58 Gambar 16 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan responden pada
umumnya masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan yang memiliki pendapatan Rp. 500.000-1.000.000 per bulan lebih tinggi persentasenya. Hal tersebut diduga
disebabkan pemanfaatan sumberdaya alam yang ada kurang optimal, rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya modal usaha, kesadaran hukum yang kurang
sehingga sering terjadinya destructive fishing, penegakan hukum yang tidak adil, dan sarana prasarana pengawasan yang kurang memadai.
4.8 Persepsi masyarakat
Wawancara terhadap 50 orang responden Tabel 31. Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang persepsi masyarakat dalam
pengembangan perairan Kecamatan Semau menjadi wilayah ekowisata bahari. Responden ini dianggap merupakan pihak yang turut berperan serta dalam
pengembangan kegiatan wisata dimaksud. Tabel 31 Jenis dan jumlah responden yang diwawancara.
No. Jenis responden
Jumlah responden orang
1. Pemerintah
9 2.
Masyarakat nelayan 25
3. Pengelola wisata
2 4.
Wisatawan 3
5. Perguruan tinggi
7 6.
Lembaga swadaya masyarakat LSM 4
Total 50
Persepsi masyarakat dan pemerintah setempat terhadap pengembangan ekowisata bahari di perairan Kecamatan Semau ditunjukan pada Gambar 13.
Sebagian besar responden 91 setuju dengan beberapa alasan cukup mendasar yaitu bahwa kondisi ekosistem terumbu karang masih cukup bagus dan keadaan
alam yang orisinil sehingga kegiatan ini mampu melindungi sumberdaya yang ada dari kegiatan yang tidak ramah lingkungan. Kegiatan ekowisata bahari juga dapat
memperkenalkan daerah ini dalam bidang pariwisata sebagaimana rencana pemerintah daerah untuk menjadikan kawasan perairan khususnya di Desa Uiasa
sebagai pariwisata pantai. Kegiatan tersebut juga merupakan salah satu strategi dalam mempercepat laju pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut karena
berdasarkan data dari BPS Kabupaten Kupang bahwa pertumbuhan per kapita per
59 tahun Kecamatan Semau sangat rendah yaitu hanya Rp. 1.700.066. Masyarakat
yang tidak menjawab sebanyak 4 sedangkan yang tidak setuju terhadap pengembangan ekowisata di kawasan perairan Kecamatan Semau adalah
berjumlah 9. Ketidaksetujuan ini atas dasar keprihatinan terhadap ekosistem terumbu karang yang belum pulih secara keseluruhan. Menurut Hvenegaard dan
Dearden 1998 kegiatan ekowisata yang dilaksanakan di Taman Nasional, Thailand ternyata mampu memberikan kontribusi yang positif terhadap upaya
konservasi yang dilaksanakan oleh pemerintah setempat. Pemasukan yang diterima sebagian digunakan untuk kegiatan konservasi. Kegiatan tersebut juga
mampu meningkatkan ekonomi masyarakat setempat karena rumah masyarakat dijadikan sebagai tempat penginapan oleh wisatawan.
Bentangan pesisir pantai dan keindahan dasar laut berupa terumbu karang dan jenis ikan karang merupakan daya tarik utama wisata bahari di perairan
Kecamatan Semau. Harapan dan pemahaman responden terhadap pengembangan potensi wisata bahari ini sangat besar khususnya untuk wisata selam dan
snorkeling . Wisata alam lainnya seperti rekreasi pantai, berperahu, dan berjemur
juga berpotensi untuk dikembangkan Gambar 15.
Gambar 15 Persepsi masyarakat terhadap pengembangan ekowisata bahari.
87 9
4
setuju tidak
setuju tidak
jawab
60 15
13 12
selam dan snorkeling
berenang pancing
lain-lain
60
4.9 Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Bahari yang Berkelanjutan