10 multiplier  effect.  Pengeluaran  wisatawan  dapat  memberikan  dampak  positif
terhadap  perekonomian  lokal,  namun  terdapat  sebagian  pengeluaran  wisatawan yang  tidak  berdampak  pada  perekonomian  lokal,  hal  ini  dinamakan  kebocoran.
Pada dasarnya, kebocoran terjadi karena uang tersebut dibelanjakan di luar kegiatan perekonomian daerah tujuan wisata sehingga uang tersebut tidak memberi pengaruh
terhadap perekonomian daerah wisata yang dikunjungi wisatawan Yoeti 2008.
2.4 Pengelolaan Wisata Alam
Pengelolaan  wisata  alam  penting  dilakukan  mengingat  kegiatan  ini dilakukan  oleh  banyak  pihak,  yaitu  pengunjung,  masyarakat  lokal,  pihak  swasta,
pemerintah serta lembaga  non pemerintah.  Industri wisata menginginkan  kondisi bisnis yang kondusif, diantaranya melalui keamanan finansial, pekerja yang terlatih
dan  bertanggung  jawab,  atraksi  yang  diadakan  untuk  menstabilkan  jumlah kunjungan dan pengembalian investasi yang nyata. Masyarakat lokal menginginkan
lingkungan  alami  untuk  hidup  dengan  kondisi  ketersediaan  yang  cukup  pada pangan,  air  bersih,  sarana  kesehatan,  pekerjaan  dengan  upah  yang  sesuai,
pendidikan, rekreasi, penghormatan terhadap tradisi, dan budaya serta kesempatan untuk  menentukan  masa  depan.  Pemerintah  ingin  menjadikan  kegiatan  wisata
sebagai  salah  satu  sumber  penerimaan  daerah  dan  berasumsi  bahwa  semua  hal tersebut  dapat  berjalan  apabila  terdapat  aksesibilitas,  sarana  prasarana
infrastruktur, dan aturan dalam penggunaannya Wearing dan Neil 1999. Keberhasilan dalam pengelolaan objek wisata alam dapat dilihat dari jumlah
kedatangan  pengunjung,  jumlah  pengunjung  yang  datang  dipengaruhi  oleh beberapa  faktor  yaitu,  faktor  pelayanan,  sarana  prasarana,  objek  dan  daya  tarik
wisata  alam  dan  keamanan.  Hal-hal  tersebut  sangat  mempengaruhi  jumlah kunjungan  pengunjung,  oleh  karena  itu  pengelolaan  wisata  alam  sangat
berpengaruh terhadap keberlanjutan objek wisata Suwantoro 1997.
11
2.5 Penelitian Terdahulu 2.5.1  Penelitian  Mengenai  Persepsi  Pengunjung  Terhadap  Suatu  Kawasan
Wisata
Penelitian  mengenai  persepsi  pengunjung  terhadap  kawasan  wisata  telah dilakukan oleh Hermalinda 2010. Hasil dari penelitian tersebut dapat dilihat pada
Tabel 2. Tabel 2 Penelitian mengenai presepsi pengunjung terhadap suatu kawasan wisata
No PenulisTahun
Judul Hasil
1 Hermalinda
2010 Dampak Ekonomi
Pengembangan Kawasan Wisata Curug
Cilember terhadap Masyarakat Lokal
Hasil dari penelitian ini salah satunya adalah persepsi mengenai Kawasan
Wisata Curug Cilember yang secara keseluruhan wisatawan menilai baik
sarana dan prasarana, panorama alam, kebersihan aksesbilitas serta
pengelolaan yang disediakan oleh wana wisata.
2.5.2 Penelitian Mengenai Dampak Ekonomi Suatu Kawasan  Wisata
Penelitian mengenai dampak ekonomi suatu kawasan wisata telah dilakukan oleh Mutiarani 2011. Hasil dari penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Penelitian mengenai nilai dan dampak ekonomi suatu kawasan wisata
No PenulisTahun
Judul Hasil
1 Mutiarani
2011 Analisis Dampak
Ekonomi dan Nilai Ekonomi
Manfaat Rekreasi Situ Cipondoh
Tanggerang. Surplus ekonomi yang diterima sebesar
Rp 52 877  per individu per pengunjung dan nilai ekonomi Situ Cipondoh sebesar
Rp 94 591 00. Pendapatan pemilik unit usaha sebesar 72,3. Sedangkan dampak tidak
langsung yang berupa pendapatan tenaga sebesar 0,44. Dampak lanjutan berupa
pengeluaran tenaga kerja sebesar 85,37. Nilai Keynesian Income Multiplier adalah 4,04, Ratio
Income Multiplier Tipe 1 adalah 1,08 dan Ratio Income Multiplier Tipe 2 adalah 1,16.
2.5.3  Penelitian tentang Kelembagaan Masyarakat terhadap Pengelolaan Sumberdaya Alam
Penelitian mengenai pengelolaan  yang dilakukan oleh masyarakat banyak dan beragam, oleh karena itu penjelasan mengenai penelitian tersebut dipaparkan
pada Tabel 4 berikut ini: