Estimasi Nilai Visual Ekosistem Terumbu Karang Seascape pemandangan

46 Gambar 7 Peta zonasi kesesuaian ekowisata bahari kategori wisata selam dan snorkeling di perairan Kecamatan Semau.

4.6 Estimasi Nilai Visual Ekosistem Terumbu Karang

Penilaian kualitas visual seascape pemandangan dan suatu obyek yang berkaitan dengan pengembangan ekowisata bahari menggunakan metode penilaian kualitas melalui scenic beauty estimation SBE. Menurut Ribe 2005 banyak penelitian yang menggunaan metode SBE dalam perhitungan nilai visualnya karena prosedur SBE lebih efektif dan dapat dipercaya untuk menilai ketertarikan orang terhadap suatu obyek visual. Penilaian kualitas visual ini dilakukan pada 50 orang responden dengan memberikan skor untuk masing-masing foto. Foto yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 48 foto, yang mewakili 6 stasiun pada lokasi penelitian yakni 18 foto seascape pemandangan dari stasiun penelitian diwakili yang oleh 3 buah foto Lampiran 10, jenis-jenis ikan karang 18 foto Lampiran 11, dan fauna bentic 12 foto Lampiran 12. Setiap foto tersebut dinilai oleh responden dimana terdapat wisatawan asing 5 orang 10, wisatawan lokal dan pelaku 47 wisata 10 orang 20, peneliti dan penyelam 10 orang 20, pelajar dan mahasiswa 15 orang 30, serta aparatur di bidang kelautan dan perikanan dan pariwisata 10 orang 20. Dari 50 orang responden ini, terdapat 20 orang yang bisa menyelam dan yang memiliki sertifikat menyelam 8 orang 40 sedangkan 30 orang tidak bisa menyelam dan tidak memiliki sertifikat menyelam 60. Hasil penilaian dari responden ini dijumlahkan kemudian dimasukkan dalam rumus SBE. Keseluruhan nilai visual untuk masing-masing foto dengan skor tertinggi nilai SBE tertinggi menunjukkan bahwa seascapeobyek gambar tersebut paling banyak dipilih sebagai seascapeobyek yang indah disukai, sedangkan skor terendah menggambarkan seascapeobyek gambar yang jelek kurang disukai.

a. Seascape pemandangan

Hasil analisis dengan menggunakan rumus SBE pada masing-masing seascape dari setiap stasiun penelitian dapat dilihat hasilnya pada Lampiran 13. Penyusunan nilai SBE dimaksud, ditampilkan dalam bentuk diagram yang tersaji pada Gambar 8. Gambar 8 Nilai SBE foto seascape dari lokasi penelitian. Berdasarkan Gambar 8 terlihat adanya hubungan antara nilai SBE dengan persentase tutupan lifeform karang. Nilai SBE yang tertinggi di perairan Pulau Kambing dengan persentase tutupan lifeform yang tinggi dan yang terendah di 85.44 79.00 60.56 74.56 31.78 24.22 31.67 150.22 70.11 60.89 106.44 0.00 16.67 35.44 74.00 126.22 117.78 136.67 - 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 N il ai S B E Foto 48 perairan Hansisi dengan persentase tutupan lifeform karang yang rendah. Hal ini menunjukan bahwa responden cenderung lebih tertarik pada kondisi yang baik, tutupan lifeform, dan beragamnya biota karang yang ada di dalamnya. Sebaran nilai SBE ini kemudian diklasifikasi menjadi 3 kelompok yaitu nilai SBE tertinggi, sedang, dan rendah yang menggunakan jenjang sederhana dengan perhitungan sebagai berikut: – = . – . = 50.07 Kemudian pengelompokan nilai SBE sesuai dengan formula tersebut di atas dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25 Pengelompokan nilai SBE dari foto seascape berdasarkan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Nilai SBE Kategori 0.00 – 50.06 Rendah 50.07 – 100.14 Sedang 100.15 – 150.22 Tinggi Berdasarkan klasifikasi dengan jenjang sederhana, maka masing-masing seascape dengan nilai SBE yang menunjukkan kondisi tutupan, struktur terumbu karang, dan karakter masing-masing lokasi disajikan pada Tabel 26. Table 26 menunjukan bahwa tingkat ketertarikan responden pada kelompok tinggi, cukup banyak yaitu 5 seascapefoto 28, kelompok sedang sebanyak 7 seascapefoto 39 dan kelompok rendah sebanyak 6 seascapefoto 33. Berdasarkan hasil analisis ternyata sebagian besar responden memiliki ketertarikan yang cukup untuk melihat seascape pemandangan tersebut secara langsung di perairan Kecamatan Semau. Hasil tersebut ternyata memiliki hubungan yang signifikan dengan perhitungan IKW yang menunjukan bahwa ekositem terumbu karang cukup menarik dan bisa menjadi objek yang mendukung upaya pengembangan ekowisata di perairan Kecamatan Semau. Berdasarkan nilai IKW untuk ekowisata bahari disimpulkan bahwa lokasi penelitian dengan kelas sesuai untuk wisata selam dan snorkeling memiliki nilai SBE yang tinggi. 49 Tabel 26 Nilai SBE berdasarkan kelas SBE pada setiap karakteristik ekosistem terumbu karang. No Kelas SBE Nilai SBE Kualitas dari seascape foto Lokasi 1. Tinggi 150.22 didominasi hard coral dan terdapat ikan karang A5 Uiasa 1 2. 136.67 didominasi hard coral A5 Uiasa 1 3. 126.22 didominasi hard coral A5 Uiasa 1 4. 117.78 terdapat hard coral, soft coral dan ikan karang A4 Uiasa 2 5. 106.44 terdapat hard coral dan soft coral A1 Pulau Kambing 6. Sedang 85.44 didominasi soft coral dan terdapat ikan karang A4 Uiasa 2 7. 79.00 didominasi soft coral dan terdapat ikan karang A4 Uiasa 2 8. 74.56 didominasi soft coral A3 Tanjung Uikalui 9. 74.00 didominasi soft coral dan terdapat ikan karang A3 Tanjung Uikalui 10. 70.11 coral reef dan terdapat schooling ikan karang A1 Pulau Kambing 11. 60.89 coral reef dan terdapat ikan karang A1 Pulau Kambing 12. 60.56 didominasi soft coral dan terdapat ikan karang A3 Tanjung Uikalui 13. Rendah 35.44 didominasi soft coral dan pasir A6 Otan 14. 31.78 didominasi soft coral A6 Otan 15. 31.67 coral reef dan terdapat ikan karang A6 Otan 16. 24.22 didominasi soft coral, rubble patahan karang dan pasir A2 Hansisi 17. 16.67 didominasi soft coral dan terdapat ikan karang A2 Hansisi 18. - dominasi dead coral dan terdapat ikan karang A2 Hansisi

b. Ikan