Kegiatan Perikanan Kondisi Umum .1 Geografis

34 - Jumlah kendaraan roda dua sebanyak 60 unit yang sering digunakan sebagai ojek atau sarana transportasi darat satu-satunya. Juga terdapat pick up sebanyak 6 unit dan truk sebanyak 10 unit. - Perahu yang melayani transportasi laut dari Kupang sebagai ibukota Kabupaten Kupang dan Provinsi NTT ke Semau sebanyak: 18 unit yang bertenaga mesin rata-rata 15 PK dan kapasitas muat 20 orang dengan lama perjalanan ±30 menit, tarif Rp. 5.000,- per orang dan Rp. 15.000,- per kendaraan roda dua. Rutenya dari Tenau ke Semau berlangsung setiap hari dari pagi hingga malam hari. - Pelabuhan labuh perahu: 1 buah tradisional di Kauan Desa Hansisi, 1 buah semi permanen Desa Hansisi yang tidak bisa difungsikan secara optimal karena posisinya lebih tinggi dari perahu yang berlabuh dan 1 buah permanen Desa Hansisi sebagai pelabuhan feri dalam keadaan rusak berat sedangkan pelabuhan khusus sebagai tempat pendaratan ikan tidak ada.

4.1.5 Kegiatan Perikanan

Berdasarkan hasil pengumpulan data maka disajikan beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan kelautan dan perikanan yang dilakukan oleh masyarakat yang ada di Kecamatan Semau tersaji pada Lampiran 3, 4, dan 5. Beberapa kegiatan perikanan yang telah dilaksanakan oleh masyarakat di Kecamatan Semau sesuai hasil wawancara adalah : 1. Telah dilakukan transplantasi terumbu karang di Perairan Desa Uiasa dan Hansisi oleh Universitas Nusa Cendana dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT tahun 2006 tetapi tidak berhasil secara menyeluruh karena tingginya kekeruhan dan aktifitas pelayaran di wilayah ini cukup tinggi. 2. Adanya kegiatan perlindungan laut zona perlindungan atau bank ikan di dusun Oesenu-Desa Hansisi sejak tahun 2006 sehingga setiap orang yang melakukan penangkapan ikan di wilayah tersebut di denda Rp. 25.000,- 3. Petani nelayan, khususnya di desa Letbaun semua penduduknya merupakan petani pembudidaya rumput laut. 4. Telah dilaksanakan rapat khusus di Kantor Camat Semau pada tanggal 3 Juni 2010 dengan kesepakatan bahwa pada bulan Oktober 2010 dengan 35 diwakili 10 orang dari tiap Kelompok Masyarakat Pengawas POKMASWAS berkumpul di pinggir pantai Hansisi. Kemudian dilakukan sumpah yang dipimpin oleh pendeta dan imam sehingga setiap orang yang melakukan tindak pidana di laut akan mendapatkan kutukan atau hukuman langsung dari TUHAN. 5. Kegiatan pemancingan sering dilaksanakan di perairan Pulau Kambing. 6. Telah terbentuk POKMASWAS di 8 desa yaitu: Bokonusan, Otan, Uitao, Huilelot, Uiasa, Hansisi, Batuinan, dan Letbaun sejak tahun 2000. 7. Lokasi penangkapan cumi terdapat di Perairan Bokonusan dan Otan yang dilakukan dari bulan April–Agustus. Biasanya pada bulan purnama terjadi peningkatan jumlah penangkapan secara drastis selama ± 4 hari. 8. Telah terbentuk 5 kelompok penangkap cumi di Desa Batuinan. 9. Adanya bantuan dari FAO Food and Agricuture Organization bagi nelayan di Desa Huilelot, Otan, Batuinan, dan Letbaun untuk pembibitan, pelatihan budidaya, dan penyediaan rak para-para untuk penjemuran rumput laut. Berdasarkan informasi tersebut disimpulkan bahwa sebagian masyarakat di Kecamatan Semau melaksanakan kegiatannya di wilayah pesisir dan laut dengan tingkat kesadaran yang cukup tinggi untuk melakukan kegiatan perikanan yang ramah lingkungan. Pendapat sebagian besar tokoh masyarakat dan tokoh agama yang telah diwawancarai menyatakan bahwa pada umumnya nelayan yang sering melakukan kegiatan penangkapan dan biota laut lainnya dengan menggunakan bom dan potassium destructive fishing adalah nelayan yang berasal dari luar Kecamatan Semau.

4.2 Kondisi Lingkungan Perairan