Respon Petani Hutan Rakyat Terhadap SKAU

5.5. Respon Masing-Masing Pelaku Usaha Terhadap SKAU

Respon merupakan reaksi atau jawaban yang diberikan terhadap sesuatu. Respon yang diberikan dapat berbentuk ucapan maupun tindakan. Respon yang ditunjukkan oleh masyarakat terhadap penerimaan suatu proyekkegiatan berbeda- beda. Pebedaan respon yang ditunjukkan masyarakat terhadap kegiatan tersebut dapat dilihat dari tahapan yang disebut proses adopsi. Menurut Rogers dan Shoemaker 1971 proses-proses adopsi tersebut terdiri dari 5 tahap, yaitu : awareness stage tahap sadar, interest stage tahap minat, evaluation stage tahap evaluasi, trial stage tahap percobaan, dan adoption stage tahap adopsi. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan SKAU secara langsung terdiri dari empat pelaku usaha, yaitu pejabat dinas kehutanan, pejabat desa, petani, dan tengkulakpengusaha. Pejabat dinas merupakan pihak yang mengeluarkan petunjuk teknis Juknis dalam pelaksanaan penatausahaan hasil hutan dan mengatur ketersediaan blanko SKAU, pejabat desa merupakan pejabat penerbit SKAU, sedangkan petani, tengkulak dan pengusaha merupakan pihak yang mengajukan permohonan blanko SKAU. Data hasil wawancara tentang respon responden terhadap SKAU disajikan berikut ini :

5.5.1. Respon Petani Hutan Rakyat Terhadap SKAU

Petani hutan rakyat yang diwawancarai dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Petani di Desa Jugalajaya mengetahui keberadaan SKAU dengan informasi yang diperoleh dari : informasi dari kelompok tani 33,33, informasi dari pejabat desa 23,33, atau informasi dari tengkulak 43,33. Pemahaman petani terhadap SKAU hanya sebatas fungsi SKAU sebagai dokumen pengangkutan hasil hutan dari hutan hak. Data hasil wawancara tentang respon petani hutan rakyat terhadap SKAU disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Respon petani terhadap SKAU No Tahapan Adopsi Pernyataan Jawaban Jumlah 1 Sadar Mengetahui SKAU a. informasi dari kelompok tani b. informasi dari Pejabat Desa c. informasi dari tengkulak 10 7 13 33,33 23,33 43,33 2 Minat Mengetahui informasi tentang SKAU a. mengetahui tata cara penerbitan SKAU b.mengetahui jenis kayu yang menggunakan blanko SKAU c. tidak mau tahu mengenai SKAU 3 7 20 10 23,33 66,67 Tabel 9 lanjutan No Tahapan Adopsi Pernyataan Jawaban Jumlah 3 Evaluasi Mulai mempertimbang kan untuk menggunakan SKAU SKAU penting untuk dokumen angkutan karena kewajiban 30 100 4 Percobaan Mencoba menggunakan SKAU tidak mencoba menggunakan SKAU, karena petani ingin simpel dengan cara menjual kayu ke tengkulak. 30 100 5 Adopsi Menggunakan SKAU pada periode berikutnya tidak pernah menggunakan SKAU, karena sistem penjualan kayu melalui tengkulak. 30 100 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian 2011 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa petani hutan rakyat di Desa Jugalajaya hanya 3 orang yang mengetahui tata cara penerbitan dokumen SKAU 10. Menurut ketua kelompok tani, hal ini terjadi karena kurangnya sosialisasi baik dari dinas pertanian dan kehutanan maupun dari pejabat desa setempat. Petani menganggap SKAU penting 100 hanya sebatas kewajiban untuk dokumen dalam pengangkutan kayu agar tidak ditilang oleh polisi dan dinas perhubungan. Dari kelima tahapan adopsi, hanya tahap sadar, tahap minat, dan tahap evaluasi saja yang dilakukan oleh petani, sedangkan tahap percobaan dan tahap adopsi tidak dilakukan. Hal ini dikarenakan sistem penjualan kayu di hutan rakyat biasanya melalui tengkulak, jadi tengkulaklah yang selama ini mengurus dokumen SKAU. Maka dapat dikatakan bahwa respon petani terhadap SKAU adalah negatif.

5.5.2. Respon TengkulakPengusaha Hutan Rakyat Terhadap SKAU