Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan proses adopsi Rogers dan Shoemaker 1971 serta teori respon Sajogyo dan Pudjiwati 2002, dapat disimpulkan bahwa respon yang ditunjukkan oleh petani terhadap SKAU adalah negatif, karena dari kelima tahapan adopsi, hanya tahap sadar, tahap minat, dan tahap evaluasi saja yang dilakukan oleh petani, sedangkan tahap percobaan dan tahap adopsi tidak dilakukan. Hal ini dikarenakan sistem penjualan kayu hutan rakyat melalui tengkulak, jadi tengkulaklah yang selama ini mengurus SKAU. Respon tengkulakpengusaha kayu dan Pejabat Desa terhadap SKAU adalah netral, karena kelima tahapan adopsi dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan isi Peraturan tentang SKAU. Sedangkan Respon Pejabat Dinas Kehutanan terhadap SKAU adalah positif, karena kelima tahapan adopsi dilaksanakan sesuai dengan isi Peraturan tentang SKAU. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan SKAU antara lain : dokumen SKAU yang digunakan, sistem penjualan kayu hutan rakyat, jenis kayu yang diangkut, dan kurangnya sosialisasi dan pengawasan dari Pejabat Dinas Kehutanan.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini keberadaan peraturan tentang SKAU perlu mendapatkan telaah yang mendalam, apabila SKAU masih diperlukan maka perlu adanya sosialisasi dari Dinas Kehutanan setempat terkait dengan kebijakan SKAU kepada semua stakeholders dan perlu juga dilakukan pengawasan dalam pelaksanaan SKAU di lapangan oleh Dinas Kehutanan setempat agar tidak terjadi penyimpangan. Untuk menambah informasi tentang respon pelaku usaha hutan rakyat terhadap kebijakan SKAU perlu dilakukan penelitian serupa pada tempat yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Laporan Penanaman Kegiatan One man One Tree OMOT Balai Pengelolaan DAS Citarum Ciliwung. http:bpdasctw.wordpress.com. [20 Mei 2011] . 2011. Diagram Penerbitan Surat Keterangan Asal Usul SKAU. http:www.dephut.go.idfilesAlur_SKAU.pdf. [20 Mei 2011] Badan Revitalisasi Industri Kehutanan. 2007. Hutan Rakyat: Peran Yang Makin Nyata. http:www.brikonline.com. Html [6 Februari 2011] Darusman dan Hardjanto. 2006. Tinjauan Ekonomi Hutan Rakyat. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Hasil Hutan 2006: 4-13. Fakultas Kehutanan, IPB. Bogor. Dunn William. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hardjanto. 2000. Beberapa Ciri Pengusahaan Hutan Rakyat di Jawa. Dalam Suharjito penyunting. Hutan Rakyat di Jawa Perannya Dalam Perekonomian Desa. Bogor : Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Masyarakat P3KM hlm.7-11 Irawan P. 2007. Penelitian Kualitatif kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Depok: Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia atau Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa; Edisi.3.-Cetakan.2-Jakarta; Balai Pustaka, 2002. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.26Menhut-II2005 Tentang Pedoman Pemanfaatan Hutan Hak, Tanggal 16 Agustus 2005. Jakarta. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.51Menhut-II2006 Tentang Penggunaan Surat Keterangan Asal Usul SKAU untuk Pengangkutan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Hak jo. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.62Menhut-II2006, Tanggal 10 Juli 2006. Jakarta Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.33Menhut-II2007 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.51Menhut-II2006 tentang Penggunaan Surat Keterangan Asal Usul SKAU untuk Pengangkutan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Hak, Tanggal 24 Agustus 2007. Jakarta. Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2007, Tanggal 8 Januari 2007. Tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan. Departemen Kehutanan, Jakarta. Prabowo S.A. 2000. Hutan Rakyat : sistem Pengelolaan dan Manfaat Ekonomis Kasus di desa sumberejo, kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Di Dalam Perekonomian Desa. Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Masyarakat P3KM. Bogor. Purwanto S. 2011. Dinamika Kelompok Tani Hutan Dalam Pengelolaan Hutan Rakyat Kasus Pada Kelompok Tani Hutan di Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Rogers E.M. and F.F. Shoemaker. 1971. Communication Of Innovation. New York : The Free Press. Rojat A. 2001. Respon Remaja Terhadap Sinetron Televisi. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Rustandi A. 2010. Strategi Adaptasi Dalam Pengelolaan Hutan Rakyat Kasus: Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Sajogyo dan Pudjiwati. 2002. Sosiologi Pedesaan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Suharjito D. 2000. Hutan Rakyat di Jawa. Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Mayarakat P3KM. Bogor : Fakultas Kehutanan IPB. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. LAMPIRAN Lampiran 1 Panduan Wawancara Panduan Wawancara Penelitian Respon Pelaku Usaha Hutan Rakyat Terhadap Kebijakan SKAU Studi Kasus di Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor No. Responden : Tanggal : Lokasi 1. Dusun : 2. Desa : 3. Kecamatan : Data Responden 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : 3. Umur : 4. Pendidikan Terakhir : 5. Pekerjaan Utama : 6. Pekerjaan Sampingan : Mekanisme Pelaksanaan Peraturan Pejabat Dinas Kehutanan 1. Apakah BapakIbu tahu SKAU? ………………………………… 2. Menurut BapakIbu apa tujuan SKAU tersebut? ………………………………………………… 3. Apakah BapakIbu memahami isi SKAU tersebut? …………………………………………………….. 4. Apa saja yang menjadi tugas dan tanggungjawab BapakIbu dalam penerbitan SKAU tersebut? …………………………………………………………………………….. 5. Bagaimana mekanisme pelaksanaan dalam penerbitan SKAU tersebut? …………………………………………………………………………. Lampiran 1 Lanjutan 6. Menurut BapakIbu perlu atau tidak dilakukannya sosialisasi SKAU? Mengapa? ……………………………………………………………………………… 7. Menurut BapakIbu perlu atau tidak dilakukan pengawasan dalam penerbitan ataupun dalam pelaksanaan SKAU tersebut? ……………………………………………………………………………… 8. Apa permasalahan yang BapakIbu hadapai dalam penerbitan SKAU tersebut? ……………………………………………………………………………. 9. Apa yang BapakIbu lakukan untuk mengembangkan hutan hak? …………………………………………………………………. Kepala Desalurahpejabat setara 1. Apakah BapakIbu tahu SKAU? ………………………………… 2. Apa saja yang menjadi tugas dan tanggugjawab BapakIbu dalam penerbitan SKAU tersebut? ……………………………………………………………………………… 3. Apakah BapakIbu tahu alasannya mengapa BapakIbu ditunjuk untuk menerbitkan SKAU tersebut? ……………………………………………………………………………. 4. Apakah ada surat izin untuk menerbitkan SKAU tersebut? Jika iya, siapa yang memberikan surat izin tersebut? ……………………………………………………………………………… 5. Apa saja yang Bapak Ibu lakukan sebelum menerbitkan SKAU tersebut? …………………………………………………………………………….. 6. Apakah BapakIbu mendapat pelatihan dalam penerbitan SKAU? Jika iya, siapa yang memberikan pelatihan kepada Saudarai dalam penerbitan SKAU tersebut? ……………………………………………………………………………… 7. Apakah Bapak Ibu mensosialisasikan SKAU tersebut kepada masyarakat? Lampiran 1 Lanjutan 8. Apakah ada pengawasan dalam pelaksanaan SKAU tersebut? …………………………………………………………………. 9. Menurut BapakIbu perlu atau tidak dilakukannya pengawasan? ……………………………………………………………………. 