Penelitian tentang Kelembagaan Masyarakat terhadap Pengelolaan Sumberdaya Alam

12 Tabel 4 Penelitian tentang kelembagaan pengelolaan masyarakat No PenulisTahun Judul Hasil 1 Ramli 2007 Kelembagaan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Masyarakat Adat Baduy Desa Kankes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten 1 Struktur kelembagaan masyarakat adat Baduy bersifat vertikal, dengan masing- masing pemegang jabatan adat memiliki batasan dan wewenang khusus dalam setiap kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan 2 Masyarakat Baduy memiliki pengetahuan tradisi yang telah berlangsung sejak lama dan diwariskan secara turun temurun baik dalam pengelolaan hutan pemanfaatan hasil hutan atau dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang tersirat di dalam pulkukuh karuhun. 2 Golar 2007 Stategi Adaptasi masyarakat Adat Toro Kajian Kelembagaan Lokal dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Hutan di Taman Nasional Lore Lindu Proponsi Sulawesi Tengah 1 Telah terjadi perubahan lingkungan yang disebabkan intervensi ekonomi pasar dan dinamika politik 2 Perubahan Preferensi ekonomi masyarakat serta dinamika politik di Toro berimplikasi terhadap kestabilan sumberdaya hutan di Toro 3 Kelembagaan adat yang direvitalisasi telah dinilai baik berdasarkan kriteria Ostrom maupun criteria umum masyarakat Toro 4 Perubahan kelembagaan adat secara umum memiliki implikasi terhadap kelestarian pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan Toro 5 Eksistensi sumberdaya hutan sangat pentinng bagi masyarakat Toro. Hal tersebut tercermin melalui pola hubungan yang kompleks antara masyarakat dengan sumberdaya hutan. Penelitian mengenai dampak ekonomi wisata sudah cukup banyak dilakukan diantaranya oleh Hermalinda 2010, Mutiarani 2011, dan penelitian mengenai pengelolaan masyarakat dilakukan oleh Ramli 2007, dan Golar 2007. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah tujuan, waktu, dan tempat penelitian. Penelitian ini dilakukan di objek wisata Pemandian Air Panas GSE yang masuk ke dalam perluasan kawasan TNGHS yang merupakan kawasan konservasi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan arti penting dari adanya objek wisata Pemandian Air Panas GSE bagi perekonomian masyarakat lokal dan dapat mendukung konservasi di TNGHS. Kelestarian SDAL di kawasan dan dampak ekonomi tidak terlepas dari campur tangan pengelola, maka pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas saat ini perlu dikaji. 13 III KERANGKA PEMIKIRAN Objek wisata Pemandian Air Panas GSE merupakan salah satu objek wisata yang terdapat di kawasan konservasi TNGHS. Keberadaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE memiliki daya tarik bagi pengunjung dan manfaat bagi masyarakat. Daya tarik yang ditawarkan kepada pengunjung berupa panorama alam dan udara segar serta adanya air panas yang mengandung belerang sehingga menjadi nilai tambah bagi objek wisata. Jumlah kunjungan pengunjung ke objek wisata Pemandian Air Panas GSE cukup besar, sehingga apabila pengelolaan tidak memperhatikan unsur kelestarian SDAL, dikhawatirkan dapat mengancam kelestarian SDAL yang berada di objek wisata Pemandian Air Panas GSE. Agar kelestarian di TNGHS dapat terjaga dan wisata dapat terus berkembang maka perlu diketahui apakah dengan adanya kegiatan wisata saat ini menimbulkan dampak negatif bagi kualitas SDAL di objek wisata Pemandian Air Panas GSE, salah satu cara untuk mengetahuinya adalah dengan cara melihat persepsi pengunjung. Disisi lain, adanya kunjungan ke Pemandian Air Panas GSE juga berdampak pada perekonomian masyarakat yang berada disekitar objek wisata karena masyarakat dapat memanfaatkan keberadaan objek wisata untuk berusaha. Dampak yang dirasakan masyarakat dari adanya objek wisata Pemandian Air Panas GSE yaitu berupa dampak ekonomi dari adanya aktivitas pengunjung. Dampak ekonomi yang ingin diketahui yaitu dampak ekonomi langsung, dampak ekonomi tidak langsung, dan dampak ekonomi lanjutan. Hasil perhitungan dampak ekonomi tersebut selanjutnya diukur dengan menggunakan Keynesian Multiplier nilai efek pengganda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh keberadaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE terhadap masyarakat sekitar. Pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE akan berpengaruh terhadap keberadaaan dan keberlanjutan objek wisata, sehingga diperlukan pengelolaan yang baik dan dapat mendukung kelestarian SDAL dan manfaat yang diterima oleh masyarakat sekitar tanpa merusak SDAL disekitar objek wisata Pemandian Air Panas GSE. Analisis mengenai peran dan fungsi stakeholder terkait pengelolaan objek wisata perlu diketahui agar dapat dasar pertimbangan dalam pengelolaan wisata Pemandian Air Panas GSE yang dapat menjaga kelestarian SDAL dan 14 memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian Keterangan: batasan penelitian Persepsi pengunjung terhadap objek wisata Dampak ekonomi wisata terhadap pendapatan masyarakat Stakeholder terkait pengelolaan Analisis Deskriptif Kualitatif Harapan pengunjung terhadap pengembangan wisata Dasar pertimbangan dalam pengelolaan wisata Pemandian Air Panas GSE yang dapat menjaga kelestarian SDAL dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat Direct Induced Indirect Nilai Dampak Ekonomi Keynesian Multiplier Pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE Pengelolaan saat ini Jumlah wisatawan yang besar di objek wisata Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS Objek wisata Pemandian Air Panas GSE Analisis Deskriptif Ancaman Kerusakan SDAL Pengunjung Masyarakat Peran dan Fungsi Stakeholder 15 IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2013, di objek wisata Pemandian Air Panas GSE yang terletak di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive karena objek wisata ini termasuk dalam kawasan TNGHS yang memiliki jumlah kunjungan cukup besar, sehingga akan berkontribusi bagi masyarakat sekitar objek wisata Pemandian Air Panas GSE. 4.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder, dimana data primer didapatkan dengan wawancara terhadap pengunjung, unit usaha, tenaga kerja, dan pengelola yang berada dilokasi Pemandian Air Panas GSE. Wawancara terhadap pengunjung tersebut untuk mengetahui persepsi pengunjung terhadap kondisi alam dan fasilitas di objek wisata. Wawancara terhadap unit usaha dan tenaga kerja ditujukan untuk mengetahui dampak ekonomi. Wawancara terhadap pengelola dilakukan untuk mengetahui peran dan fungsi pengelola saat ini. Data sekunder yang dipakai dalam penelitian merupakan data jumlah kunjungan objek wisata Pemandian Air Panas GSE yang diperoleh dari Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak BTNGHS dan Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Disbudpar Kabupaten Bogor serta data-data literatur lain sesuai dengan penelitian.

