Sistem Penilaian Kinerja Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

c. Nilai Kinerja Pegawai NKP merupakan hasil penjumlahan antara CKP dengan NP setelah sebelumnya dilakukan pembobotan terhadap CKP dan NP. Bobot Penilaian NKP adalah 70 persen CKP dan 30 persen NP. 2. Perencanaan Kinerja Kontrak Kinerja disusun oleh atasan dan bawahan dan merupakan hasil kesepakatan antara atasan dan bawahan. Setiap atasan bertanggungjawab untuk memastikan penyusunan kontrak kinerja dengan bawahannya. Kontrak Kinerja disusun paling lambat 31 Januari. 3. Bimbingan dan Konsultasi Bimbingan dan konsultasi merupakan bagian yang tidak terpisah dalam pengelolaan kinerja pegawai. Bimbingan dan Konsultasi dilakukan oleh atasan langsung dengan tujuan untuk memantau, memastikan, dan meningkatkan capain target kinerja pegawai yang bersangkutan. 4. Penghitungan Nilai Kinerja a. CKP dihitung oleh atasan langsung secara semesteran. Pegawai memiliki hak satu kali untuk mengajukan keberatan atas CKP dengan disertai bukti-bukti yang mendukung. b. NP dihitung melalui pengisian kuesioner tentang penilaian perilaku pegawai. Penilaian perilaku didasarkan pada nilai-nilai kementerian keuangan dan kompetensi manajemen. Penilaian dilakukan tiap semester dan dilakukan oleh evaluator penilai yang terdiri dari atasan langsung, bawahan dan teman selevel. Penunjukan evaluator didasarkan pada usulan evaluee orang yang dinilai dan ditetapkan oleh atasan langsungnya. 5. Pelaporan NKP NKP dihitung oleh Pengelola Kinerja Pegawai pada bagian Tata Usaha. NKP bersifat final dan rahasia. NKP hanya bisa diakses oleh : a. Pejabat yang menangani bidang kepegawaian b. Pengelola Kinerja Pegawai c. Atasan Langsung d. Atasan dari Atasan Langsung e. Pegawai yang dinilai f. Pejabat yang menetapkan

4.5. Analisis Persepsi Pegawai Terhadap Sistem Penilaian Kinerja

Persepsi pegawai Pusdiklat Anggaran terhadap sistem penilaian kinerja pegawai diperoleh dari 20 butir pernyataan dalam kuesioner yang memuat tujuan penilaian kinerja, waktu penilaian kinerja, prosedur penilaian kinerja, metode penilaian kinerja, efektivitas penilaian kinerja, dan implementasi penilaian kinerja. 1. Tujuan Penilaian Kinerja Berdasarkan KMK nomor 454 tahun 2011, tujuan penilaian pegawai kementerian keuangan adalah sebagai berikut : a. menjadi dasar penataan pegawai b. menjadi dasar pertimbangan pemberian penghargaan bagi pegawai c. mengembangkan iklim kerja yang kondusif dan kompetitif d. mewujudkan pegawai yang kompeten dan memiliki motivasi tinggi e. membangun komunikasi efektif dan hubungan yang harmonis f. tumbuhnya tingkat kepuasan pegawai g. mengembangkan budaya kerja yang efektif dan pegawai yang berkualitas Tabel 5. Distribusi frekuensi persepsi pegawai terhadap pernyataan tujuan penilaian kinerja Variabel No Pernyataan Rataan Skor Keterangan Tujuan Penilaian Kinerja 1 Saya mengetahui tujuan dilaksanakannya penilaian kinerja oleh instansi 4,21 Sangat baik 2 Penilaian kinerja yang dilakukan telah bertujuan meningkatkan prestasi karyawan dalam melaksanakan tugasnya saat ini 4,04 Baik 3 Penilaian kinerja yang dilakukan telah bertujuan untuk mengetahui potensi pegawai di masa mendatang 3,56 Baik 4 Penilaian kinerja yang dilakukan telah bertujuan untuk mengambil keputusan mengenai langkah – langkah pengembangan diri pegawai di masa mendatang 3,58 Baik Persepsi pegawai berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa pegawai sebagian besar mengetahui tujuan dilakukannya penilaian kinerja. Instansi telah mampu menjelaskan kepada pegawai mengenai pentingnya pelaksanaan penilaian kinerja baik bagi instansi maupun bagi pegawai di masa mendatang. 2. Waktu Penilaian Kinerja Penilaian kinerja sudah mulai diterapkan oleh Pusdiklat AP mulai tahun 2011. Periode penilaian kinerja Pusdiklat AP adalah 1 satu tahun, dengan proses penilaiannya dibagi menjadi tiap semesteran. Tiap akhir semester atasan langsung akan menentukan Capaian Kinerja Pegawai CKP, sedangkan Nilai Pegawai NP diperoleh dengan penilaian perilaku yang melibatkan seluruh pegawai. Seluruh pegawai akan menilai pegawai yang lain sesuai dengan penunjukkan yang sudah dilakukan oleh atasan langsung. Tabel 6. Distribusi frekuensi persepsi pegawai terhadap pernyataan waktu penilaian kinerja Variabel No Pernyataan Rataan Skor Keterangan Waktu Penilaian Kinerja 1 Saya mengetahui waktu pelaksanaan penilaian kinerja yang dilakukan oleh instansi 3,88 Baik 2 Periode penilaian kinerja yang dilaksanakan saat ini sudah tepat 3,68 Baik 3 Atasan saya selalu memantau dan menilai kinerja saya setiap waktu 3,58 Baik 4 Penilaian kinerja dilakukan secara tepat waktu dan berkelanjutan 3,74 Baik Tabel 6 menunjukkan bahwa pegawai mengetahui waktu pelaksanaan penilaian kinerja dan menyetujui periode penilaiannya. Hal ini terjadi karena seluruh pegawai ikut berpartisipasi dalam sistem penilaian kinerja. Sebagai contoh, IKU disusun pada awal tahun oleh pegawai dan disetujui oleh atasannya. kemudian pada akhir periode seluruh pegawai melaporkan kinerjanya sesuai dengan IKU yang telah disepakati. 3. Prosedur Penilaian Kinerja Seluruh pegawai dilibatkan dalam proses penilaian kinerja. Keterlibatan pegawai terlihat dari awal proses penentuan indikator kinerja utama hingga pengisian pencapaian kinerja. Prosedur ini memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahpahaman antara atasan dan bawahan. Tabel 7 menunjukkan bahwa pegawai setuju dengan prosedur penilaian kinerja yang diterapkan oleh Pusdiklat AP, meskipun mereka masih belum yakin apakah penilaian kinerja sudah mampu menilai seluruh pegawai dengan baik.