seperti tempat ibadah, kantin dan kamar kecil
3,44 Baik
Kesimpulan 3,81
Baik
Faktor hubungan sesama rekan kerja adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap motivasi kerja 4,15. Pegawai merasa bahwa mereka telah
mampu untuk bekerja sama dengan rekan kerja secara maksimal. Terbinanya
hubungan kerja dengan sesama rekan kerja akan menimbulkan semangat dan kesadaran untuk bekerja secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan
organisasi. Aspek ketiga yaitu peraturan dan kebijakan memperoleh penilaian paling
rendah diantara faktor-faktor motivasi yang lain 3,60. Pegawai menyatakan bahwa peraturan yang berlaku belum sepenuhnya dilaksanakan dengan obyektif
dan adil. Kembali lagi faktor obyektifitas menjadi perhatian dan sumber ketidakpercayaan pegawai terhadap organisasi. Namun secara total, nilai
menunjukkan bahwa peraturan dan kebijakan juga telah memberikan dampak positif bagi motivasi.
Faktor berikutnya yaitu kondisi kerja juga menunjukkan nilai yang positif 3,91. Kondisi kerja meliputi faktor suasana kerja dan faktor perlengkapan kerja
yang dapat menunjang pelaksanaan tugas para pegawai. Pegawai merasa puas dengan ketenangan dan kenyaman kerja, serta tercukupinya kebutuhan akan
perlengkapan kerja. Sehingga pegawai merasa senang dalam melaksanakan pekerjaannya.
Faktor kompensasi juga memperoleh nilai yang baik 3,61. Pegawai menyatakan bahwa gaji yang diterima sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, hanya saja fasilitas penunjang dirasa masih kurang oleh para pegawai. Pegawai mengeluhkan tidak adanya kantin di dalam lingkungan kantor, padahal
kantin adalah salah satu fasilitas penunjang utama bagi para pegawai untuk memenuhi kebutuhan akan makanan.