ini.  Mengawasi  pelatihan  dapat  juga  mengurangi  masalah,  contohnya menggunakan BARS behaviorally anchored rating scale.
3.  Kecenderungan terpusat Hal  ini  dapat  mengubah  dan  membuat  evaluasi  tidak  terlalu  berguna  untuk
tujuan  promosi,  gaji,  atau  konseling.  Peringkatkaryawan  bisa  menjadi  solusi karena Anda tidak dapat menilai semua karyawan rata-rata.
4.  Longgar atau ketat 5.  Bias
Karakteristik  pribadi  orang  yang  dinilai  umur,  ras,  dan  jenis  kelamin  dapat memengaruhi peringkat mereka.
2.9. Alasan Pentingnya Penilaian Kinerja
Rivai  dan  Basri  2005  menyatakan  terdapat  beberapa  alasan  mengapa perlu mengevaluasi kinerja:
1.  Penilaian  memberikan  informasi  tentang  dapat  dilakukannya  promosi  dan penetapan gaji.
2.  Penilaian  memberi  satu  peluang  bagi  manajer  dan  karyawan  untuk  meninjau perilaku yang berhubungan dengan kerja bawahannya.
3.  Memungkinkan atasan dengan bawahan bersama-sama mengembangkan suatu rencana  untuk  memperbaiki  kemerosotan  apa  saja  yang  mungkin  sudah  digali
oleh penilaian dan mendorong hal-hal baik yang sudah dilakukan bawahan. 4.  Penilaian  hendaknya  berpusat  pada  proses  perencanaan  karir  perusahaan
karena penilaian memberikan suatu peluang yang baik untuk meninjau rencana karir karyawan itu dilihat dari kekuatan dan kelemahan yang diperlihatkan.
2.10. Motivasi
Motivasi  pada  dasarnya  merupakan  suatu  proses  untuk  mencoba mempengaruhi  seseorang  agar  mau  melakukan  sesuatu  yang  kita  inginkan.
Motivasi  berasal  dari  bahasa  latin  movere  yang  berarti  bergerak.  Berdasar  pada kata  dasarnya  motif,  motivasi  yang  ada  pada  seseorang  merupakan  pribadi
seseorang  yang  mendorong  keingginan  individu  untuk  melakukan  kegiatan- kegiatan  tertentu  guna  mencapai  tujuannya  Handoko,  2000.  Sedangkan
Hasibuan  2001  mengungkapkan  bahwa  motivasi  mempersoalkan  bagaimana
caranya  mengarahkan  daya  dan  potensi  agar  mau  bekerja  sama  secara  produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan, mau bekerja dan
antusias mencapai hasil yang optimal. Pendapat  yang tidak  jauh berbeda mengatakan bahwamotivasi merupakan
dorongan  yang  membuat  karyawan  melakukan  sesuatu  dengan  cara  dan  untuk mencapai  tujuan  tertentu  Mangkuprawira  dan  Hubeis,  2007.  Manulang  1994
mendefinisikan  motivasi  sebagai  pekerjaan  yang dilakukan  oleh  seorang  manajer dalam  memberikan  inspirasi,  semangat  dan  dorongan  kepada  orang  lain,  dalam
hal  ini  karyawan  untuk  mengambil  tindakantindakan.  Pemberian  dorongan  ini bertujuan  untuk  menggiatkan  karyawan  agar  mereka  bersemangat  dan  dapat
mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari orang tersebut. Berdasarkan  beberapa  pengertian  motivasi  di  atas,  dapat  disimpulkan
bahwa  motivasi  merupakan  dorongan  dari  dalam  atau  luar  diri  seseorang  untuk bekerja  secara  maksimal  sehingga  dapatmencapai  tujuan  perusahaan  maupun
dirinya sendiri. Dorongan ini dapat membantu karyawan untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.
Motivasi  sebagai  konsep  manajemen  banyak  menarik  perhatian  para  ahli mengingat betapa pentingnya motivasi dalam kehidupan organisasi. Di satu pihak
motivasi  mempunyai  peranan  yang  sangat  penting  bagi  setiap  unsur  pimpinan sedangkan  di  pihak  lain  motivasi  merupakan  suatu  hal  yang  dirasakan  sulit  oleh
para pemegang pimpinan. Teori  motivasi  lainnya  adalah  teori  dari  Frederik  Herzberg  yang
dinamakan  Teori  Dua  Faktor  Herzberg.  Dua  faktor  itu  dinamakan  faktor  yang membuat  orang  merasa  tidak  puas  dan  faktor  yang  membuat  orang  puas
dissatisfiers-satisfiers, atau faktor yang membuat orang merasa sehat dan faktor yang  memotivasi  orang  hygiene-motivators,  atau  faktor  ekstrinsik  dan  intrinsik
extrinsicintrinsic.  Menurutnya  pekerja  dalam  melaksanakan  pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor utama yang merupakan kebutuhan. Cara terbaik untuk
memotivasi  karyawan  adalah  dengan  cara  mengkombinasikan  dua  faktor  utama berikut ini Hasibuan, 2001 :