10. Apa yang BapakIbu lakukan untuk mengembangkan hutan hak? ……………………………………………………………………. Petani dan Pengusaha 1. Apakah BapakIbu menggunakan SKAU untuk pengangkutan kayu? …………………………………………………………………………….. 2. Janis-jenis kayu apa saja yang dalam pengangkutannya menggunakan SKAU? …………………………………………………………………………. 3. Jenis-jenis tanaman apa saja yang ditanam di lahan milik BapakIbu? ………………………………………………………………………. 4. Bagaimana pelaksanaan SKAU tersebut? ………………………………………… 5. Dari mana BapakIbu mendapatkan SKAU tersebut? ……………………………………………………… 6. Adakah syarat yang harus BapakIbu penuhi untuk mendapatkan SKAU? …………………………………………………………………………….. 7. Kapan BapakIbu mengurus SKAU tersebut? ……………………………………………… 8. Berapa lama waktu yang BapakIbu perlukan untuk mendapatkan SKAU? ……………………………………………………………………………. 9. Berapa biaya yang BapakIbu keluarkan untuk memdapatkan SKAU tersebut? ………………………………………………………………………….. 10. Apakah ada keharusan membayar untuk mendapatkan SKAU tersebut? …………………………………………………………………………. 11. Menurut BapakIbu penting atau tidak diterbitkannya SKAU? Jelaskan Lampiran 1 Lanjutan 12. Apakah ada keuntungan yang BapakIbu dapatkan dengan diterbitkannya SKAU tersebut? Sebutkan ………………………………………………………………………… 13. Apa konsekuensi yang BapakIbu terima jika dalam pengangkutn tidak menggunakan SKAU? ………………………………………………………………………….. 14. Menurut BapakIbu mekanisme pelaksanaan SKAU ini rumit atau tidak? …………………………………………………………………………… 15. Apakah ada lembagaorganisasi yang membantu petani dalam mendapatkan modal, pasar, informasi, serta kebijakan penatausahaan kayu hutan hak tersebut? …………………………………………………………………………. Efektifitas Peraturan 1. Menurut BapakIbu apakah tujuan diterbitkannya SKAU tersebut telah tercapai atau tidak? ……………………………………………………………………………… 2. Menurut BapakIbu apakah dengan diterbitkannya SKAU, hak-hak negara dapat terjaga? …………………………………………………………………………… 3. Apakah kelestarian hutan dapat terpelihara dengan baik? ……………………………………………………………. 4. Apakah illegal logging dapat terkendali? ………………………………………….. 5. Menurut BapakIbu apakah pelaksanaan SKAU tersebut dapat dikatakan efektif atau masih ada kekurangan? Jika masih ada kekuranga, sebutkan dalam hal apa? ………………………………………………………………………… 6. Apa permasalahan yang terjadi dalam penatausahaan di hutan hak tersebut? ………………………………………………………………………. 7. Apa saran BapakIbu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut? Lampiran 2 Rekapitulasi Hasil Wawancara Daftar Responden Pejabat Dinas Pertanian dan Kehutanan No Nama Umur Thn Alamat 1 Yatna Permana, S.Hut 40 Kecamatan Cibinong 2 Nuliyanti Ayuni, S.Hut 40 Kecamatan Ciwaringin 3 Iwan Kusnizar, S.Hut 39 Kecamatan Ciomas 4 Febri 33 Kecamatan Ciomas 5 Suherman 45 Kecamatan Leuwiliang Daftar Responden Pejabat Desa No Nama Umur Thn Jabatan 1 Agus Munadi 43 Kepala Desa Jugalajaya 2 Tata, Spd.I 41 Sekretaris Desa Jugalajaya 3 Ahmad Aedi 38 Kaur Pemerintahan Desa Jugalajaya 4 Syaepudin 49 Sekretaris Desa Wangunjaya, leuwisadeng 5 Firdaos 47 Kepala Desa Cigudeg TengkulakPengusaha Kayu Hutan Rakyat No Nama Usia tahun Pendidikan Pekerjaan Alamat 1 Agus Salim 53 SD Tengkulak Kp. Kembang Kuning 2 Adi 35 SD Tengkulak Kp. Lebak Huni 3 H. Sapri 63 SD Saw mill Desa Cigudeg 4 Yasin 42 SD Saw mill Desa Cibeber, Leuwiliang 5 Rio 39 SD Saw mill Desa Cibeber, Leuwiliang Lampiran 2 Lanjutan Daftar Kelompok Tani KTH Mandiri No Nama Jabatan Usia Luas Lahan Pendidikan Alamat 1 Enjen Ketua 40 Tahun 3 Ha SMP Kp. Lebak huni 2 Kurtubi Bendahara 38 Tahun 1,5 Ha SD Kp. Lebak huni 3 Mulyati Anggota 25 Tahun 1 Ha SD Kp. Lebak huni 4 Dani Anggota 45 Tahun 1,5 Ha SD Kp. Lebak huni 5 Tatang Anggota 42 Tahun 1 Ha SD Kp. Lebak huni 6 Ajat Anggota 45 Tahun 1 Ha SD Kp. Lebak huni 