Persepsi Dampak Ekonomi dan Pengelolaan Wisata Alam Pemandian Air Panas Gunung Salak Endah TNGHS, Kabupaten Bogor

8 peraba, dan sebagainya. Adapun alat untuk memahaminya, yaitu kesadaran kognisi. Ada dua hal yang ingin diketahui dalam persepsi sosial, yaitu keadaan dan perasaan orang lain saat ini, di tempat ini komunikasi non lisan kontak mata, busana, gerak tubuh dan sebagainya atau lisan dan kondisi yang ada di balik segala yang tampak saat ini niat, sifat, motivasi dan sebagainya yang diperkirakan menjadi penyebab kondisi saat ini. Selanjutnya, perlu diperhatikan bahwa berbeda dari persepsi pada umumnya, persepsi sosial sangat menggantungkan diri pada komunikasi. Az-zaghul 2004 Persepsi seseorang dapat disefinisikan sebagai proses yang yang dengan melaluinya dapat menafsirkan alam luar danmemberikan makna khusus yang luas mengisyaratkan kepada pengalihan kesan-kesan indra kepada contoh-contoh akal tertentu. Sebeb melalui proses ini, para individu dapat memahami satu yang melingkupinya dan mengenal karakternya dalam bentuk yang memungkinkan mereka mengambil langkah-langkah perilaku yang tepat terhadapnya. Persepsi seseorang tentang sesuatu sangat tergantung pada komunikasi yang terjadi antara keduanya. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan satu penafsiran yang unik terhadap situasinya. Hutrindo dan Toha 2006 mengatakan bahwa persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal . Selanjutnya, Calhoun dan Acocella 1990 menyatakan bahwa persepsi yang kita kenal memiliki pengaruh terhadap konsep diri seperti: 1. Pengetahuan: apa yang kita ketahui atau kita anggap tahu tentang pribadi lain wujud lahiriah, perilaku, masa lalu, perasaan, motif dan sebagainya. 2. Pengharapan: gagasan kita tentang orang itu menjadi apa dan mau melakukan apa yang dipadukan dengan gagasan kita tentang seharusnya dia menjadi apa dan melakukan apa. 3. Evaluasi: kesimpulan kita tentang seseorang didasarkan pada bagaimana seseorang menurut pengetahuan kita tentang mereka memenuhi pengharapan kita tentang dia. 9

2.3 Dampak Ekonomi Wisata

Fretchling 1987 menjelaskan bahwa dampak ekonomi kegiatan pariwisata alam adalah suatu bentuk kontribusi alam atau manfaat produk wisata berbasis alam terhadap ekonomi suatu wilayah. Pada dasarnya analisis dampak ekonomi pariwisata menelusuri aliran uang dari belanja wisatawan, yaitu: 1 penerimaan dari penjualan produk wisata tiket masuk taman nasional, hotel, campground, restoran, atraksi, transportasi dan retail, 2 pendapatan masyarakat, 3 peluang pekerjaan, dan 4 penerimaan pemerintah melalui berbagai pajak dan dan retribusi. Stynes and Sun Y. 2000 menjelaskan bahwa pengaruh total pariwisata terhadap ekonomi wilayah merupakan penjumlahan dari dampak langsung direct effects, dampak tidak langsung indirect effects dan dampak lanjutan induced effects. Dampak langsung selanjutnya lebih dikenal sebagai dampak primer, sedangkan dampak tidak langsung dan lanjutan biasanya disebut dengan dampak sekunder. Dampak primer atau langsung adalah perubahan jumlah penjualan, pendapatan, pekerjaan dan penerimaan pada usaha penerima awal pembelanjaan pengunjung, misalnya kenaikan jumlah wisatawan yang menginap di hotel-hotel akan langsung menghasilkan kenaikan penjualan di sektor perhotelan. Tambahan penjualan yang diterima hotel-hotel dan perubahan pembayaran yang dilakukan hotel-hotel untuk upah dan gaji karyawan, pajak, dan kebutuhan barang dan jasa. Ada dua jenis pengaruh sekunder, yaitu dampak tidak langsung dan dampak lanjutan. Dampak tidak langsung adalah perubahan jumlah penjualan, pendapatan, pekerjaan, dan penerimaan di sektor-sektor yang menyuplai barang dan jasa kepada komponen usaha penerima awal pembelanjaan pengunjung. Dampak lanjutan adalah perubahan dalam aktivitas ekonomi wilayah yang dihasilkan oleh pembelanjaan rumah tangga. Rumah tangga membelanjakan pendapatannya yang bersumber dari upah atau gaji diberbagai komponen usaha yang dipengaruhi oleh keberadaan pariwisata. Ukuran multiplier merupakan komponen penting dalam memperkirakan dampak ekonomi pariwisata bagi masyarakat. Clemennt 1964 Wisatawan membelanjakan uangnya didaerah tujuan wisatauntuk keperluan akomodasi, konsumsi, perjalanan, dan keperluan lainnya. Pengeluaran wisatawan tersebut memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat lokal yang dinamakan 10 multiplier effect. Pengeluaran wisatawan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal, namun terdapat sebagian pengeluaran wisatawan yang tidak berdampak pada perekonomian lokal, hal ini dinamakan kebocoran. Pada dasarnya, kebocoran terjadi karena uang tersebut dibelanjakan di luar kegiatan perekonomian daerah tujuan wisata sehingga uang tersebut tidak memberi pengaruh terhadap perekonomian daerah wisata yang dikunjungi wisatawan Yoeti 2008.

2.4 Pengelolaan Wisata Alam

Pengelolaan wisata alam penting dilakukan mengingat kegiatan ini dilakukan oleh banyak pihak, yaitu pengunjung, masyarakat lokal, pihak swasta, pemerintah serta lembaga non pemerintah. Industri wisata menginginkan kondisi bisnis yang kondusif, diantaranya melalui keamanan finansial, pekerja yang terlatih dan bertanggung jawab, atraksi yang diadakan untuk menstabilkan jumlah kunjungan dan pengembalian investasi yang nyata. Masyarakat lokal menginginkan lingkungan alami untuk hidup dengan kondisi ketersediaan yang cukup pada pangan, air bersih, sarana kesehatan, pekerjaan dengan upah yang sesuai, pendidikan, rekreasi, penghormatan terhadap tradisi, dan budaya serta kesempatan untuk menentukan masa depan. Pemerintah ingin menjadikan kegiatan wisata sebagai salah satu sumber penerimaan daerah dan berasumsi bahwa semua hal tersebut dapat berjalan apabila terdapat aksesibilitas, sarana prasarana infrastruktur, dan aturan dalam penggunaannya Wearing dan Neil 1999. Keberhasilan dalam pengelolaan objek wisata alam dapat dilihat dari jumlah kedatangan pengunjung, jumlah pengunjung yang datang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, faktor pelayanan, sarana prasarana, objek dan daya tarik wisata alam dan keamanan. Hal-hal tersebut sangat mempengaruhi jumlah kunjungan pengunjung, oleh karena itu pengelolaan wisata alam sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan objek wisata Suwantoro 1997.