33 yang  mengeluarkan  pengeluaran  di  dalam  lokasi  terendah.  Hal  ini  disebabkan
karena mereka akan membelanjakkan bahan baku apabila stok barang sudah banyak terjual. Total Pengeluaran unit usaha di dalam objek wisata penting untuk diketahui
agar dapat mengestimasi total dari dampak ekonomi tidak langsung yang dihasilkan dari keberadaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE. Total dampak ekonomi
tidak  langsung  pada  objek  wisata  Pemandian  Air  Panas  GSE  yaitu  sebesar Rp  29  439  996.  Tabel  18  menunjukkan  data  mengenai  dampak  ekonomi  tidak
langsung pada objek wisata Pemandian Air Panas GSE. Tabel 18   Dampak  ekonomi  tidak  langsung  di  objek  wisata  Pemandian  Air  GSE
Panas tahun 2013
Jenis Tenaga
Kerja Rata-rata
TKUnit populasi
a Jumlah
Unit Usaha
b Jumlah
populasi TK
c=ab Pendapatan
TK Rp
d Total
Pendapatan TK
Rp e=cd
Total Pengeluaran
Unit Usaha di dalam
Lokasi Rp f
Total Dampak ekonomi Tidak
Langsung Rp
g=e+f
PENGELOLA
Kolektor tiket gerbang
depan 2
1 2
600 000 1 200 000
1 200 000 Kolektor tiket
gterbang dalam
3 1
3 1 300 000
3 900 000 3 900 000
Tenaga kerja kebersihan
1 1
2 400 000
800 000 800 000
UNIT USAHA
Warung dan toilet
1 7 499 996
7 499 996 Warung dan
parkiran 1
3 730 000 3 730 000
Warung dan penginapan
serta toilet 2
1 4
1 600 000 6 400 000
1 600 000 8 000 000
Warung dan pakaian
1 440 000
440 000 Warung soto
1 800 000
800 000 Warung sate
1 870 000
870 000 Penjual
Bensin 1
600 000 600 000
Bengkel 1
600 000 600 000
Toko boneka 1
500 000 500 000
Toko  baju 1
500 000 500 000
TOTAL 8
13 11
3 900 000 12 300 000
17 139 996 29 439 996
Total  pendapatan  tenaga  kerja  merupakan  hasil  perkalian  dari  populasi tenaga  kerja  dengan  pendapatan  tenaga  kerja,  lebih  jelas  dapat  dilihat  pada
Lampiran 3. Total dampak ekonomi tidak langsung merupakan penjumlahan dari total  pendapatan  tenaga  kerja  dan  total  pengeluaran  unit  usaha  di  dalam  lokasi
Tabel 18. Total dampak ekonomi tidak langsung terbesar diperoleh dari unit usaha
34 warung yang memiliki penginapan serta toilet yaitu sebesar Rp 8 000 000. Hal ini
dikarenakan  unit  usaha  warung  dan  penginapan  serta  toilet  memiliki  jumlah populasi  tenaga  kerja  terbanyak,  sehingga  total  dampak  adalah  yang  terbesar
dibandingkan  dengan  unit  usaha  yang  lainnya.  Dampak  ekonomi  tidak  langsung yang  paling  kecil  dirasakan  oleh  jenis  unit  usaha  warung  penjual  makanan  dan
pakaian  yaitu  sebesar  Rp  440  000.  Hal  ini  dikarenakan  jenis  unit  usaha  tersebut memiliki  total  pengeluaran  di  dalam  lokasi  yang  paling  kecil  dibandingkan  jenis
unit usaha yang lainnya.
6.2.3  Dampak  Ekonomi  Lanjutan  di  Objek  Wisata  Pemandian  Air  Panas GSE Tahun 2013
Aktifitas dalam wisata tidak hanya berdampak langsung dan tidak langsung, tetapi juga berdampak lanjutan. Proporsi dari pengeluaran dari tenaga kerja untuk
keperluan sehari-hari dapat menjadi faktor dari dampak ekonomi lanjutan. Tabel 19 menunjukkan  proporsi  pengeluaran  tenaga  kerja  di  objek  wisata  Pemandian  Air
Panas  GSE  terhadap  biaya  pangan,  biaya  transportasi,  dan  biaya  sekolah  anak perbulan dan perhitungan lebih jelas pada Lampiran 4.
