Tujuan dari penerapan algoritme ini adalah untuk mendeteksi hotspot dalam luasan yang masuk akal, untuk dianggap sebagai kebakaran hutan.
2.5.5 Penerjemahan Hotspot dan Kejadian Kebakaran di Lapangan
Setiap hotspot menunjukkan titik tengah dari piksel yang berukuran ±1 km
2
sehingga koordinat hotspot tidak selalu sama dengan koordinat kebakaran di lapangan. Sebuah hotspot tidak dapat diterjemahkan bahwa telah terjadi
kebakaran seluas 1 km
2
di daerah tersebut, hotspot hanya berarti kebakaran tersebut terjadi di dalam lingkup piksel berukuran 1 km
2
tersebut. Ketika kita melakukan zoom pembesaran pada sebuah gambar maka kita
akan melihat gambar menjadi pecah dan terdapat kotak-kotak. Kotak-kotak itulah yang dinamakan piksel. Secara sederhana piksel diartikan sebagai unit terkecil
dari citra satelitfoto. Satu piksel pada citra satelit NOAA, TERRA dan AQUA setara dengan ± 1 km
2
. Namun 1 piksel tidak selalu setara dengan 1 km
2
, ketika berada di pinggir lintasan scan track maka nilai piksel dapat bernilai lebih dari 1
km
2
. Ketika terjadi kebakaran hutanlahan di dalam areal sebuah piksel dan terdeteksi sebagai hotspot maka koordinat kebakaran hutanlahan tersebut akan
ditampilkan di tengah piksel meskipun lokasi kebakaran berada di pinggir piksel. Sebagai konsekuensinya dalam tindaklanjut data hotspot kita harus menyusuri
areal kurang lebih 1 km dari koordinat hotspot untuk dapat menemukan lokasi kebakaran hutan sebenarnya.
Gambar 3 Piksel dari citra satelit dan hotspot yang terletak ditengah-tengah piksel
Satelit yang digunakan di dunia untuk memperoleh data hotspot pada saat ini adalah NOAA National Oceanic and Atmospheric Administration, TERRA dan
AQUA. Ketiga satelit tersebut dimiliki oleh Amerika Serikat. NOAA dikelola oleh United States Departemen of Commerce, sedangkan TERAA dan AQUA
dikelola oleh NASA National Aeronautics and Space Administration
Gambar 4 Ilustrasi antara deteksi hotspot dan kejadian kebakaran di lapangan
Keterangan : Gambar 4A. Ketika terjadi sebuah kebakaran di pojok kiri bawah dalam lingkup salah satu piksel
maka kebakaran tersebut ditampilkan sebagai suatu hotspot di tengah-tengah piksel tersebut.
Gambar 4B. Ketika terjadi dua buah kebakaran didalam salah satu piksel maka kebakaran tersebut akan tetap ditampilkan sebagai salah satu hotspot yang berada di tengah-tengah
piksel. Gambar 4C. Ketika terjadi 2 lokasi kebakaran, satu kebakaran terjadi didalam sebuah piksel dan
kebakaran lainnya terjadi di tengah-tengah dari 4 buah piksel maka kebakaran tersebut dapat terdeteksi 4 buah hotspot. Sehingga disimpulkan bahwa jumlah
hotspot tidak sama dengan jumlah titik api atau kejadian kebakaran
2.6 Tipe Sistem Informasi Kebakaran