26
III. METODOLOGI
A. BAHAN DAN ALAT
1. Bahan
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini terdiri atas: media untuk pembuatan inokulum, yaitu: onggok tapioka, bekatul beras, bungkil kacang tanah, dan ampas tahu; isolat
kapang, yaitu: kapang Trichoderma viride dan Rhizopus oryzae; media untuk pengujian produktivitas inokulum, yaitu: tongkol jagung. Media untuk pembuatan kultur awal dan pengujian
viabilitas spora, yaitu: Potato Dextrose Agar; bahan kimia untuk analisa, yaitu: alkohol 96, metanol, air destilat, asam sulfat H
2
SO
4
, asam borat H
3
BO
4
, natrium hidroksida NaOH, fenol 5, asam dinitrosalisilat DNS, katalis, Potato Dextrose Agar PDA, Pb asetat, pelarut heksan,
dan bahan-bahan lainnya.
2. Alat
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas: peralatan yang digunakan untuk proses penyiapan media inokulum, yaitu: pengayak 40 mesh, hammer mills, mixer, dan alat
penggiling lainnya; peralatan yang digunakan untuk proses kultivasi dan penyiapan kultur awal, yaitu: besek, inkubator, cawan petri, tabung reaksi, pembakar bunsen, dan autoklaf; peralatan
yang digunakan untuk analisa, yaitu: oven, cawan porselen, cawan alumunium, labu erlenmeyer, labu ukur, desikator, tabung Soxhlet, labu didih, sudip, kertas saring, neraca analitik, penjepit,
magnetic stirrer
, dan pipet volumetrik.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
1. Produksi Inokulum
a.
Penyiapan dan Karakterisasi Substrat
Media yang digunakan untuk pembuatan inokulum adalah ampas tapioka onggok, bekatul, bungkil kacang tanah dan ampas tahu. Media tersebut dikeringkan terlebih dahulu
dengan cara dikeringanginkan pada cahaya matahari, sedangkan ampas tahu dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 50°C. Media yang telah kering kemudian dihancurkan
dengan menggunakan hammer mills dan blender sampai hancur menjadi tepung, dan disaring dengan menggunakan pengayak 40 mesh.
Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis komponen bahan yaitu komponen proksimat yang meliputi kadar air, abu, protein, lemak, serat kasar, dan karbohidrat by
difference . Prosedur analisa dapat dilihat pada Lampiran 1. Setelah diketahui komposisi
proksimat bahan, selanjutnya dilakukan penghitungan komposisi media inokulum. Media yang digunakan terdiri atas kombinasi onggok dengan bekatul, onggok dengan bungkil
kacang tanah dan onggok dengan ampas tahu. Penghitungan jumlah kombinasi setiap bahan dihitung dengan menggunakan nilai nisbah CN sebesar 51 Doelle et al., 1992. Nilai kadar
27
karbon dihitung dengan menggunakan pendekatan nilai kadar karbohidrat by difference dalam bahan, sedangkan nilai kadar nitrogen dihitung dengan menggunakan pendekatan nilai
kadar protein dalam bahan.
b. Penyiapan Kultur
Penyegaran kultur dilakukan dengan cara menginokulasikan kapang Rhizopus oryzae
dan Trichoderma viride ke media agar miring Potato Dextrose Agar PDA. Metode inokulasi ini dilakukan dengan menggunakan jarum ose secara aseptis. Kemudian tabung
tersebut ditutup dengan kapas dan diinkubasi di dalam inkubator dengan suhu 32°C selama 6 hari.
c. Pembuatan Inokulum
Pembuatan inokulum dilakukan dengan menggunakan wadah plastik yang sudah disterilkan dengan menggunakan alkohol 96. Setelah kondisi steril, sebanyak 50 g substrat
inokulum yang telah disterilkan dimasukkan ke dalam wadah tersebut. Komposisi substrat dapat dilihat pada Lampiran 2. Kemudian ke dalam substrat tersebut diinokulasikan suspensi
spora yang sudah disegarkan sebanyak 20 vb, bobot kering yaitu sebanyak 10 ml suspensi, kemudian diaduk dan ditutup dengan kertas buram.
Substrat tersebut selanjutnya diinkubasikan pada inkubator dengan suhu antara 26- 35°C suhu ruang. Inkubasi dilakukan selama 3 hari dan kemudian dikeringkan dengan
menggunakan oven dengan suhu 50°C selama 1 hari. Setelah kering, inokulum disimpan dalam tempat tertutup yang telah dilapisi plastik. Tempat penyimpanan tersebut mempunyai
suhu antara 28-30°C dan kelembaban relatif Rh sekitar 60-80. Setelah itu inokulum kapang tersebut dipanen dan dikeringkan serta disimpan pada kemasan plastik.
2. Kajian Umur Simpan Inokulum
Inokulum disimpan selama 2 bulan dengan dilakukan pengujian kadar air dan viabilitas spora setiap minggu prosedur analisa disajikan pada Lampiran 1. Rancangan percobaan yang
digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan faktor perlakuan komposisi substrat yang terdiri atas 3 taraf yaitu: onggok dengan bekatul, onggok dengan bungkil kacang tanah dan
onggok dengan ampas tahu. Faktor lainnya adalah faktor lama penyimpanan yang terdiri atas 9 taraf, yaitu: minggu ke-0, minggu ke-1, minggu ke-2, minggu ke-3, minggu ke-4, minggu ke-5,
minggu ke-6, minggu ke-7, dan minggu ke-8. Uji analisa perubahan kadar air dan viabilitas spora inokulum dapat dilihat pada Lampiran 3. Tiap perlakuan memiliki dua kali ulangan. Model
rancangan percobaan yang digunakan adalah sebagai berikut Mattjik et al., 2000:
Yijk = μ + αi + βj + αβij + εijk
Keterangan: Yijk
= nilai pengamatan μ =
rata-rata sebenarnya
αi = pengaruh faktor α komposisi substrat pada taraf ke-i i: onggok+bekatul, onggok+ampas tahu, onggok+bungkil kacang tanah
βj = pengaruh faktor
β lama penyimpanan pada taraf ke-j j: 1,2,3,4,5,6,7,8 αβij = pengaruh interaksi faktor α taraf ke-i dengan faktor β taraf ke-j
εijk = galat error
28
Data yang dihasilkan dianalisis dengan ANOVA menggunakan Statistic Analysis Software
SAS dengan tingkat kepercayaan sebesar 95. Apabila didapatkan hasil yang berpengaruh nyata, maka akan dilakukan uji lanjut Duncan untuk mengetahui perbedaan
perlakuan yang ada.
3. Aplikasi Inokulum untuk Hidrolisis Tongkol Jagung