Tabel 19   Proporsi pengeluaran tenaga kerja di objek wisata Pemandian Air Panas GSE tahun 2013
Tenaga Kerja Biaya
Pangan Bulan
a Biaya
Transportasi Bulan
b Biaya Sekolah
AnakBulan c
TOTAL
Kolektor tiket gerbang depan 65,31
6,94 27,76
100,00 Kolektor tiket gerbang dalam
76,47 0,00
23,53 100,00
Tenaga kerja kebersihan 80,00
0,00 20,00
100,00 Warung  dan penginapan serta
toilet 68,18
0,00 31,82
100,00 Rata-Rata
72,49 1,73
25,77 100,00
Tabel 19 menjelaskan rata-rata proporsi pengeluaran tenaga kerja di objek wisata  Pemandian  Air  Panas  GSE  dimana  biaya  pangan  perbulan  merupaka
proporsi  terbesar  yaitu  72,49.  Proporsi  terkecil  yaitu  pada  biaya  transportasi perbulan  yaitu  sebesar  1,73.  Tabel  20  merupakan  data  dari  dampak  ekonomi
lanjutan di objek wisata Pemandian Air Panas, untuk perhitungan total pengeluaran tenaga  kerja  di  dalam  lokasi  objek  wisata  Pemandian  Air  Panas  GSE  dijelaskan
pada Lampiran 4.
35 Tabel 20   Dampak  ekonomi  lanjutan  di  objek  wisata  Pemandian  Air  Panas  GSE
tahun 2013
Tenaga Kerja Jumlah
Tenaga Kerja Lokal
a Total Pengeluaran
di dalam objek wisata
b Dampak
Ekonomi Lanjutan
c=ab Kolektor tiket gerbang depan
2 1 837 500
3 674 265 Kolektor tiket gerbang dalam
3 850 000
2 549 745 Tenaga kerja kebersihan
2 750 000
1 500 000 Warung dan penginapan serta toilet
4 165 000
659 934 Total
8 383 944
Total dampak ekonomi lanjutan di objek wisata Pemandian Air Panas GSE yaitu  sebesar  Rp  8  383  944.  Hasil  ini  diperolah  dari  jumlah  tenaga  kerja  yang
dikalikan dengan total pengeluaran di sekitar objek wisata dan proporsi pengeluaran di sekitar objek wisata.
6.2.4  Nilai  Efek  Pengganda  dari  Pengeluaran  Pengunjung  di  Objek  Wisata Pemandian Air Panas GSE tahun 2013
Nilai  efek  pengganda  digunakan  untuk  mengetahui  seberapa  besar  dampak ekonomi  yang  diarasakan  oleh  masyarakat  yang  bearada  di  sekitar  objek  wisata
Pemandian  Air  Panas  GSE.  Menurut  META  Marine  Ecoutourism  For  Atlantic Area  2001,  nilai  dari  efek  pengganda  dibedakan  menjadi  2  yaitu,  Keynesian
Income  Multiplier,  yaitu  nilai  yang  menunjukkan  berapa  besar  pengeluaran pengunjung yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat lokal,
dan Ratio Incom Multiplier,  yaitu nilai yang menunjukkan langsung berapa besar dampak yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung terhadap perekonomian lokal,
diamana  digunakan  untuk  mengukur  seberapa  besar  dampak  ekonomi  terhadap masyarakat  sekitar kawasan wisata.  Tabel  21 menunjukkan nilai  efek pengganda
dari  pengeluaran  pengunjung  dan  perhitungan  dapat  dilihat  lebih  jelas  pada Lampiran 5.
Tabel 21  Efek pengganda di objek wisata Pemandian Air Panas GSE tahun 2013
Multiplier Nilai
Keynesian Income Multiplier 1,35
Ratio Income Multiplier tipe I 1,57
Ratio Income Multiplier tipe II 1,73
META 2001 menjelaskan apabila nilai Keynesian Income Multiplier berada diantara  0    x    1,  maka  lokasi  wisata  tersebut  memiliki  nilai  dampak  ekonomi
yang  rendah.  Tabel  21  menunjukkan  bahwa  nilai  Keynesian  Income  Multiplier