7 Ede Anggota 40 Tahun 2 Ha SPG Kp. Lebak huni 8 Suma Anggota 50 Tahun 1,5 Ha SMA Kp. Lebak huni 9 Tati. S Anggota 45 Tahun 1 Ha SD Kp. Lebak huni 10 Supriadi Anggota 30 Tahun 2 Ha SMA Kp. Lebak huni 11 Ajim. S Anggota 55 Tahun 1,5 Ha SD Kp. Lebak huni 12 Asmani Anggota 50 Tahun 1 Ha SD Kp. Lebak huni 13 Aman Anggota 40 Tahun 1 Ha SMP Kp. Lebak huni 14 Omang Anggota 38 Tahun 1 Ha SD Kp. Lebak huni 15 Jani Anggota 46 Tahun 1 Ha SD Kp. Lebak huni 16 Asri Anggota 45 Tahun 1 Ha SD Kp. Lebak huni 17 Oman Anggota 40 Tahun 1 Ha SD Kp. Lebak huni 18 Nurhani Anggota 38 Tahun 1 Ha SD Kp. Lebak huni 19 Nurhalim Anggota 50 Tahun 2 Ha SD Kp. Lebak huni 20 Jumat Anggota 50 Tahun 1,5 Ha SD Kp. Lebak huni 21 Karnan Anggota 38 Tahun 1 Ha SD Kp. Lebak huni 22 Sugana Anggota 38 Tahun 1 Ha SD Kp. Lebak huni 23 Suana Anggota 40 Tahun 1,5 Ha SD Kp. Lebak huni 24 Sayunah Anggota 30 Tahun 0,5 Ha SD Kp. Lebak huni 25 Anah Anggota 35 Tahun 1 Ha SD Kp. Lebak huni 26 Kholil Anggota 22 Tahun 3 Ha SMP Kp. Lebak Huni 27 Tatang Anggota 42 Tahun 1 Ha SD Kp. Lebak Huni 28 Sarda Anggota 41 Tahun 2 Ha SD Kp. Lebak Huni 29 Yono Anggota 20 Tahun 1 Ha SMA Kp. Lebak Huni 30 Wahyu Anggota 24 Tahun 2 Ha SD Kp. Lebak Huni Lampiran 3 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.51Menhut-II2006 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.51Menhut-II2006 TENTANG PENGGUNAAN SURAT KETERANGAN ASAL USUL SKAU UNTUK PENGANGKUTAN HASIL HUTAN KAYU YANG BERASAL DARI HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan, meningkatkan daya saing usaha serta membuka lapangan kerja bagi masyarakat, maka diperIukan penyederhanaan pengaturan terhadap peredaran kayu yang berasal dari hutan hak termasuk kayu hasil tanaman masyarakat; b. bahwa berdasarkan ketentuan pada Pasal 74 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun2002 Tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan, ditetapkan bahwa hasil hutan yang berasal dari hutan hak, diberi Surat Keterangan Asal Usul SKAU dan berlaku sebagai surat keterangan sahnya hasil hutan; c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, dipandang perlu menetapkan penggunaan SKAU untuk pengangkutan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan hak dengan Peraturan Menteri. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan, 5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan; 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187M Tahun 2004 jo, Nomor 171M Tahun 2005 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu; 8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 jo. Nomor 62 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; 9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 jis. Nomor 15 Tahun 2005 dan Nomor 63 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia; 10.Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 126Kpts-II2003 tentang Penatausahaan Hasil Hutan jis. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 334Kpts-II2003, Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.279Menhut-II2004 dan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.18Menhut-II2005; 11.Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13Menhut-II2005 jis. Nomor P.17- Menhut-II2005 dan Nomor P.35Menhut-II2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan 12.Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.26Menhut-II2005 tentang Pedoman Pemanfaatan Hutan Hak. Lampiran 3 Lanjutan MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG PENGGUNAAN SURAT KETERANGAN ASAL USUL SKAU UNTUK PENGANGKUTAN HASIL HUTAN KAYU YANG BERASAL DARI HUTAN HAK

BAB I KETENTUAN UMUM