Alasan Pentingnya Penilaian Kinerja Motivasi
caranya mengarahkan daya dan potensi agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan, mau bekerja dan
antusias mencapai hasil yang optimal. Pendapat yang tidak jauh berbeda mengatakan bahwamotivasi merupakan
dorongan yang membuat karyawan melakukan sesuatu dengan cara dan untuk mencapai tujuan tertentu Mangkuprawira dan Hubeis, 2007. Manulang 1994
mendefinisikan motivasi sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain, dalam
hal ini karyawan untuk mengambil tindakantindakan. Pemberian dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan karyawan agar mereka bersemangat dan dapat
mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari orang tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian motivasi di atas, dapat disimpulkan
bahwa motivasi merupakan dorongan dari dalam atau luar diri seseorang untuk bekerja secara maksimal sehingga dapatmencapai tujuan perusahaan maupun
dirinya sendiri. Dorongan ini dapat membantu karyawan untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.
Motivasi sebagai konsep manajemen banyak menarik perhatian para ahli mengingat betapa pentingnya motivasi dalam kehidupan organisasi. Di satu pihak
motivasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi setiap unsur pimpinan sedangkan di pihak lain motivasi merupakan suatu hal yang dirasakan sulit oleh
para pemegang pimpinan. Teori motivasi lainnya adalah teori dari Frederik Herzberg yang
dinamakan Teori Dua Faktor Herzberg. Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat orang merasa tidak puas dan faktor yang membuat orang puas
dissatisfiers-satisfiers, atau faktor yang membuat orang merasa sehat dan faktor yang memotivasi orang hygiene-motivators, atau faktor ekstrinsik dan intrinsik
extrinsicintrinsic. Menurutnya pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor utama yang merupakan kebutuhan. Cara terbaik untuk
memotivasi karyawan adalah dengan cara mengkombinasikan dua faktor utama berikut ini Hasibuan, 2001 :
1. Maintenance faktor faktor pemeliharaan atau faktor higinis Menurut teori ini terdapat serangkaian kondisi ekstrinsik yaitu keadaan
pekerjaan yang menyebabkan rasa tidak puas diantara karyawan, apabila kondisi itu tidak ada. Kondisi ini adalah faktor yang membuat orang tidak puas,
disebut juga Hygiene factor. Karena faktor tersebut diperlukan untuk mempertahankan tingkat yang paling rendah, yaitu tingkat tidak ada kepastian.
Faktor ini berhubungan dengan hakikat pekerja yang ingin memperoleh kebutuhan ketentraman badaniah. Kebutuhan ini akan berlangsung terus
menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Faktor pemeliharaan ini meliputi : balas jasa gaji dan upah, kondisi kerja,
kebijakan dan administrasi perusahaan, kepastian pekerjaan, hubungan antar pribadi atasan dan bawahan, kualitas supervisi, kestabilan kerja, dan
kehidupan pribadi. 2. Motivation Factor Faktor motivasi
Merupakan faktor motivasi yang menyangkut kebutuhan psikologis yang berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung
berkaitan dengan pekerjaan. Kebutuhan ini meliputi serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan pekerjaan yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan
mendorong motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik. Faktor-faktor tersebut meliputi : prestasi, pengakuan, pekerjaan itu
sendiri, tanggung jawab, kemajuan, pengembangan potensi individu, tantangan pekerjaan dan penempatan kerja yang sesuai. Faktor ini dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan tingkat tinggi karyawan dan implementasi. Faktor tersebut dapat berupa pemerkayaan atau job enrinchment.
Menurut Ernawati 2009, penilaian motivasi kerja yang efektif dapat disusun alat pengungkap pokok yang diteliti. Penelitian ini akan menggunakan
indikator-indikator yang telah disusun, meliputi : 1. Indikator pengungkap motivasi kerja yang terdiri dari
a. Motivasi untuk bekerja keras b. motivasi untuk bekerja sama
c. Motivasi untuk bertanggung jawab
2. Indikator yang mempengaruhi pengungkap penilaian motivasi kerja, yaitu : a. Hubungan atasan dan bawahan
b. Hubungan sesama rekan kerja c. Peraturan dan kebijakan
d. Kondisi kerja e. Kompensasi