Respon TengkulakPengusaha Hutan Rakyat Terhadap SKAU

Tabel 9 lanjutan No Tahapan Adopsi Pernyataan Jawaban Jumlah 3 Evaluasi Mulai mempertimbang kan untuk menggunakan SKAU SKAU penting untuk dokumen angkutan karena kewajiban 30 100 4 Percobaan Mencoba menggunakan SKAU tidak mencoba menggunakan SKAU, karena petani ingin simpel dengan cara menjual kayu ke tengkulak. 30 100 5 Adopsi Menggunakan SKAU pada periode berikutnya tidak pernah menggunakan SKAU, karena sistem penjualan kayu melalui tengkulak. 30 100 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian 2011 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa petani hutan rakyat di Desa Jugalajaya hanya 3 orang yang mengetahui tata cara penerbitan dokumen SKAU 10. Menurut ketua kelompok tani, hal ini terjadi karena kurangnya sosialisasi baik dari dinas pertanian dan kehutanan maupun dari pejabat desa setempat. Petani menganggap SKAU penting 100 hanya sebatas kewajiban untuk dokumen dalam pengangkutan kayu agar tidak ditilang oleh polisi dan dinas perhubungan. Dari kelima tahapan adopsi, hanya tahap sadar, tahap minat, dan tahap evaluasi saja yang dilakukan oleh petani, sedangkan tahap percobaan dan tahap adopsi tidak dilakukan. Hal ini dikarenakan sistem penjualan kayu di hutan rakyat biasanya melalui tengkulak, jadi tengkulaklah yang selama ini mengurus dokumen SKAU. Maka dapat dikatakan bahwa respon petani terhadap SKAU adalah negatif.

5.5.2. Respon TengkulakPengusaha Hutan Rakyat Terhadap SKAU

TengkulakPengusaha hutan rakyat yang diwawancarai dalam penelitian ini berjumlah 5 orang. Semua TengkulakPengusaha yang diwawancarai mengetahui SKAU. Tidak jauh berbeda dengan petani hutan rakyat, pemahaman tengkulakpengusaha terhadap SKAU sama saja, yaitu hanya sebatas fungsi SKAU sebagai dokumen pengangkutan hasil hutan dari hutan hak. TengkulakPengusaha mengetahui keberadaan SKAU dengan sumber informasi, yaitu : informasi dari pejabat desa 20, informasi dari rekanan sesama tengkulakpengusaha 40, atau informasi dari Pejabat Dinas Kehutanan 40. Data hasil wawancara tentang respon tengkulakpengusaha terhadap SKAU disajikan pada Tabel 10 sebagai berikut. Tabel 10 Respon tengkulakpengusaha terhadap SKAU No Tahapan Adopsi Pernyataan Jawaban Jumlah 1 Sadar Mengetahui SKAU a.informasi dari Pejabat Desa b.informasi dari rekanan sesama tengkulakpengusaha c.informasi dari Pejabat Dinas Kehutanan 1 2 2 20 40 40 2 Minat Mengetahui informasi tentang SKAU tahu tata cara penerbitan SKAU dan mengetahui jenis kayu yang menggunakan SKAU 5 100 3 Evaluasi Mulai mempertimbang kan untuk menggunakan SKAU SKAU penting untuk dokumen angkutan karena kewajiban 5 100 4 Percobaan Mencoba menggunakan SKAU menggunakan blanko SKAU desa untuk pengangkutan kayu 5 100 5 Adopsi Menggunakan SKAU pada periode berikutnya menggunakan blanko SKAU Desa dalam setiap kegiatan pengangkutan kayu 5 100 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian 2011 Tengkulakpengusaha mengetahui tata cara penerbitan SKAU dan mengetahui jenis kayu yang menggunakan SKAU 100. Tetapi pengetahuan mereka hanya sebatas mengetahui tata cara penerbitan blanko SKAU format desa Lampiran 7. Menurut salah satu tengkulakpengusaha kayu, setiap kali mengurus blanko SKAU dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 30.000. Tengkulakpengusaha menganggap SKAU penting untuk dokumen angkutan karena kewajiban 100, karena selain untuk dokumen pengangkutan kayu, SKAU juga digunakan sebagai syarat untuk mengurus dokumen angkutan berikutnya setelah kayu bulat dari hutan rakyat diolah, yaitu Faktur Angkut Kayu Olahan FA-KO. Tengkulakpengusaha selama ini menggunakan SKAU untuk pengangkutan kayu 100, tetapi blanko SKAU yang selama ini mereka gunakan adalah blanko SKAU dari desa Lampiran 7. Seharusnya blanko SKAU diterbitkan oleh dinas propinsi Lampiran 6. Hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan serta sanksi dari dinas kehutanan setempat dalam pelaksanaan SKAU di lapangan. Respon tengkulakpengusaha dengan adanya SKAU adalah netral, karena kelima tahapan adopsi dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan isi Peraturan tentang SKAU.

5.5.3. Respon Pejabat Desa Terhadap SKAU