Pembuatan Inokulum Pengaruh lama penyimpanan terhadap kualitas inokulum Trichoderma viride dan Rhizopus oryzae untuk hidrolisis tongkol jagung

31 Tabel 5. Hasil perhitungan komposisi campuran substrat inokulum dengan rasio CN = 51 Komponen Onggok+bekatul b.k Onggok+Bungkil Kacang Tanah b.k Onggok+Ampas Tahu b.k Persentase bobot 1,86 : 7,43 4,02 : 3,50 3,61: 4,71 Abu 10,50 3,56 2,81 Protein 10,76 13,31 12,03 Lemak 13,14 10,91 3,60 Serat Kasar 11,78 5,71 21,41 Karbohidrat by difference 53,81 66,51 60,16

2. Pembuatan Inokulum

Inokulum merupakan bahan dalam bentuk padat maupun cair yang mengandung spora atau konidia yang sengaja ditambahkan pada substrat. Tujuan dibuatnya spora kapang dalam bentuk inokulum adalah untuk mempermudah penggunaan kapang tersebut dan membuat kapang menjadi tahan lama untuk dapat digunakan langsung saat diperlukan. Produksi inokulum dilakukan dengan menggunakan media yang telah dihitung kombinasinya. Sebelum diinokulasi, media tersebut harus ditambahkan air untuk memberikan kondisi pertumbuhan yang sesuai untuk kapang. Selain itu, substrat juga harus disterilkan untuk menghindari tumbuhnya kapang lain. Media substrat yang telah siap, dimasukkan ke dalam wadah plastik baskom yang telah disterilkan dan dimasukkan ke dalam ruangan steril. Kapang yang telah disegarkan dengan menggunakan media agar miring PDA diinokulasikan ke dalam media dan ditutup dengan menggunakan kertas buram. Kertas buram digunakan karena kapang membutuhkan oksigen untuk melakukan metabolisme dalam pertumbuhannya, namun untuk menghindari kontaminasi maka wadah ditutup dengan menggunakan bahan yang tidak terlalu rapat seperti kertas buram. Media yang telah diinokulasikan dengan kapang tersebut kemudian diinkubasikan selama tiga hari untuk mendapatkan pertumbuhan kapang pada fase awal stasioner. Fase ini dipilih karena spora kapang berada pada kondisi maksimal. Menurut Gandjar 2006, kapang Trichoderma viride dan Rhizopus oryzae cenderung mengalami fase stationer setelah diinkubasi selama 3 hari. Setelah pemanenan inokulum kapang selanjutnya dilakukan pengeringan inokulum tersebut pada suhu 50°C selama satu hari. Suhu pengeringan ini tidak boleh terlalu tinggi dikarenakan dapat mematikan spora kapang. Pengeringan dilakukan agar aktivitas metabolisme kapang menjadi terhenti dikarenakan tidak memiliki kondisi kadar air yang sesuai bagi kapang untuk melakukan metabolisme. Menurut Fardiaz 1989, air sangat mempengaruhi pertumbuhan kapang dikarenakan air berfungsi sebagai reaktan dan struktur organ dari kapang. Inokulum yang telah kering disimpan dalam plastik yang telah diberi klep serta disimpan dalam stoples yang tahan terhadap uap air dari luar. Kemasan ini digunakan untuk menjaga agar kadar air di dalam bahan tidak mengalami perubahan serta untuk mempermudah dalam pengujian viabilitas spora. Jenis plastik yang digunakan adalah jenis polietilen. Menurut Sacharow dan Griffin 1970, plastik jenis polietilen memiliki derajat kerapatan yang baik dan mempunyai ketebalan 0,001 sampai 0,01 inchi. Dikarenakan hal inilah maka plastik polietilen baik digunakan untuk menjaga kondisi suhu dan kelembapan inokulum. Selain itu jenis plastik ini juga mudah diperoleh di pasaran sehingga dapat memudahkan masyarakat dalam penggunaannya. Penyimpanan dilakukan dalam kondisi suhu ruang 28-32°C.

B. P

p t k t 1 PERUBAH Pengu pengamatan se terdiri atas pen kapang tersebu terhadap perub

1. Kadar A