30
Gambar 15 Grafik Posisi usaha bagi pendapatan keluarga
Gambar 16 Grafik Terpenuhinya kebutuhan pengusaha
Gambar 17 Grafik Kepemilikan usaha lain
1. Hubungan Karakteristik Pelaku Usaha dan Karakteristik Usaha
Berdasarkan hasil analisis tabulasi silang cross tabulation, maka dapat diketahui hubungan beberapa faktor karakteristik pelaku usaha dan
karakteristik usaha UKM-AK Ciomas. Tingkat pendidikan pelaku usaha memiliki hubungan dengan jenis
usaha dan perolehan omset rataan perbulan Juta. Semakin tinggi tingkat pendidikan pelaku usaha, maka semakin memiliki kecenderungan untuk
mengembangkan usahanya. Untuk itu para pelaku usaha yang tidak tamat sekolah mayoritas menjalankan usahanya pada kategori industri rumah
10 20
30 40
50 60
70
Posisi usaha bagi pendapatan
pengusaha : Sebagai
tambahan pendapatan
keluarga Menjadi sumber
utama Sangat menjadi
sumber utama 1
8 21
3 27
70
Orang Persentase
20 40
60 80
2 8
20 6
28 66
Orang Persentase
31 tangga Tabel 6, sedangkan bagi mereka yang berpendidikan lebih tinggi,
yaitu lulusan SD hingga PT pada umumnya termasuk kategori industri kecil, dengan jumlah tenaga kerja yang lebih banyak daripada industri rumah tangga.
Tabel 6 Tabulasi silang tingkat pendidikan dan jenis usaha
Jenis Usaha Total
Industri Rumah Tangga
Industri Kecil
Tingkat Pendidikan
Tidak Tamat Sekolah Count
3 1
4 of Total
10.0 3.3
13.3 SDMI
Count 5
9 14
of Total 16.7
30.0 46.7
SMPMTs Count
4 4
8 of Total
13.3 13.3
26.7 SMASMKMA
Count 1
2 3
of Total 3.3
6.7 10.0
Perguruan Tinggi Count
1 1
of Total 3.3
3.3 Total
Count 13
17 30
of Total 43.3
56.7 100.0
Tingkat pendidikan juga memiliki hubungan nyata dengan omset Juta, dimana jumlah omset Juta berkaitan dengan kapasitas dan jenis usaha yang
dijalani. Bagi pelaku usaha yang tidak tamat sekolah, perolehan omset rataan per bulan Juta adalah kurang dari 10 juta. Bagi yang berpendidikan SD dan
SMP, memiliki omset rataan perbulan Juta 10 sampai 30 juta. Sedangkan para pelaku usaha dengan tingkat pendidikan SMA atau perguruan tingi,
mayoritas memiliki omset Juta lebih dari 30 sampai 60 juta per bulannya Tabel 7. Hal ini berarti tingkat pendidikan pelaku usaha memiliki peranan
penting dalam menunjang perkembangan usahanya.
32 Tabel 7 Tabulasi silang tingkat pendidikan dan omset rataan Per bulan Juta
Omset rataan dalam juta 10
10-30 30-60
60-100 Total
Tingkat Pendidikan
Tidak Tamat Sekolah
Count 3
1 4
of Total 10.0
3.3 13.3
SDMI Count
2 11
1 14
of Total 6.7
36.7 3.3
46.7 SMPMTs
Count 2
6 8
of Total 6.7
20.0 26.7
SMASMKMA Count
1 2
3 of Total
3.3 6.7
10.0 Perguruan Tinggi
Count 1
1 of Total
3.3 3.3
Total Count
7 19
1 3
30 of Total
23.3 63.4
3.3 10.0
100.0
Bagi pelaku usaha yang kepemilikan modalnya sangat kurang memadai dan kurang memadai, mayoritas sering merasa ingin pindah dari usaha alas
kaki Tabel 8. Namun, bagi yang kepemilikan modalnya berada pada kategori memadai sampai sangat memadai, maka mayoritas jarang
berkeinginan pindah dari usaha ini. Hal ini berarti bahwa modal merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan keberlanjutan usaha kecil alas kaki.
Tabel 8 Tabulasi silang kepemilikan modal dan keinginan pindah
Keinginan Pindah Usaha Total
Sering Jarang
Tidak Pernah
Modal Sangat Kurang
Memadai Count
2 2
of Total 6.7
6.7 Kurang Memadai
Count 8
6 4
18 of Total
26.7 20.0
13.3 60.0
Memadai Count
6 3
9 of Total
20.0 10.0
30.0 Sangat Memadai
Count 1
1 of Total
3.3 3.3
Total Count
10 12
8 30
of Total 33.3
40.0 26.7
100.0
Hubungan nyata juga terlihat pada tingkat omset rataan per bulan Juta dengan persentase terpenuhinya kebutuhan keluarga pelaku usaha. Pelaku
usaha beromset kurang dari 10 juta per bulannya mayoritas dapat memenuhi kebutuhan keluarga 51 sampai 75 Tabel 9. Sedangkan bagi pelaku usaha
yang memiliki rataan omset lebih dari 10 sampai 30 juta perbulan, mampu
33 memenuhi kebutuhan keluarganya pada kisaran 76 sampai 100. Jika
perolehan omset rataan per bulan Juta semakin besar, maka pelaku usaha memiliki kecenderungan semakin mampu dalam memenuhi kebutuhan
keluarganya.
Tabel 9 Tabulasi silang omset perbulan Juta dan terpenuhi kebutuhan
Persentase terpenuhinya kebutuhan pengusaha
Total 26-50
51-75 76-100
Omset rataan dalam juta
10 Count
5 2
7 of Total
16.7 6.7
23.3 10-30
Count 2
6 13
21 of Total
6.7 20.0
43.3 70.0
30-60 Count
1 1
of Total 3.3
3.3 60-100 Count
1 1
of Total 3.3
3.3 Total
Count 2
11 17
30 of Total
6.7 36.7
56.6 100.0
Kondisi Lingkungan Internal dan Eksternal UKM-AK Kecamatan Ciomas
1. Lingkungan Internal
Serangkaian aktivitas internal yang dilakukan oleh UKM-AK Ciomas, meliputi:
a. Proses Inovasi
UKM-AK Ciomas belum sepenuhnya melakukan inovasi, baik dalam proses teknik dan teknologi produksi, produk, pemasaran, maupun
manajemen. Untuk teknologi produksi, masih menggunakan cara manual dengan peralatan sederhana. Hal itu menghambat peningkatan mutu dan
kapasitas produksi.
Pihak pemberi pesanan lebih memilih untuk menduplikasi produk yang sedang tren di pasaran, sehingga UKM-AK Ciomas hanya akan memproduksi
produk yang sedang tren, dengan segmen pasar kelas menengah ke bawah dan positioning produk sebagai produk alas kaki murah bermutu baik. Dalam
hal pemasaran, masih terbatasnya akses dan informasi pasar. Dalam hal manajemen, UKM-AK Ciomas tidak memiliki struktur organisasi dan
tanggungjawab manajemen yang jelas, sehingga pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan kebiasaan dan pengalaman sebelumnya.
b.
Proses Operasional
Proses operasional UKM-AK Ciomas terdiri dari tiga aktivitas, yaitu pengadaan bahan baku, produksi alas kaki dan penjualan produk. Dalam
pengadaan bahan baku dengan cara menjalin kemitraan dengan pemberi pesanan untuk pengadaan bahan baku maupun membeli langsung bahan baku