Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Tahapan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi yang terletak pada titik 0º 45’ - 2º 45’ LS dan 101º 0’ - 104º 55’ BT Gambar 5 pada bulan Maret 2012 – Mei 2012. Pengolahan dan analisis data dilakukan pada bulan Juni 2012 – Agustus 2012 di Laboratorium Remote Sensing dan GIS, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. a. Data primer : - Data groundcheck lapangan - Hasil survey dan wawancara b. Data Sekunder - Data hotspot Balai Konservasi Sumber Daya Alam BKSDA Provinsi Jambi yang diperoleh dari ASMC periode Januari tahun 2011 sampai Maret tahun 2012 pemantauan satelit National Oceanic and Atomospheric Administration NOAA-18. - Laporan kegiatan patroli pemadaman kebakaran Balai Konservasi Sumber Daya Alam BKSDA Manggala Agni Kabupaten Tebo. - Data curah hujan rata-rata bulanan Kabupaten Tebo periode tahun 2011 sampai Maret tahun 2012 dari stasiun pengamat cuaca Badan Meteorologi dan Geofisika BMKG Provinsi Jambi - Kondisi umum wilayah Kabupaten Tebo dari Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Jambi. - Peta penutupan lahan Kabupaten Tebo tahun 2011 - Peta dasar administrasi Kabupaten Tebo Provinsi Jambi c. Alat yang digunakan selama penelitian diantaranya: - GPS Global Positioning System tipe Garmin 76CSx - Kamera Digital - Perangkat Komputer pribadi yang dilengkapi perangkat lunak ArcView GIS ver 3.2, ArcGIS 9.3, SPSS 16.0 dan Microsoft Office Gambar 5 Lokasi Penelitian

3.3 Tahapan Penelitian

Pencegahan kebakaran hutan merupakan salah satu upaya dalam pengendalian kebakaran hutan. Tindakan pengendalian bertujuan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan yang telah terjadi agar tidak meluas. Output yang diharapkan dalam menganalisis akurasi kejadian kebakaran adalah lebih dari 50. Verifikasi di lapangan bertujuan untuk mengidentifikasi apakah titik hotspot yang terdeteksi pada wilayah bersangkutan merupakan kejadian kebakaran. Hal ini disebabkan hotspot memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap suhu, misalnya cerobong asap, tambang minyak, terkadang dapat dideteksi sebagai hotspot kebakaran Thoha 2008. Berdasarkan hal tersebut maka kebakaran hutan yang diindikasi dengan data hotspot memiliki bias yang sangat besar, karena sensor satelit tidak dapat menembus awan sehingga dapat menghasilkan prakiraan titik kebakaran yang salah. Diagram alir penelitian secara rinci dijelaskan pada Gambar 6. Tabel 1 Tahapan penelitian Tujuan Parameter Metode analisis Sumber data Output Mengidentifikasi jumlah titik hotspot pada setiap klasifikasi tutupan lahan  Peta kelas tutupan lahan  Jumlah titik hot spot yang diperoleh dari data citra  Analisis Spasial dengan menggunakan software ArcGIS - Data primer data observasi lapangan, data hotspot - Data sekunder Peta tutupan lahan,peta dasar administrasi Prakiraan jumlah titik hotspot di setiap tutupan lahan Menghitung akurasi citra hotspot untuk identifikasi kebakaran hutan  Jumlah titik hot spot yang diperoleh dari data citra  Jumlah titik hot spot dari observasi lapangan  Analisis Spasial dengan menggunakan software Arc View 3.2, ArcGIS - Data primer Data hotspot, data observasi lapangan Estimasi akurasi citra hotspot 50 Identifikasi latar belakang penyebab kebakaran hutan  Aktivitas masyarakat sekitar sebagai penyebab terjadinya kebakaran hutan  Analisis Pemobobotan menggunakan metode ranking - Data Primer Pengamatan Lapangan - Data Sekunder Data kecamatan setempat Latar belakang utama terjadinya kebakaran hutan

3.4 Metode Pengumpulan Data