Persiapan bahan Penyimpanan dengan kemasan plastik Analisis parameter mutu ubi jalar

17

III. METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2009 hingga Mei 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian TPPHP, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

B. Bahan dan Alat

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi ubi jalar Ipomoea batatas L. putih dengan umur panen 5 bulan yang diperoleh dari petani ubi jalar di Desa Cikarawang, Bogor, Jawa Barat. Bahan lain yang digunakan adalah 3 jenis kemasan plastik, yaitu low density polyethylene LDPE, high density polyethylene HDPE, dan polipropilen PP. Ketiga jenis plastik tersebut memiliki ketebalan 0.3 mm dan digunakan sebagai bahan kemasan bagi ubi jalar selama penyimpanan. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain timbangan digital untuk mengukur bobot umbi, rheometer untuk mengukur kekerasan, oven, desikator, dan cawan untuk mengukur kadar air, refrigerator sebagai ruang penyimpanan suhu dingin, dan termometer untuk mengukur suhu dalam ruang penyimpanan.

C. Tahapan Penelitian

Penelitian akan menerapkan dua macam perlakuan pada ubi jalar selama penyimpanan, yaitu perlakuan pengemasan dan perlakuan suhu ruang penyimpanan. Diagram alir tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 13. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian meliputi sebagai berikut.

1. Persiapan bahan

Umbi ubi jalar yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan langsung dari lahan setelah dipanen. Setelah dikumpulkan, ubi jalar dibiarkan untuk curing, yaitu proses pembentukan lapisan gabus pada kulit yang dapat membantu mempertahankan mutu ubi jalar selama penyimpanan. Curing dilakukan selama 6 18 hari dalam ruangan dengan suhu 27-29 o C dan kelembaban 85-90 Lampiran 5. Setelah proses curing selesai, umbi ubi jalar dibersihkan dari tanah dan kotoran yang masih melekat. Ubi jalar dibersihkan dengan cara dicuci dengan air kemudian diangin-anginkan selama 3-4 jam. Umbi ubi jalar yang telah bersih kemudian disortasi. Umbi yang masih dalam keadaan baik, bersih, dan tidak memiliki cacat seperti pecah, tergores, bertunas, dan busuk dipisahkan dari umbi yang telah cacat atau rusak. Umbi ubi jalar yang keadaannya masih baik selanjutnya diberi perlakuan berupa pengemasan dengan plastik dan penyimpanan pada dua tingkat suhu. Gambar 2. Ubi jalar saat curing. Gambar 3. Ubi jalar yang telah dibersihkan dan disortasi. 19

2. Penyimpanan dengan kemasan plastik

Ubi jalar yang disimpan diberi perlakuan pengemasan dengan plastik dan suhu penyimpanan. Tiap kemasan diisi dengan 8 umbi ubi jalar. Jenis kemasan yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Plastik LDPE Gambar 4. Ubi jalar dalam kemasan LDPE. b. Plastik HDPE Gambar 5. Ubi jalar dalam kemasan HDPE. 20 c. Plastik PP Gambar 6. Ubi jalar dalam kemasan PP. d. Tanpa kemasan, sebagai pembanding yaitu ubi jalar yang disimpan tanpa menggunakan bahan kemasan apapun. Gambar 7. Ubi jalar tanpa kemasan. Penyimpanan dilakukan selama 2 minggu pada dua tingkat suhu yaitu suhu ruang 27-29 o C dan suhu dingin 15 o C. 21 Gambar 8. Penyimpanan dalam suhu ruang. Gambar 9. Penyimpanan suhu dingin dalam refrigerator.

3. Analisis parameter mutu ubi jalar

Sebelum penyimpanan, dilakukan pengukuran mutu awal dari ubi jalar yang akan disimpan. Parameter mutu yang diukur antara lain bobot, kadar air, 22 kadar pati, kekerasan, dan cacat pada umbi yang meliputi kepoyoan, pertunasan, dan pembusukan. Parameter mutu yang telah ditentukan kemudian diamati dan diukur secara berkala selama penyimpanan. Pengukuran dilakukan setiap dua hari selama penyimpanan, kecuali untuk kadar pati yang pengukurannya dilakukan setelah penyimpanan berlangsung. Analisis parameter mutu hasil pengamatan dan pengukuran selama penyimpanan dilakukan untuk mengetahui perubahan mutu ubi jalar selama penyimpanan dan pengaruh perlakuan yang telah diterapkan terhadap mutu ubi jalar yang disimpan.

4. Pendugaan umur simpan