4.3 Metode Pengambilan Contoh

Metode non-probability sampling digunakan dalam pengambilan contoh responden yaitu metode yang melihat semua objek yang dipilih tidak memiliki peluang yang sama, karena memiliki pertimbangan tertentu. Teknik purposive sampling digunakan dalam pemilihan responden pengunjung karena pengunjung dipilih secara sengaja dengan kriteria yang telah ditentukan. Responden 16 pengunjung yang dipilih sebanyak 80 orang dengan kriteria merupakan wisatawan lokal, berusia diatas 15 tahun dan dapat mewakili unsur demografi, dan motivasi kunjungan. Unit usaha dan tenaga kerja yang dijadikan responden adalah sebanyak 31 unit usaha dan 8 tenaga kerja dengan kriteria dapat mewakili jenis unit usaha dan tenaga kerja yang ada di objek wisata sedangkan responden stakeholder terdiri dari Disbudpar Kabupaten Bogor, BTNGHS dan pengelola objek wisata Pemandian Air Panas GSE kelompok masyarakat Lokapurna dan masyarakat sekitar. 4.4 Metode Analisis Data Matriks metode analisis data dijelaskan dalam Tabel 5. Hal ini dilakukan untuk mempermudah analisis data. Informasi data yang dibutuhkan dan metode analisis data dijelaskan dalam tabel berikut ini: Tabel 5 Matriks metode analisis data No Tujuan Penelitian Data yang Dibutuhkan MetodeAnalisis Data 1 Menganalisis persepsi pengunjung terhadap obyek wisata Pemandian Air Panas GSE. Persepsi pengunjung terhadap kondisi alam dan fasilitas di objek wisata Pemandian Air Panas Analisis deskriptif kualitatif 2 Mengestimasi besarnya dampak ekonomi di kawasan Pemandian Air Panas GSE bagi masyarakat sekitar Biaya perjalanan yang dikeluarkan pengunjung Pendapatan dan pengeluaran unit usaha, tenaga kerja, dan pengelola Keynesian Multiplier 3 Mengkaji pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE yang dapat menjaga kelestarian SDAL Informasi dari stakeholder mengenai fungsi dan peran pengelolaan yang terdapat di obyek wisata. Analisis deskriptif kualitatif

4.4.1 Persepsi Pengunjung Terhadap Obyek Wisata Pemandian Air Panas GSE

Persepsi pengunjung merupakan hal yang penting diketahui untuk lebih mengembangkan pengelolaan objek wisata. Persepsi dari pengunjung dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif. Pengelompokkan umur responden berdasarkan usia produktif menurut Badan Pusat Statistik BPS. Pengelompokkan tingkat pendapatan pengunjung diklasifikasikan berdasarkan upah minimal