Kelemahan Strategi Pengembangan Usaha Kecil Menengah Alas Kaki Di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor,

22

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Kondisi UKM-AK Alas kaki merupakan suatu produk berupa sepatu atau sandal yang digunakan sebagai penutup telapak kaki untuk melindungi kaki terutama disekitar telapak kaki Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2012 . Jika dilihat dari fisiknya, sepatu dan sandal memiliki beberapa perbedaan. Sepatu merupakan suatu jenis alas kaki yang biasanya terdiri dari sol, hak, kap, dan tali. Sedangkan sandal merupakan salah satu model alas kaki yang terbuka pada bagian jari kaki atau tumit dalam pemakaiannya. Selain fitur fungsional dari alas kaki sebagai pelindung kaki, alas kaki juga banyak difungsikan sebagai trend fashion dalam b erbusana. UKM-AK di daerah Bogor muncul sekitar tahun 1920-an di daerah Ciomas. Sampai dengan tahun 1950-an pembuatan AK masih merupakan pekerjaan yang dilakukan individu atau usaha rumah tangga. Jumlah unit usaha pada waktu itu baru berjumlah 20 unit usaha. Para pengusaha AK Ciomas pertama kali mempelajari keahlian membuat AK dengan bekerja sebagai buruh di bengkel-bengkel AK di Jakarta. Setelah memiliki keahlian, pengusaha pulang untuk mendirikan bengkel AK sendiri dan menjual produknya ke berbagai toko di Jakarta atau kota-kota lain di Jawa Barat. Awal tahun 1950-an, industri AK Ciomas berkembang pesat. Perkembangan industri ini ditandai dengan berdirinya sebuah bentuk usaha bersama dalam wadah Persebo Perusahaan Sepatu Bogor. Koperasi ini beranggotakan para pengrajin AK yang melayani order untuk memenuhi kebutuhan sepatu militer, dan juga untuk membantu pemasaran produk- produk bengkel disekitarnya. Persebo berperan penting dalam pertumbuhan pengrajin AK di desa-desa sekitar Ciomas Pada tahun 1970-an, pemilik modal besar mulai melibatkan diri dan memperkenalkan sistem pembayaran dengan menggunakan ”bon”. Kemudian pada tahun 1991 terbentuk kembali Koperasi Sepatu Perkasa Mas dan Koperasi Warga Sepatu Ciomas. Namun koperasi ini tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Dari hasil wawancara dengan pemilik usaha, hal tersebut disebabkan oleh faktor sumber daya manusia SDM yang terlibat dalam koperasi itu sendiri, baik pengurus maupun anggotanya. Menurut data dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor 2014, ada 901 unit UKM-AK di Kecamatan Ciomas dan tersebar di desa-desa di Kecamatan tersebut. 23 Tabel 5 Direktori UKM-AK Ciomas No Nama Desa Jumlah Unit Usaha Jumlah Tenaga Kerja 1 Parakan 286 1319 2 Mekarjaya 169 867 3 Sukamakmur 132 1080 4 Pagelaran 110 887 5 Sukaharja 64 335 6 Kota Batu 59 345 7 Ciomas 40 376 8 Ciapus 33 235 9 Ciomas Rahayu 5 145 10 Padasuka 2 25 11 Laladon 1 3 Total 901 5617 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, 2014 Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa Desa Parakan merupakan Desa yang paling banyak terdapat UKM-AK, diikuti oleh Desa Mekarjaya dan Desa Sukamakmur. Sebagai ilustrasi, sistem Permodalan yang berlaku pada UKM-AK di daerah Ciomas sebagian besar adalah sistem bon putih, yaitu sistem kerjasama produksi antara pihak pengusaha AK sebagai produsen dan pihak pemberi order Grosir sebagai konsumen. Sistem bon putih ini mampu memenuhi kekurangan pengusaha UKM-AK di daerah Ciomas dalam hal permodalan dan bahan baku. UKM-AK pada umumnya menghasilkan AK dari bahan imitasi. Sebelumnya, UKM-AK ini menghasilkan AK kulit, tetapi karena tingginya permintaan terhadap bahan imitasi yang lebih lunak, maka UKM-AK di Kecamatan Ciomas lebih banyak menggunakan bahan imitasi. AK yang dihasilkan bermacam-macam ukurannya, mulai dari yang kecil sampai yang besar untuk pria dan wanita. Sejak beberapa tahun terakhir ini sepatu dan sandal wanita merupakan produk yang paling banyak diminati dan paling banyak permintaannya, karena sesuai dengan perkembangan mode. Pada saat menjelang lebaran dan natal seluruh bengkel sibuk menerima pesanan AK dari konsumen Grosir dan biasanya pekerjaan dapat berlangsung dari pagi sampai larut malam, sedangkan bila tidak sedang ramai pekerjaan berlangsung dari pukul 08.00 sampai 16.00 petang. Di musim- musim sepi, usaha AK mengurangi tenaga kerjanya dan buruh-buruh mencari pekerjaan lain di sekitar daerah Ciomas. Sistem upah yang berlaku didasarkan pada sistem borongan, dimana buruh dibayar berdasarkan jumlah AK yang dihasilkan per kodi. Upah buruh bervariasi berdasarkan tingkat kesulitan pembuatan AK. Para pengusaha UKM-AK di daerah Ciomas sebagian besar tidak memiliki sistem pencatatan dan pembukuan yang jelas, sehingga mereka tidak tahu secara pasti apakah memperoleh untung atau mengalami kerugian Kerajinan AK di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor umumnya menghasilkan sepatu dan sandal dengan semua ukuran baik untuk pria maupun untuk wanita. Bahan baku yang digunakan untuk membuat sepatu