5.6.4. Sosialisasi dan Pengawasan Dinas Kehutanan
Kurangnya sosialisasi dari petugas Dinas Kehutanan Daerah kepada masyarakat, menyebabkan SKAU tidak berjalan efektif. Masyarakat juga banyak
yang tidak mengetahui keberadaan blanko SKAU. Melihat sistem penjualan kayu hutan rakyat, maka sosialisasi sebaiknya tidak hanya dilakukan kepada petani,
tetapi sosialisasi juga perlu dilakukan kepada tengkulak dan pengusaha industri penggergajian kayu. Selain itu, perlu dilakukan pengawasan oleh Dinas
Kehutanan setempat agar tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan SKAU di lapangan, serta perlu adanya sanksi bagi pelaku usaha yang melakukan
penyimpangan dalam pelaksanaan SKAU.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan proses adopsi Rogers dan Shoemaker 1971 serta teori respon Sajogyo dan Pudjiwati 2002, dapat disimpulkan bahwa respon yang
ditunjukkan oleh petani terhadap SKAU adalah negatif, karena dari kelima tahapan adopsi, hanya tahap sadar, tahap minat, dan tahap evaluasi saja yang
dilakukan oleh petani, sedangkan tahap percobaan dan tahap adopsi tidak dilakukan. Hal ini dikarenakan sistem penjualan kayu hutan rakyat melalui
tengkulak, jadi tengkulaklah yang selama ini mengurus SKAU. Respon tengkulakpengusaha kayu dan Pejabat Desa terhadap SKAU adalah netral, karena
kelima tahapan adopsi dilaksanakan tetapi tidak sesuai dengan isi Peraturan tentang SKAU. Sedangkan Respon Pejabat Dinas Kehutanan terhadap SKAU
adalah positif, karena kelima tahapan adopsi dilaksanakan sesuai dengan isi Peraturan tentang SKAU. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan SKAU
antara lain : dokumen SKAU yang digunakan, sistem penjualan kayu hutan rakyat, jenis kayu yang diangkut, dan kurangnya sosialisasi dan pengawasan dari
Pejabat Dinas Kehutanan.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini keberadaan peraturan tentang SKAU perlu mendapatkan telaah yang mendalam, apabila SKAU masih diperlukan maka perlu
adanya sosialisasi dari Dinas Kehutanan setempat terkait dengan kebijakan SKAU kepada semua stakeholders dan perlu juga dilakukan pengawasan dalam
pelaksanaan SKAU di lapangan oleh Dinas Kehutanan setempat agar tidak terjadi penyimpangan. Untuk menambah informasi tentang respon pelaku usaha hutan
rakyat terhadap kebijakan SKAU perlu dilakukan penelitian serupa pada tempat yang berbeda.