Pemasaran Hasil Hutan Rakyat

jenis tanaman yang selalu adaditanam di lahan hutan rakyat adalah jenis Sengon dan Karet yang selalu ditanam oleh masyarakat secara bersamaan tumpangsari. Adapun kondisi tegakan dan potensi hutan rakyat di desa jugalajaya dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini : Gambar 4 Kondisi tegakan dan potensi hutan rakyat di Desa Jugalajaya. Menurut hasil penelitian Andi 2010 tujuan masyarakat menanam sengon dan karet secara bersamaan pada lahan miliknya yaitu ketika pohon sengon dipanen pada umur 5 tahun, maka pada tahun berikutnya pohon karet sudah dapat disadap dan langsung dapat menghasilkan pendapatan setiap harinya sampai masa produktifnya habis 25 tahun, sehingga pendapatan masyarakat akan terus- menerus kontinyudiperoleh. Begitu halnya dengan lahan yang ditumpangsarikan dengan tanaman pertanian, sambil menunggu masa panen sengon atau kayu karet, maka setiap tahun masyarakat juga mendapatkan penghasilan.

5.4.3. Pemasaran Hasil Hutan Rakyat

Hasil hutan kayu dari hutan rakyat di Desa Jugalajaya dipasarkan ke wilayah Kecamatan Jasinga, Kecamatan Cigudeg dan bahkan sampai ke Provinsi Banten. Menurut salah satu anggota Kelompok Tani Mandiri menjelaskan bahwa pemasaran hasil hutan kayu dari hutan rakyat di Desa Jugalajaya relatif mudah, karena para pembeli tengkulak kayu yang langsung datang ke kelompok tani dan bertemu dengan pemilik kayu. Pembeli ada yang berasal dari Desa Jugalajaya sendiri ataupun dari luar Desa Jugalajaya. Penentuan harga pun berada di musyawarah antara pembeli dan pemilik pohon. Berdasarkan hasil wawancara dengan pembeli kayutengkulak menjelaskan bahwa sistem jual beli yang biasa dilaksanakan di hutan rakyat adalah pembeli yang menebang dan menentukan pohon yang memenuhi kriteria dengan diawasi pemilik pohon. Tengkulak melakukan transaksi jual beli dengan petani dengan sistem borongan per hamparan. Dalam sekali panen, biasanya jumlah kayu yang dapat diangkut mencapai 4-5 truk dengan kapasitas 4-5 m 3 truk untuk ukuran kayu berdiameter 18 cm dan 3 m 3 truk untuk diameter 18 cm. Waktu rata-rata yang diperlukan dalam satu kali panen untuk luasan tertentu adalah selama 2 hari dengan produktivitas mencapai 2 trukhari. Jumlah pekerja yang dibutuhkan tergantung letak lokasi dan jumlah pohon pada luasan areal yang akan ditebang. Untuk lokasi penebangan yang dekat dengan akses jalan, jumlah pekerja yang diperlukan untuk menyarad kayu adalah 6-7 orang dengan upah sebesar Rp 35.000hariorang, sedangkan untuk lokasi penebangan yang jauh dari akses jalan bisa mencapai 12 orang dengan upah sebesar Rp 40.000hariorang. Dalam kegiatan penebangan biasanya dibutuhkan 2 orang penebang pohon chainsawman dengan upah sebesar Rp 100.000hariorang. Dari hasil wawancara dengan industri penggergajian sawmill, hasil produk kayu olahan yang dihasilkan dari log kayu sengon berupa papan, balok, kaso dan reng dengan ukuran-ukuran tertentu. Produk kayu yang dihasilkan dari satu log kayu sengon dengan ukuran diameter 20 cm adalah balok 10 cm x 10 cm x 3 m, papan 3 cm x 20 cm x 3 m, kaso 4 cm x 6 cm x 3 m dan reng 2 cm x 5 cm x 3 m. Adapun produk olahan kayu hutan rakyat, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5. Papan Kaso Gambar 5 Produk olahan kayu hutan rakyat.

5.5. Respon Masing-Masing Pelaku Usaha Terhadap SKAU