9 Menurut Yulianda 2007, ekowisata adalah pariwisata yang menyangkut
perjalanan ke kawasan alam secara alami karena sumberdaya alam yang berada didalamnya belum terganggu masih alami serta dengan tujuan untuk
mengagumi, meneliti dan menikmati pemandangan yang indah, tumbuh-tumbuhan serta binatang maupun kebudayaan yang berada di wilayah tersebut.
2.3 Perencanaan Pengembangan Ekowisata
Suatu wilayah bila akan dikembangkan menjadi suatu kawasan pariwisata membutuhkan perencanaan yang baik, komprehensif, dan terintegrasi sehingga
dapat mencapai sasaran objektivitas sebagaimana yang dikehendaki dan dapat meminimalkan munculnya dampak-dampak yang negatif, baik dari sudut pandang
ekologis, ekonomis maupun sosial budaya dan hukum Wiharyanto 2007. Pada dasarnya unsur-unsur lingkungan hidup dapat dikembangkan sebagai
objek wisata bila unsur-unsur lingkungan hidup tersebut dapat dipersiapkan secara baik melalui kemampuan manusia dengan sentuhan teknologinya serta dapat
memenuhi kebutuhan
wisatawan Wiharyanto
2007. Pembangunan
kepariwisataan memerlukan keterpaduan, kecermatan studi dan perencanaan agar tidak terjerumus dalam pembangunan prasarana dan wisata dengan mengorbankan
obyek atau sumberdaya wisatanya sendiri. Pembangunan kepariwisataan perlu memperhatikan tuntutan kebutuhan demand wisatawan, tetapi tidak perlu hanya
berorientasi pada pasar semata. Pembangunan kepariwisataan perlu keterpaduan dalam perencanaan dan memformulasikan tujuannya Joyosuharto 2001.
Proses perencanaan pembangunan pariwisata menurut Yoety 1997 dapat dilakukan dalam 5 tahap yaitu:
1. Melakukan inventarisasi fasilitas yang tersedia dan potensi yang dimiliki. 2. Melakukan penaksiran assessment terhadap pasar pariwisata internasional
dan nasional serta memproyeksikan aliran lalu lintas wisatawan. 3. Memperhatikan analisis berdasarkan keunggulan daerah region secara
komparatif, sehingga dapat diketahui daerah yang permintaannya lebih besar daripada persediaannya.
4. Melakukan perlindungan terhadap sumberdaya alam dan budaya yang ada. 5. Melakukan penelitian kemungkinan perlunya penanaman modal.
Tantangan dalam pengembangan wisata bahari adalah memanfaatkan
10 terumbu karang yang ada secara berkelanjutan tanpa menimbulkan dampak yang
merugikan. Hal ini penting karena kegiatan wisata bahari memadukan 2 sistem yaitu: kegiatan manusia dan ekosistem laut. Adanya kegiatan wisata bahari sangat
tergantung pada sumberdaya alam, diantaranya terumbu karang dan apabila terjadi kerusakan akan menurunkan mutu daya tarik pariwisata Yulianda 2007.
Menurut Damanik 2006 persyaratan yang harus dipenuhi untuk keberlanjutan pariwisata yaitu:
1. Wisatawan mempunyai kesadaran untuk mengkonsumsi produk dan jasa wisata secara selektif dalam arti bahwa produk tersebut tidak diperoleh dengan
mengeksploitasi sumberdaya secara berlebihan, 2. Produk wisata didorong ke produk berbasis lingkungan dan peka terhadap
budaya lokal, 3. Masyarakat harus dilibatkan dalam perencanaan, implementasi dan monitoring
pengembangan wisata, 4. Masyarakat harus memperoleh keuntungan secara adil dari kegiatan wisata,
5. Posisi tawar masyarakat lokal dalam pengelolaan sumberdaya pariwisata semakin meningkat.
2.4 Pengembangan Ekowisata Bahari