39 Tabel 19 Jenis lifeform hard coral pada masing-masing lokasi penelitian.
No. Stasiun
A1 A2
A3 A4
A5 A6
1. ACB
CB ACB
ACB ACB
ACB 2.
ACE CF
ACE ACE
ACS ACS
3. ACS
CM ACD
ACS ACT
ACD 4.
ACD CS
ACT ACT
CB ACT
5. CB
CMR CB
CB CE
CB 6.
CE -
CE CE
CM CE
7. CF
- CF
CF CS
CF 8.
CM -
CM CM
CMR CM
9. CMR
- CS
CS -
CS 10.
- -
CMR CMR
- CMR
11. -
- -
CME -
CHL
Jumlah 9
5 10
11 8
11
Berdasarkan Tabel 19 menunjukkan bahwa ekosistem terumbu karang yang ada di perairan Kecamatan Semau layak dijadikan sebagai lokasi ekowisata
bahari. Beragamnya jumlah lifeform karang di lokasi penelitian menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk menikmati sumberdaya terumbu karang yang ada di
perairan Kecamatan Semau. Menurut Griffiths dan Southey 1994 kegiatan wisata bahari sangat tergantung pada kondisi lingkungan pesisir, kenyamanan,
keindahan dan keunikan lingkungan pantai serta keberagaman biota yang ada di dalamnya.
4.3.2 Ikan Karang
Sale 1980 menyatakan bahwa struktur fisik dari karang batu Scleractinia dapat berfungsi sebagai habitat dan tempat berlindung bagi biota karang lainnya.
Ikan dan biota laut lainnya yang selalu berasosiasi dengan terumbu karang menjadikannya sebagai tempat berlindung, berkembang biak, dan mencari makan.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa stasiun yang memiliki terumbu karang dengan kondisi yang baik cenderung terdapat ikan karang dengan jumlah
dan jenis yang banyak dan beragam. Hal ini terlihat dengan jelas di stasiun A1, A3, A4, A5, dan A6. Jenis ikan karang yang dominan terlihat adalah ikan hias
berwarna-warni dengan berbagai ukuran dan bentuk yang beranekaragam serta selalu bergerombol membentuk schooling fish. Jenis-jenis ikan karang yang
ditemukan pada tiap stasiun penelitian dapat dilihat pada Lampiran 7.
40 Jenis ikan yang ditemukan adalah 187 spesies dari 53 suku dan 25 famili.
Spesies ikan yang paling banyak di stasiun A2 yaitu 83 spesies sedangkan yang paling sedikit di stasiun A2 yaitu 40 spesies. Hal ini sangat mendukung adanya
kegiatan wisata bahari karena wisatawan sangat menyukai wilayah perairan yang memiliki jenis ikan yang banyak
. Menurut hasil penelitian Buckley 2004
menunjukan bahwa sebagian besar wisatawan yang melakukan kegiatan ekowisata bahari di National Park Australia menyukai ekosistem terumbu karang
yang memiliki jenis ikan yang beragam dan bentuk tubuhnya yang unik. Kelimpahan individu ikan di masing-masing stasiun penelitian berdasarkan
kelompok utama disajikan pada Lampiran 7. Individu ikan yang ditemukan sebanyak 1.363 individu dengan rerata kelimpahan 1.514 individuha.
Kehadiran ikan mayor merupakan kelompok ikan dengan kelimpahan individu tertinggi
disusul dengan kelompok ikan target dan ikan indikator. Ketiga kelompok ikan tersebut masing-masing memiliki nilai perbandingan 12:4:1 artinya dari jumlah 17
individu ikan, kemungkinan ikan mayor ditemukan sebanyak 12 ekor, ikan target sebanyak 4 ekor, dan 1 ekor ikan indikator.
Kelimpahan individu ikan berdasarkan kelompok utama dari masing-masing stasiun dapat dilihat pada Gambar 5. Berdasarkan Gambar 5 menunjukan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara kelimpahan individu ikan dengan kondisi tutupan karang. Stasiun yang memiliki kondisi karang yang baik, kelimpahan
individu ikannya tinggi atau sebaliknya. Pendapat tersebut sesuai dengan Carpenter et al. 1982 yang menyatakan bahwa tutupan karang hidup mempunyai
pengaruh positif terhadap kelimpahan inidividu ikan karang.
Gambar 5 Kelimpahan individu ikan di lokasi penelitian.
1.34
0.58 0.69
0.86 0.97
1.01
0.00 0.20
0.40 0.60
0.80 1.00
1.20 1.40
1.60
A1 A2
A3 A4
A5 A6
K eli
m p
ah an
in d
iv id
u
i n
d iv
.m
2
Stasiun
41 Berdasarkan analisa kelimpahan spesies, ikan mayor mempunyai nilai yang
tertinggi dibandingkan yang lainnya Gambar 6. Hal tersebut menunjukan bahwa spesies yang ada di perairan ini cukup beragam yang menunjukan bahwa tingkat
kesuburan ekosistem perairan di perairan Kecamatan Semau cukup mendukung untuk kelangsungan hidup terumbu karang dan biota lainnya. Kegiatan ekowisata
bahari di kawasan ini membantu mencegah kerusakan terumbu karang akibat kegiatan manusia. Menurut Amar et al. 1995 spesies ikan yang banyak atau
beragam dalam suatu perairan dapat menjadi indikator bahwa perairan tersebut cukup baik sebagai habitat bagi organisme yang ada di dalamnya. Pengelolaan
lingkungan dengan sistem konservasi dapat mencegah kerusakan lingkungan akibat eksploitasi manusia yang tidak ramah lingkungan Murray et al. 1999.
Gambar 6 Kelimpahan spesies ikan berdasarkan kelompok utama di lokasi penelitian.
Berdasarkan hasil analisis indeks keragaman H ikan karang pada seluruh stasiun pengamatan nilainya berada pada kisaran 3.26-4.03. Hasil selengkapnya
disajikan pada Tabel 20. Tabel 20 Indeks keragaman ikan karang di lokasi penelitian.
Uraian Stasiun
A1 A2
A3 A4
A5 A6
Jumlah individu 335
146 172
215 242
253 Jumlah famili
25 13
12 18
18 18
jumlah suku 53
28 32
33 36
36 Jumlah jenis
83 40
49 43
58 70
Kelimpahan individu 1.340
0.584 0.688
0.860 0.968
1.012 Indeks H
3.82 3.26
3.52 3.36
3.73 4.03
0.00 0.05
0.10 0.15
0.20
A1 A2
A3 A4
A5 A6
0.10 0.03
0.06 0.06
0.04 0.09
0.04 0.01
0.01 0.01
0.02 0.02
0.20 0.12
0.13 0.10
0.17 0.16
K el
im p
a h
a n
s p
es ie
s ik
an
m
2
Stasiun Ikan target
Ikan indikator Ikan mayor
42 Berdasarkan Tabel 20 menunjukan bahwa ikan karang di seluruh stasiun
penelitian memiliki indeks keanekaragaman Shannon-Wiener H yang hampir sama. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang di lokasi penelitian
layak sebagai habitat bagi ikan dan biota lain yang ada di dalamnya. Kesimpulan tersebut sesuai dengan Chabanet et al. 1997 yang menyatakan bahwa jika
kondisi terumbu karang baik maka keragaman spesies ikan pun banyak.
4.4 Kesesuaian Kawasan untuk Lokasi Ekowisata Bahari