2 rusaknya sumber-sumber hayati ataupun tercemarnya lingkungan di sekitar
kawasan wisata akibat aktivitas wisata itu sendiri Yoeti 2008. Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS yang terletak di
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah konservasi yang memiliki banyak objek wisata. Salah satu objek wisata yang ada di kawasan
TNGHS adalah Pemandian Air Panas Gunung Salak Endah GSE. Daya tarik yang ditawarkan oleh objek wisata Pemandian Air Panas GSE yaitu air panas alami yang
mengandung belerang yang dihasilkan dari Gunung Salak. Pemandangan sungai yang bersebelahan dengan hamparan hutan yang masih alami, memberikan hawa
sejuk dan segar dari pegunungan serta objek wisata Pemandian Air Panas GSE merupakan daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Jumlah kunjungan ke objek
wisata Pemandian Air Panas GSE cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal tersebut dapat diamati dari rata-rata jumlah kunjungan pengunjung
yang cukup besar dari tahun 2009 sampai tahun 2012. Tabel 1 Jumlah pengunjung objek wisata Pemandian Air Panas GSE 2009-2012
Tahun Jumlah Pengunjung orangtahun
2009 16 670
2010 16 670
2011 18 373
2012 17 600
Rata-rata per tahun 17 329
Sumber : Disbudpar Kabupaten Bogor 2013
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui objek wisata Pemandian Air Panas GSE memiliki rata-rata jumlah kunjungan yang cukup tinggi yaitu sebesar 17 329
orang per tahun. Adanya kegiatan wisata alam di Pemandian Air Panas GSE tentunya akan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar terutama dari aspek
ekonomi sehingga estimasi dampak ekonomi di kawasan objek wisata Pemandian Air Panas perlu diketahui. Selain itu sebagai salah satu area yang termasuk ke dalam
kawasan TNGHS, maka perlu pengelolaan yang bisa mendukung kelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan SDAL TNGHS dan memberikan manfaat
yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu bentuk pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE yang tepat perlu dikaji.
3
1.2 Perumusan Masalah
Pemandian Air Panas GSE merupakan objek wisata alam yang menawarkan panorama alam yang indah serta sumber air panas yang mengandung belerang.
Kawasan ini sudah dikenal sebagai objek wisata alam semenjak tahun 1987 dibawah pengelolaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Disbudpar Kabupaten
Bogor. Surat keputusan SK Menteri Kehutanan No.175Kpts-II2003 menetapkan objek wisata Pemandian Air Panas GSE saat ini masuk ke dalam perluasan kawasan
TNGHS yaitu pengelolaan kawasan yang berada di bawah Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak BTNGHS. Adanya peralihan pengelolaan tersebut
menyebabkan konflik pengelolaan antara masyarakat sekitar yang sebelum peralihan terlibat dalam pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE
dengan BTNGHS selaku pengelola yang sah saat ini. Walaupun masih terdapat permasalahan pengelolaan, keberadaan objek
wisata Pemandian Air Panas GSE berdampak positif bagi masyarakat sekitar, seperti peningkatan peluang usaha sehingga potensi usaha wisata juga tinggi dan
peningkatan lapangan pekerjaan. Hal ini diperkuat dengan rata-rata jumlah kunjungan pengunjung ke objek wisata Pemandian Air Panas GSE yang cukup
tinggi, yang berarti berpeluang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar objek wisata Pemandian Air Panas GSE. Selain dampak positif yang timbul
dari peningkatan jumlah kunjungan dan usaha wisata di objek wisata Pemandian Air Panas GSE, kegiatan wisata juga dikhawatirkan dapat membahayakan
kelestarian SDAL di sekitar objek wisata. Salah satu aktivitas yang dikhawatirkan berlebihan adalah pembangunan unit usaha baru di sekitar objek wisata Pemandian
Air Panas GSE yang tidak memperhatikan unsur kelestarian SDAL, karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap arti penting kelestarian SDAL. Selain
itu, masih terdapat masyarakat yang tidak memahami bahwa objek wisata Pemandian Air Panas GSE termasuk ke dalam TNGHS, sehingga diperlukan
pengelolaan yang dapat memberikan pemahaman terhadap masyarakat bahwa, objek wisata tersebut masuk ke dalam kawasan TNGHS dan juga pengelolaan yang
dapat menjaga kelestarian SDAL di objek wisata Pemandian Air Panas GSE, sehingga dapat terus memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Kelestarian SDAL dan dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat di objek
4 wisata Pemandian Air Panas GSE tidak terlepas dari campur tangan pengelola,
maka perlu dikaji bentuk pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE. Berdasarkan uraian perumusan masalah, menimbulkan beberapa pertanyaan
penelitian yang perlu dikaji, diantaranya: 1.
Bagaimana persepsi pengunjung terhadap obyek wisata Pemandian Air Panas GSE?
2. Bagaimana estimasi dampak ekonomi di kawasan Pemandian Air Panas GSE
bagi masyarakat sekitar? 3.
Bagaimana sistem pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar dan stakeholder terkait dalam pemanfaatan objek wisata Pemandian Air Panas
GSE?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menujukkan arti penting dari adanya objek wisata Pemandian Air Panas GSE bagi perekonomian masyarakat
lokal dan bentuk pengelolaan yang dapat mendukung konservasi di TNGHS. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis persepsi pengunjung terhadap obyek wisata Pemandian Air
Panas GSE. 2.
Mengestimasi besarnya dampak ekonomi di kawasan Pemandian Air Panas GSE bagi masyarakat sekitar.
3. Menganalisis peran dan fungsi BTNGHS serta stakeholder terkait
pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE saat ini.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kawasan objek wisata Pemandian Air Panas GSE yang berlokasi di Taman Nasiobal Gunung Halimun Salak, Desa Gunung Sari,
Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dampak ekonomi terhadap unit usaha dan tenaga kerja yang diteliti dilihat dari sisi pengeluaran pengunjung.
Unit usaha dan tenaga kerja yang menjadi responden merupakan unit usaha dan tenaga kerja yang bekerja di objek wisata Pemandian Air Panas GSE. Kebocoran
yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan pengeluaran dari responden yang